Lezatnya Kuliner Khas Curup Kereta, Daya Tarik Wisata di Way Kanan

Curup Kereta di Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung, merupakan destinasi wisata yang menawarkan pesona alam sekaligus kekayaan kuliner khas yang menggugah selera. Selain panorama air terjun yang memukau, kawasan ini dikenal dengan hidangan tradisional yang selalu menarik perhatian wisatawan, terutama pindang baung dan pindang patin. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Curup Kereta, Meza Jaya, mengungkapkan bahwa kedua hidangan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Namun, kuliner khas ini umumnya hanya tersedia saat kawasan wisata tengah ramai dikunjungi.

Pindang baung dan pindang patin disajikan bersama seruit, hidangan khas Lampung yang memberikan sensasi rasa pedas dan asam yang khas. Olahan ini menggunakan bumbu tradisional yang kaya rempah, menciptakan cita rasa yang begitu nikmat. Meza menuturkan bahwa keunikan rasa dari kuliner ini kerap membuat wisatawan ketagihan dan ingin kembali mencicipinya saat berkunjung ke Curup Kereta.

Keberadaan kuliner khas ini tidak hanya menambah daya tarik wisata, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkenalkan budaya kuliner Lampung kepada wisatawan. Meza berharap bahwa dengan terus mempromosikan makanan tradisional, jumlah kunjungan ke Curup Kereta dapat terus meningkat. Pindang baung dan pindang patin yang berpadu dengan seruit tidak hanya menyajikan cita rasa khas daerah, tetapi juga menghadirkan pengalaman wisata yang lebih berkesan. Dengan segala daya tariknya, Curup Kereta siap memberikan kepuasan bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam sekaligus mencicipi kuliner autentik.

Kue Kicak Khas Jogja: Manis, Legit, dan Penuh Makna di Bulan Ramadan

Di berbagai wilayah Indonesia, terdapat makanan khas yang hanya muncul saat bulan Ramadan. Salah satu contohnya adalah kue kicak dari Yogyakarta, yang memiliki cita rasa manis dan filosofi mendalam.

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia selalu memiliki cerita unik terkait tradisi berpuasa. Salah satunya adalah keberadaan makanan khas di beberapa daerah yang hanya tersedia selama Ramadan.

Para penjual biasanya hanya membuat dan menjual hidangan ini saat bulan puasa karena sudah menjadi tradisi turun-temurun. Salah satu contoh kuliner khas tersebut adalah kue kicak dari Yogyakarta.

Menurut National Geographic, kue kicak telah dikenal sejak era 1950-an. Hidangan ini pertama kali dibuat oleh Sujilah, yang lebih akrab disapa Mbah Wono, istri dari Muhammad Wahono.

Mbah Wono tinggal di Kampung Kauman, Gondomanan, Yogyakarta. Ia memilih menjual kicak hanya di bulan Ramadan karena permintaannya lebih tinggi dibanding hari-hari biasa.

Kue kicak terbuat dari jaddah (ketan yang ditumbuk halus) yang dicampur dengan gula, parutan kelapa, nangka, pandan, dan vanili. Setelah semua bahan dicampur, adonan dikukus menggunakan api dari kayu bakar.

Kue ini memiliki rasa manis yang khas dan teksturnya cukup mengenyangkan, menjadikannya pilihan tepat untuk menu takjil. Biasanya, kicak dibungkus dengan daun pisang agar tetap segar serta memberikan aroma yang lebih nikmat.

Menurut seorang ahli kuliner Indonesia, Wira Hardiyansyah, kue kicak memiliki makna lebih dari sekadar makanan berbuka puasa. Dalam unggahan Instagram pada 31 Januari 2025, ia menjelaskan bahwa kicak sering dihidangkan dalam acara penting, seperti pernikahan dan penghormatan kepada orang tua.

“Kata ‘kicak’ mungkin berasal dari ‘kinca’, sebuah istilah dalam bahasa Jawa kuno yang merujuk pada gula Jawa. Istilah ini juga ditemukan dalam beberapa prasasti kuno,” tulisnya.

Tak hanya sebagai hidangan khas Ramadan, kue kicak juga melambangkan eratnya hubungan silaturahmi. Tekstur ketan yang lengket menyiratkan pesan untuk menjaga hubungan baik dengan sesama, terutama di bulan suci.

