Makanan Khas Korea yang Lezat untuk Berbuka Puasa

Berbuka puasa adalah saat yang sangat dinanti setelah seharian menahan lapar dan dahaga. Jika kamu ingin mencoba sesuatu yang berbeda, hidangan khas Korea bisa menjadi pilihan yang menarik untuk mengisi perut. Makanan Korea terkenal dengan cita rasa yang bervariasi, dan berikut adalah beberapa pilihan yang cocok untuk berbuka puasa. Salah satu hidangan yang terkenal adalah Kimchi Jjigae, sup kimchi yang pedas dan kaya rasa. Sup ini terbuat dari tahu, kimchi, dan daging yang dapat menghangatkan tubuh setelah berpuasa.

Selain itu, Hotteok, pancake manis khas Korea, juga bisa menjadi pilihan yang pas. Diisi dengan gula, kacang, dan kayu manis, hotteok memiliki tekstur renyah di luar dan lembut di dalam, menjadikannya camilan yang sempurna untuk berbuka. Rasanya yang manis akan memberikan energi cepat setelah seharian berpuasa. Kimbap juga merupakan pilihan praktis yang bergizi. Mirip dengan sushi, kimbap terdiri dari nasi yang dibumbui minyak wijen dan garam, lalu digulung dengan berbagai isian dalam lembaran rumput laut. Makanan ini kaya karbohidrat, protein, dan serat, serta mudah dimakan dalam satu gigitan.

Tteokbokki adalah makanan lainnya yang sering muncul di drama Korea. Terbuat dari tepung beras, tteokbokki sangat mengenyangkan setelah seharian berpuasa. Kamu bisa mencoba versi saus keju yang lebih creamy jika tidak ingin terlalu pedas. Untuk pencuci mulut, Bingsu, es serut khas Korea yang diisi dengan berbagai topping seperti kacang merah, buah, atau susu kental manis, sangat cocok untuk menyegarkan tubuh setelah berbuka puasa. Semua hidangan ini bisa menjadi pilihan menarik untuk berbuka puasa dengan cita rasa yang berbeda dan memuaskan.

Pilihan Minuman Sehat untuk Anak: Air dan Susu Tetap yang Terbaik

Memastikan anak mendapatkan asupan gizi seimbang tidak hanya bergantung pada makanan, tetapi juga dari minuman yang mereka konsumsi sehari-hari. Healthy Eating Research (HER) menekankan pentingnya memilih minuman yang mendukung pertumbuhan anak dengan mempertimbangkan faktor hidrasi, kandungan kalori, kadar kalsium, serta kesehatan secara menyeluruh. Menurut Wakil Direktur HER, Megan Elsener Lott, air dan susu merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Air tidak hanya membantu menjaga hidrasi tanpa tambahan kalori atau gula, tetapi juga menjadi pilihan paling aman bagi kesehatan mereka. Sementara itu, susu mengandung 300 miligram kalsium per cangkir, yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang dan perkembangan tubuh anak.

Anak berusia 1–3 tahun membutuhkan asupan kalsium sebanyak 700 mg setiap hari, sementara anak usia 4–8 tahun memerlukan 1.000 mg per hari. Untuk anak yang berusia 9–18 tahun, kebutuhan kalsium harian yang disarankan adalah 1.300 mg. Untuk mencapainya, Megan merekomendasikan konsumsi dua cangkir susu bagi anak usia 2–3 tahun, 2,5 cangkir untuk anak usia 4–8 tahun, dan 3 cangkir untuk mereka yang berusia di atas 9 tahun. Susu rendah lemak atau tanpa lemak menjadi pilihan terbaik guna mengurangi asupan lemak jenuh. HER juga mengingatkan agar konsumsi susu alternatif berbasis nabati serta susu berperisa dibatasi karena sering kali mengandung tambahan gula atau pemanis buatan yang tidak diperlukan.

Untuk anak yang menyukai jus, HER menyarankan agar hanya memberikan jus 100 persen murni dalam batas yang dianjurkan. Jus tidak dianjurkan untuk bayi di bawah 6 bulan, sedangkan anak usia 6–12 bulan dapat mengonsumsinya dalam jumlah terbatas, yaitu 2–4 ons per hari. Anak usia 1–6 tahun sebaiknya tidak melebihi 4–6 ons per hari, sementara anak usia 7–18 tahun dapat mengonsumsi 8–12 ons. Minuman bersoda juga sebaiknya dihindari karena kandungan gula yang tinggi, kurangnya nilai gizi, serta potensi menyebabkan kerusakan gigi. Selain itu, soda sering kali mengandung kafein yang tidak diperlukan oleh tubuh anak dan dapat mengganggu pola tidur serta kesehatannya. Orang tua disarankan untuk tidak memperkenalkan soda kepada anak usia dini, sementara bagi anak yang lebih besar, konsumsi soda sebaiknya dibatasi dan tidak dijadikan kebiasaan.

Alternatif Sumber Kalsium: Buah-Buahan yang Kaya Nutrisi

Susu dikenal sebagai sumber utama kalsium yang direkomendasikan, tetapi sebenarnya ada banyak buah yang juga mengandung mineral penting ini. Kalsium berperan besar dalam menjaga kekuatan tulang dan gigi serta mendukung fungsi otot. Menurut National Health Service Inggris, orang dewasa membutuhkan sekitar 700 miligram kalsium per hari. Hampir 99 persen kalsium dalam tubuh tersimpan di tulang dan gigi, berperan dalam mempertahankan kepadatan tulang serta mencegah osteoporosis. Selain itu, kalsium juga mendukung kontraksi dan relaksasi otot, serta memperkuat email gigi untuk melindungi dari bakteri dan asam.