“Rasanya yang manis menjadi simbol keindahan. Makna keseluruhannya adalah, semakin erat silaturahmi, semakin indah kehidupan,” tambah Wira dalam unggahan tersebut.

Kari Rp 21 Ribu vs Rp 2,1 Juta: Mark Wiens Berikan Komentar Menarik

Food vlogger terkenal, Mark Wiens, kembali mengeksplorasi kuliner khas Thailand yang menggugah selera. Kali ini, ia membandingkan dua hidangan kari dengan perbedaan harga yang mencolok, yakni kari kaki lima seharga Rp 21 ribu dan hidangan premium seharga Rp 2,1 juta.

Dalam video yang diunggahnya, Wiens pertama-tama mencicipi kari murah di sebuah warung kaki lima bernama Pa Tim Thai Curry. Warung ini terkenal dengan berbagai hidangan khas Thailand, termasuk kari dengan isian seafood yang melimpah.

Meskipun harganya terjangkau, porsi dan kualitas bahan yang digunakan sangat mengesankan. Kari tersebut berisi potongan cumi berukuran besar, udang segar, serta ayam bumbu petai yang dimasak dengan rempah dan bawang putih melimpah.

“Isiannya benar-benar banyak, ada ayam berbumbu petai yang aromanya kuat dan khas,” ujar Wiens. “Rasa kari ini pedas, gurih, dengan sedikit manis, dan bawang putihnya sangat terasa. Sangat lezat!” tambahnya.

Selain kari, ia juga mencoba cumi yang diisi daging ayam cincang, menciptakan tekstur unik seperti sosis. Sementara itu, udang berbumbu bawang putih dan saus tiram memberikan rasa gurih yang membuatnya semakin menikmati hidangan ini.

Setelah puas dengan kari kaki lima, Wiens melanjutkan petualangan kulinernya ke restoran mewah Wana Yook yang menawarkan pengalaman makan kelas atas. Di tempat ini, ia mencicipi menu Khao Gaeng Wana Yook, yaitu paket nasi kari premium yang dibanderol Rp 2,1 juta per porsi.

Set menu ini terdiri dari beberapa hidangan, termasuk kari ayam dengan bumbu rempah kuat, beef salad berbahan wagyu yang lembut, Go Pad Kra (tumis daging kodok dengan basil), serta crispy duck egg dengan tekstur creamy yang menggugah selera.

“Karinya sangat kaya rasa, ada perpaduan rempah seperti lengkuas, cabai, dan jeruk nipis yang memberikan aroma smoky yang khas,” kata Wiens.

Beef salad berbahan wagyu juga menjadi favoritnya karena tekstur daging yang juicy dan lembut, dipadukan dengan ketumbar, bawang merah, air kelapa, serta perasan jeruk nipis yang memberikan sensasi segar.

Sementara itu, Go Pad Kra menawarkan rasa gurih manis dengan potongan daging kodok yang ditumis sempurna bersama basil khas Thailand. Hidangan ini memberikan cita rasa unik yang sulit ditemukan di tempat lain.

Sebagai pelengkap, crispy duck egg yang bagian kuningnya masih setengah matang memberikan sensasi creamy saat disantap bersama nasi dan taburan bawang merah serta daun bawang.

“Kombinasi kriuk dari bawang dan kecap ikan dengan kuning telur yang creamy sangat unik. Rasanya benar-benar fenomenal!” ujar Wiens.

Dari dua pengalaman kuliner yang berbeda ini, Wiens menyimpulkan bahwa masing-masing hidangan memiliki daya tarik tersendiri. Kari kaki lima menawarkan rasa otentik dengan harga terjangkau, sementara hidangan mewah di Wana Yook menghadirkan pengalaman kuliner premium dengan kualitas terbaik.

Lotek Macan, Kuliner Legendaris yang Tetap Eksis di Bandung

Warung Lotek Macan telah menjadi ikon kuliner di Kota Bandung sejak tahun 1970-an. Berlokasi di Jalan Macan No. 1, tempat makan berwarna hijau mencolok ini selalu ramai dipadati pelanggan. Lotek yang disajikan di warung ini dikenal memiliki cita rasa khas yang membuat pengunjung terus berdatangan dari waktu ke waktu.

Lotek Macan terdiri dari campuran sayuran seperti kangkung, toge, kacang panjang, dan labu yang telah dimasak terlebih dahulu. Ciri khas dari lotek ini terletak pada bumbu kacangnya yang diulek secara tradisional dengan bahan-bahan seperti kacang tanah, terasi, kencur, dan gula merah. Perpaduan ini menciptakan rasa gurih dan manis yang memanjakan lidah.

Harga satu porsi lotek di Warung Lotek Macan dibanderol antara Rp22 ribu hingga Rp25 ribu untuk versi komplit. Meskipun harganya cukup terjangkau, kualitas rasa yang ditawarkan tetap membuat pelanggan merasa puas. Selain lotek, warung ini juga menyajikan menu lain seperti gado-gado, nasi gulai, nasi rawon, dan mie kocok. Namun, lotek tetap menjadi hidangan paling favorit di antara pelanggan setia.

Pemilik warung, Brandt Suripatty, mengatakan bahwa cita rasa yang disajikan di warung ini disesuaikan dengan lidah orang Sunda. Salah satu menu yang mendapat sentuhan lokal adalah rawon yang memiliki rasa khas berbeda dari versi aslinya. Warung Lotek Macan buka setiap hari mulai pukul 09.30 hingga 16.30 WIB, termasuk akhir pekan. Kelezatan lotek dan beragam hidangan lainnya selalu menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung yang datang untuk menikmati sajian legendaris ini.

Demi Nasi Lemak Idaman, Pria Ini Terbang ke Kuala Lumpur

Nasi lemak telah menjadi salah satu kuliner ikonik Malaysia. Seorang pria asal Singapura bahkan rela melakukan perjalanan ke Kuala Lumpur hanya untuk menikmati kelezatan nasi lemak autentik.

Di Indonesia, ada hidangan seperti nasi uduk dan nasi kuning yang populer. Sementara itu, Malaysia memiliki nasi lemak sebagai salah satu hidangan khasnya. Nasi lemak sendiri merupakan nasi yang dimasak dengan santan dan daun pandan, sehingga menghasilkan aroma yang harum dan cita rasa yang gurih.

Biasanya, nasi lemak disajikan dengan berbagai lauk pendamping seperti ikan bilis, kacang goreng, irisan mentimun, telur rebus, serta sambal yang khas.

Karena letak geografisnya yang berdekatan, nasi lemak juga cukup populer di Singapura. Namun, banyak orang berpendapat bahwa nasi lemak di Malaysia memiliki cita rasa yang lebih lezat dibandingkan dengan versi Singapura.

Seperti yang diungkapkan oleh seorang influencer asal Singapura bernama Darshen. Dalam sebuah video di akun TikTok-nya, ia mengungkapkan kekagumannya terhadap nasi lemak Malaysia yang menurutnya jauh lebih enak dibandingkan nasi lemak di negaranya.

Saking gemarnya dengan nasi lemak di Malaysia, Darshen bahkan rela terbang ke Kuala Lumpur pada pukul 6 pagi hanya untuk menikmati hidangan tersebut. Perjalanan udara dari Singapura ke Kuala Lumpur sendiri hanya memakan waktu sekitar 45 menit. Begitu tiba, ia langsung menuju restoran Village Park, yang terkenal dengan sajian nasi lemaknya yang menggugah selera.

Menurut Darshen, nasi lemak di restoran tersebut adalah yang paling enak yang pernah ia coba. Ia pertama kali mencicipinya pada Oktober 2023 dan langsung jatuh hati dengan kelezatan rasanya.

“Ini adalah nasi lemak terbaik yang pernah saya makan dalam hidup saya. Saya benar-benar merindukan nasi lemak ini setelah kembali ke Singapura,” ujar Darshen.

Karena kecintaannya terhadap nasi lemak ini, ia bahkan berencana untuk kembali lagi ke Kuala Lumpur demi menikmatinya, sekaligus menjelajahi berbagai restoran lain yang menyajikan nasi lemak di Malaysia.

Perdebatan mengenai asal-usul nasi lemak kerap muncul antara warga Malaysia dan Singapura. Beberapa netizen dari kedua negara mengklaim bahwa hidangan ini berasal dari negara mereka masing-masing. Namun, jika merujuk pada sejarahnya, nasi lemak memang dikenal sebagai makanan tradisional khas Malaysia.