Jika tidak menyukai susu atau memiliki intoleransi laktosa, beberapa buah bisa menjadi alternatif sumber kalsium. Kiwi, misalnya, mengandung sekitar 60 mg kalsium per buah dan kaya akan vitamin C yang baik untuk kulit serta produksi kolagen. Pepaya juga memiliki kandungan kalsium sekitar 30 mg per 100 gram, serta kaya vitamin A dan C yang mendukung kesehatan mata dan kekebalan tubuh. Rasberi menyediakan sekitar 32 mg kalsium dalam setengah cangkirnya dan memiliki serat tinggi yang baik untuk pencernaan. Jeruk, yang dikenal sebagai sumber vitamin C, juga mengandung 43 mg kalsium per 100 gram dan membantu menjaga kesehatan otot serta sistem imun. Lemon pun memiliki kandungan kalsium sekitar 26 mg per 100 gram, selain memberikan manfaat vitamin C dan serat.

Meski bermanfaat, konsumsi buah kaya kalsium secara berlebihan dapat menimbulkan efek samping seperti kembung, diare, atau refluks asam, terutama pada buah dengan tingkat keasaman tinggi seperti jeruk dan lemon. Buah beri yang dikonsumsi dalam jumlah berlebihan juga bisa memiliki efek pencahar. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah seimbang agar tetap mendapatkan manfaatnya tanpa risiko gangguan pencernaan.

Kolak Pisang, Takjil Tradisional yang Selalu Dinantikan Saat Ramadan

Kolak pisang, hidangan manis dengan kuah santan yang lezat, selalu menjadi pilihan utama sebagai takjil saat bulan Ramadan. Kehangatan dan rasa manisnya menjadikannya sajian yang selalu dirindukan untuk berbuka puasa. Tak hanya nikmat, kolak pisang juga memiliki nilai tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Misnawati, seorang warga di Jalan Rawamangun, Pekanbaru, mengungkapkan bahwa setiap tahun ia selalu membuat kolak pisang untuk keluarga. Menurutnya, hidangan ini dapat dikreasikan dengan berbagai bahan lain seperti singkong, labu kuning, dan kolang-kaling, sehingga memberikan variasi rasa dan tekstur yang semakin menggugah selera. Ia juga menambahkan bahwa di keluarganya, kolak pisang sudah menjadi menu andalan berbuka puasa karena mengenyangkan dan mudah dibuat.

Berdasarkan sejarah, kolak pisang berasal dari Jawa dan telah dikenal sejak abad ke-14. Nama “kolak” diyakini berasal dari kata Arab “khalaka” yang berarti “menciptakan” atau “memperbaiki”. Istilah ini mungkin merujuk pada proses pembuatan kolak yang memerlukan kesabaran dan ketelitian agar menghasilkan cita rasa yang sempurna.

Selain rasanya yang nikmat, kolak pisang juga kaya manfaat. Kandungan karbohidrat dalam pisang memberikan energi setelah berpuasa seharian, sementara seratnya membantu melancarkan pencernaan. Oleh karena itu, tak heran jika banyak keluarga di Indonesia menjadikannya menu wajib selama Ramadan. Lebih dari sekadar hidangan takjil, kolak pisang juga menjadi simbol kebersamaan yang mempererat hubungan keluarga saat berbuka puasa.

Rahasia Tetap Bugar Saat Puasa: Kombinasi Kurma dan Tempe yang Kaya Nutrisi

Menjalani ibadah puasa dengan tubuh tetap bertenaga memerlukan asupan makanan yang bergizi dan mudah dicerna. Kurma dan kedelai menjadi pilihan yang tepat karena kandungan nutrisinya yang seimbang. Menurut Ahli Gizi IPB University, Prof Ahmad Sulaeman, kedua makanan ini sangat baik dikonsumsi saat sahur dan berbuka untuk menjaga energi sepanjang hari. Dalam 100 gram kurma, terdapat sekitar 299 kalori, sementara tempe yang berasal dari kedelai mengandung sekitar 200 kalori per 100 gram. Selain sebagai sumber energi, tempe juga kaya akan protein nabati, serat, vitamin B, dan asam lemak esensial yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Prof Ahmad menjelaskan bahwa kurma mengandung gula alami dalam jumlah tinggi, dengan fruktosa sebagai komponen utama yang memberikan rasa manis dan meningkatkan rasa kenyang. Sementara itu, tempe memiliki protein berkualitas tinggi serta lemak sehat seperti linoleat dan linolenat. Kandungan gizinya meliputi 18-20 gram protein, 8 gram karbohidrat, serta sejumlah mineral penting seperti zat besi, kalsium, dan magnesium. Kombinasi kurma dan tempe dalam jumlah yang seimbang dapat membantu menjaga energi selama puasa tanpa menyebabkan lonjakan gula darah yang berlebihan.

Bagi penderita diabetes, konsumsi kurma dalam jumlah terbatas tetap aman karena adanya polifenol yang berperan sebagai antioksidan dan membantu menghambat enzim yang berpengaruh terhadap kadar gula darah. Mengonsumsi dua hingga tiga butir kurma per hari dalam pola makan seimbang dapat memberikan manfaat kesehatan. Tempe juga memiliki indeks glikemik rendah sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah dan dapat dikonsumsi tanpa batasan khusus asalkan sesuai dengan kebutuhan kalori harian. Untuk variasi menu, kurma dan tempe dapat diolah menjadi berbagai hidangan lezat seperti smoothie kurma-tempe atau sandwich tempe-kurma yang menggugah selera.