Colo-Colo, Sambal Segar Khas Maluku yang Menggugah Selera

Sambal Colo-Colo merupakan salah satu kekayaan kuliner khas Maluku yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Sambal ini memiliki cita rasa segar dan pedas yang membuatnya begitu istimewa. Berbeda dari sambal pada umumnya, Colo-Colo tidak diulek, melainkan dibuat dengan mencampurkan berbagai bahan segar yang diiris tipis. Kombinasi rasa pedas dari cabai, keasaman dari jeruk nipis, serta sedikit rasa manis menjadikan sambal ini cocok sebagai pelengkap berbagai hidangan, terutama ikan bakar. Beberapa variasi sambal Colo-Colo yang populer di Maluku di antaranya adalah Colo-Colo Lemon China, Colo-Colo Tomi-Tomi Campur Bagasang, serta Colo-Colo Belimbing.

Pembuatan sambal Colo-Colo cukup sederhana, namun rasanya sangat menggugah selera. Bahan-bahan yang digunakan umumnya terdiri dari cabai rawit dan cabai merah besar yang diiris tipis, bawang merah, tomat, perasan jeruk nipis, garam, gula, serta minyak kelapa panas yang disiram ke dalam campuran sambal untuk memberikan aroma yang khas. Selain itu, beberapa orang menambahkan kecap manis untuk sedikit rasa manis serta daun kemangi atau kenari sebagai pelengkap. Setelah semua bahan dicampur dan diaduk rata, sambal Colo-Colo siap dinikmati bersama hidangan favorit.

Selain menjadi pendamping utama ikan bakar, sambal ini juga cocok disajikan dengan ayam goreng, tahu tempe, atau nasi hangat. Kelezatan sambal Colo-Colo semakin memperkaya warisan kuliner Nusantara dan telah dikenal luas di berbagai daerah. Bagi pecinta kuliner pedas, mencoba sambal khas Maluku ini tentu menjadi pengalaman yang tidak boleh dilewatkan.

Ini Dia Menu Spesial yang Menjadi Hidangan di Oscar 2025

Malam Piala Oscar 2025 di Dolby Theatre, Hollywood, pada Minggu malam (02/03/2025) menjadi sorotan utama, tidak hanya karena prestasi sinematik, tetapi juga kemewahan yang hadir di dalam acara tersebut. Di balik kemegahan penghargaan bergengsi ini, hidangan-hidangan luar biasa yang disiapkan oleh chef legendaris Wolfgang Puck juga menjadi daya tarik utama bagi para tamu yang hadir, mulai dari selebriti hingga tamu undangan spesial.

Sebagai kepala chef di Governors Ball, sebuah acara makan malam eksklusif setelah penghargaan Oscar, Wolfgang Puck telah menghadirkan menu kelas dunia selama lebih dari tiga dekade. Pada tahun ini, Puck menyajikan kombinasi antara cita rasa klasik dengan inovasi yang memanjakan lidah, menjadikan momen tersebut lebih tak terlupakan.

Hidangan Ikonik dan Menu Baru yang Menggoda Selera

Salah satu menu klasik yang selalu dinantikan adalah Truffle Chicken Pot Pie, yang dipadu dengan cacio e pepe macaroni and cheese—sebuah hidangan yang kaya rasa, disajikan dengan krim keju lembut dan lada hitam yang memikat. Tak ketinggalan, Smoked Salmon yang disajikan dengan cracker berbentuk patung Oscar, menjadi hidangan ikonik di acara ini.

Sebanyak 181 kilogram salmon asap dan 100 kilogram kentang dipersiapkan untuk memenuhi selera 1.500 tamu yang hadir di Ray Dolby Ballroom. Selain hidangan klasik, lebih dari 70 menu baru yang terinspirasi dari berbagai belahan dunia juga disajikan. Salah satunya adalah Pad Thai dengan tambahan jahe, bawang putih, dan percikan sampanye, yang memberikan sentuhan elegan pada hidangan tradisional Thailand.

Hidangan-hidangan khas Jepang, seperti sushi, sashimi segar, dan crispy chicken karaage ala izakaya, turut meramaikan menu. Tak ketinggalan, ‘bougie tots’ dengan taburan kaviar premium dan Miyazaki Wagyu Beef—daging sapi Jepang berkualitas tinggi dengan truffle ponzu sauce—menjadi menu unggulan yang memukau tamu undangan.

Dessert dan Minuman Premium yang Memikat

Setelah hidangan utama, para tamu disuguhi pilihan dessert yang luar biasa. Di antaranya adalah Tropical ‘Kit Kat’ bars dengan cokelat hitam dan markisa, peach dan elderflower marbled macarons, hingga strawberry dan vanilla profiterole tart. Salah satu dessert yang menarik perhatian adalah chocolate Oscar statuettes, yang hadir dalam berbagai varian cokelat premium, serta piña colada eclair berbentuk patung Oscar.

Menu minuman tak kalah menarik, dengan kreasi koktail dari mixologist terkenal Charles Joly yang bekerja sama dengan Handshake Speakeasy dari Mexico City. Para tamu yang tidak mengonsumsi alkohol pun dapat menikmati ‘The Thespian’, sebuah koktail tanpa alkohol yang menjadi alternatif menyegarkan. Champagne Lallier, yang menjadi mitra resmi Oscar tahun ini, serta sake Dassai dari Asahi Shuzo menambah kemewahan pada acara tersebut.

Sebagai penutup, para tamu pun dapat menikmati hidangan ‘Late-Night Classics’, seperti juicy sliders dan crispy chicken tenders, yang disiapkan untuk menemani mereka hingga larut malam. Dengan hidangan-hidangan spektakuler ini, Oscar 2025 tidak hanya menjadi malam penghargaan dunia perfilman, tetapi juga sebuah perayaan kuliner yang tak terlupakan.

Otak-Otak Legendaris di Bangkok, Bertahan 112 Tahun dan Masih Diburu Pembeli

Otak-otak merupakan salah satu camilan yang digemari di berbagai negara Asia Tenggara. Di Bangkok, Thailand, terdapat penjual otak-otak yang telah berjualan selama lebih dari satu abad, menjadikannya salah satu yang paling legendaris.

Di Indonesia, otak-otak dikenal sebagai makanan khas dari daerah seperti Bangka Belitung dan Palembang. Hidangan ini berbahan dasar ikan, dengan ikan tenggiri sebagai pilihan utama karena memberikan cita rasa yang lezat.

Tak hanya di Indonesia, varian otak-otak juga dapat ditemukan di negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Meskipun bahan utamanya sama, yakni ikan, setiap negara memiliki racikan khas yang membedakannya.

Baru-baru ini, akun media sosial Bangkok Foodie membagikan video tentang pedagang otak-otak kaki lima di Bangkok. Menggunakan gerobak sederhana, pedagang ini mampu menghabiskan sekitar 90 kg adonan otak-otak setiap harinya.

Gerobak ini dikenal dengan nama “100 Years Fishcake” dan berlokasi di depan Wat Chakkrawat. Uniknya, usaha ini telah berjalan selama 112 tahun secara turun-temurun di tempat yang sama.

Menurut pemiliknya, otak-otak mereka dibuat menggunakan ikan tenggiri raja atau king mackerel, yang dicampur dengan rempah khas Thailand seperti daun basil, kaffir, bawang putih, cabai segar, dan temu kunci. Salah satu keunggulannya adalah penggunaan tepung yang sangat sedikit, sehingga menghasilkan tekstur yang kenyal namun tetap padat, membuat banyak pelanggan ketagihan.

Karena kepopulerannya, pelanggan disarankan untuk memesan beberapa hari sebelumnya agar tidak perlu antre lama. Meski bisa dibeli langsung di tempat, banyak orang rela mengantre demi mencicipi jajanan ini.

Dijual dengan harga 50 baht (sekitar Rp 24.200), satu porsi otak-otak ini berisi 18 potong yang cukup mengenyangkan. Sajian ini semakin nikmat dengan tambahan saus Thailand bercita rasa asam manis dan sedikit pedas.

Pemilik gerai ini juga mengungkapkan bahwa resep otak-otak dan bumbunya merupakan warisan dari nenek mereka yang telah bertahan selama lebih dari seabad.

Bagi yang berencana berkunjung ke Bangkok, gerai 100 Years Fishcake buka setiap hari dari pukul 09.30 hingga 14.00. Jajanan legendaris ini bisa menjadi salah satu kuliner yang patut dicoba saat berada di sana.

Caffè Vergnano 1882 Hadir di Jakarta, Bawa Cita Rasa Kopi Italia yang Autentik

Caffè Vergnano 1882, salah satu merek kopi legendaris asal Italia, kini resmi membuka gerai pertamanya di Indonesia. Kehadiran merek ini menandai langkah baru bagi para pencinta kopi tanah air yang ingin menikmati pengalaman kopi khas Italia yang telah diwariskan selama lebih dari 140 tahun. Didatangkan oleh PT Toffin Indonesia, Caffè Vergnano menghadirkan tradisi dan kualitas kopi yang diproses dengan teknik slow roasting, mempertahankan cita rasa alami dari setiap biji kopi.

Berlokasi di Summitmas Building, Sudirman, Jakarta, gerai ini membawa nuansa autentik kafe Italia yang elegan. Acara peresmian semakin istimewa dengan kehadiran Carolina Vergnano, CEO Caffè Vergnano sekaligus generasi keempat keluarga Vergnano, yang datang langsung dari Italia. Dalam sambutannya, Carolina menekankan bahwa kopi mereka diproses dengan metode khusus, yakni roasting setiap jenis kopi secara terpisah sebelum akhirnya diracik menjadi house blend khas Vergnano. Saat ini, Caffè Vergnano telah memiliki lebih dari 200 gerai di seluruh dunia, dan rencana ekspansi di Indonesia akan dilakukan secara bertahap dengan fokus awal pada supermarket, hotel, dan restoran sebelum membuka lebih banyak gerai.

Director Caffè Vergnano 1882 Indonesia, Jiebby Harold, mengungkapkan bahwa mereka juga menyasar komunitas olahraga, terutama penggemar motor besar dan supercar yang gemar menikmati kopi sebelum beraktivitas. Selain itu, Caffè Vergnano juga menawarkan tiga minuman khas, yaitu Latte al Pistachio Verde dengan sentuhan pistachio, Caramele Croccante yang memadukan karamel dan sea salt, serta Mocha Bombon yang menyajikan kombinasi espresso dan cokelat premium. Dengan suasana kafe bergaya Mid-Century Italia serta dedikasi tinggi terhadap seni meracik kopi, Caffè Vergnano 1882 siap menjadi destinasi utama para pencinta kopi di Jakarta dan membawa pengalaman kopi Italia yang autentik lebih dekat dengan masyarakat Indonesia.

Tribeca Grill, Restoran Ikonik Robert De Niro, Resmi Tutup Akibat Dampak Pandemi

Tribeca Grill, restoran ikonik milik aktor senior Robert De Niro, akhirnya resmi ditutup. Restoran yang telah berdiri sejak tahun 1990 ini tidak mampu bertahan dari dampak panjang pandemi COVID-19 yang melanda beberapa tahun lalu.

Sebagai aktor kawakan yang telah berkarier lebih dari setengah abad di Hollywood, Robert De Niro tidak hanya dikenal karena aktingnya yang luar biasa, tetapi juga sebagai pengusaha kuliner. Bersama rekannya, Drew Nieporent, ia mendirikan Tribeca Grill di Lower Manhattan, New York.

Selama lebih dari tiga dekade, restoran ini menjadi destinasi favorit bagi para selebriti dunia. Nama-nama besar seperti Naomi Campbell, Sean Penn, Nicole Kidman, Jennifer Lopez, hingga Mick Jagger kerap terlihat menikmati hidangan di tempat ini. Bahkan tokoh bersejarah seperti Nelson Mandela juga pernah bersantap di Tribeca Grill.

Tribeca Grill dikenal dengan sajian khas Amerika bergaya ‘New American’, menawarkan berbagai pilihan menu seperti steak, pasta, dan hidangan lainnya. Salah satu hidangan andalannya mencakup Pan Roasted Amish Chicken, Pan Seared Atlantic Salmon, 28 Day Dry-Aged Strip Steak, Tomahawk Steak, Butternut Squash Ravioli, serta Spicy Rigatoni. Harga menu di restoran ini berkisar mulai dari USD 31 atau sekitar Rp 512.000.

Meskipun telah menjadi salah satu restoran paling terkenal di New York, sayangnya bisnis ini tidak mampu pulih sepenuhnya setelah pandemi. Menurut Managing Partner Tribeca Grill, Marty Shapiro, tim restoran telah bekerja keras untuk mempertahankan standar tinggi dalam penyajian makanan. Namun, kondisi ekonomi yang belum stabil pascapandemi membuat mereka terpaksa menutup usaha ini.

Tribeca Grill secara resmi menutup pintunya pada 1 Maret lalu. Di hari terakhir operasionalnya, restoran ini dipadati pelanggan yang ingin merasakan pengalaman bersantap terakhir di tempat yang penuh kenangan tersebut.