Review Restoran Phed Mark Punya Mark Wiens Di Thailand, Ken And Grat Cuma Kasih Bintang Segini…

Pada 6 November 2024, restoran Phed Mark yang dimiliki oleh food vlogger terkenal Mark Wiens di Thailand kembali menjadi perbincangan setelah dilakukan review oleh dua kritikus kuliner terkenal, Ken dan Grat. Meskipun restoran ini mendapatkan perhatian luas berkat pengaruh Mark Wiens, kedua kritikus ini memberikan penilaian yang cukup hati-hati. Mereka menyebutkan bahwa meskipun ada banyak aspek yang menarik, ada juga beberapa hal yang kurang memuaskan.

Ken dan Grat sepakat bahwa salah satu keunggulan dari Phed Mark adalah konsistensi rasa pada hidangannya. Restoran ini menawarkan berbagai hidangan khas Thailand dengan bahan-bahan yang segar dan cita rasa yang otentik. Ken mengatakan bahwa rasa pedas yang menjadi ciri khas masakan Thailand di Phed Mark benar-benar terasa menggigit, namun tetap bisa dinikmati oleh berbagai kalangan. Beberapa hidangan yang disarankan termasuk Pad Thai dan Tom Yum yang menurut mereka memiliki keseimbangan rasa yang pas.

Namun, meskipun makanan yang disajikan sangat enak, Ken dan Grat mengungkapkan kekurangan pada atmosfer restoran. Mereka menilai bahwa restoran tersebut terlalu ramai dan terkadang suasananya terasa sedikit berisik, terutama di jam-jam sibuk. Hal ini bisa mengurangi kenyamanan saat makan, terutama bagi mereka yang lebih memilih suasana yang lebih tenang dan santai.

Dalam penilaian akhir mereka, Ken dan Grat memberikan bintang yang cukup baik untuk Phed Mark, meskipun tidak setinggi yang diharapkan banyak orang. Mereka menyebutkan bahwa restoran ini masih sangat layak untuk dikunjungi jika Anda ingin merasakan masakan Thailand yang autentik. Namun, mereka juga berharap restoran ini bisa memperbaiki aspek kenyamanan, terutama terkait suasana yang lebih tenang dan pelayanan yang lebih efisien.

Perusahaan Unilever Food Solutions Rilis Tren Kuliner 2024 Untuk Pebisnis Makanan

Unilever Food Solutions (UFS) baru-baru ini meluncurkan tren kuliner 2024 yang dirancang untuk membantu para pebisnis makanan memahami arah perkembangan industri kuliner global. Tren ini memberikan wawasan berharga mengenai preferensi konsumen, inovasi produk, serta pola makan yang berkembang. Diharapkan, dengan informasi ini, para pelaku usaha kuliner dapat merancang strategi yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan pasar yang terus berubah.

Salah satu tema utama yang muncul dalam tren kuliner 2024 adalah meningkatnya permintaan terhadap makanan berkelanjutan dan sehat. Konsumen semakin memperhatikan asal-usul bahan makanan yang mereka konsumsi, serta dampaknya terhadap lingkungan. UFS mengidentifikasi bahwa bisnis makanan yang menawarkan opsi menu dengan bahan baku ramah lingkungan dan tinggi gizi akan semakin diminati. Oleh karena itu, para pelaku usaha kuliner diharapkan untuk mengadopsi konsep keberlanjutan dalam menu mereka.

Teknologi menjadi salah satu pendorong utama inovasi kuliner di 2024. Unilever Food Solutions mencatat bahwa penggunaan teknologi dalam menciptakan menu yang lebih variatif, efisien, dan menarik akan semakin penting. Misalnya, penggunaan aplikasi untuk mempermudah proses pemesanan dan pengelolaan restoran atau pemanfaatan teknologi dalam pengolahan bahan makanan untuk meningkatkan rasa dan tekstur. Hal ini membuka peluang bagi para pebisnis untuk mengadopsi teknologi untuk meningkatkan daya saing bisnis mereka.

Tren kuliner 2024 juga menunjukkan adanya permintaan yang semakin besar terhadap makanan yang tidak hanya sehat, tetapi juga Instagram-worthy. Konsumen kini lebih tertarik pada pengalaman bersantap yang menyenangkan, baik dari segi rasa, penyajian, maupun visual makanan itu sendiri. UFS menyarankan agar para pebisnis kuliner menghadirkan menu yang estetis dan instagrammable, karena tren ini semakin menguat di kalangan generasi muda yang aktif di media sosial.

Selain tren global, UFS juga mencatat pentingnya kekayaan kuliner lokal dalam membentuk tren makanan dunia. Pengaruh budaya lokal, khususnya di Asia, semakin diminati oleh pasar internasional. Hal ini memberikan peluang bagi bisnis makanan untuk menggali lebih dalam potensi kuliner daerah dan memadukannya dengan tren global, menciptakan menu yang lebih autentik namun tetap relevan dengan selera modern.

Tak hanya dari segi makanan, tren kuliner 2024 juga menyoroti pentingnya pengalaman pelanggan yang lebih personal. Di tengah persaingan yang semakin ketat, konsumen kini lebih menghargai restoran yang mampu memberikan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. UFS merekomendasikan para pebisnis untuk memperhatikan aspek ini, baik dalam bentuk pelayanan yang lebih ramah, atau bahkan penggunaan data konsumen untuk menyesuaikan menu dengan preferensi pribadi pelanggan.

Dengan tren kuliner yang terus berkembang, para pebisnis makanan di Indonesia dan dunia perlu terus beradaptasi untuk tetap relevan. Unilever Food Solutions menawarkan panduan dan solusi untuk membantu para pelaku usaha dalam memanfaatkan tren terbaru ini. Dengan menerapkan strategi yang tepat, mereka dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan loyalitas pelanggan lama, sekaligus berkontribusi pada perkembangan industri kuliner yang lebih berkelanjutan dan inovatif.

Tantangan Makan di Restoran Ini Berhadiah Rp79 Juta, Berani Coba?

Bagi kamu yang merasa kuat dalam urusan makan, restoran ini mungkin bisa menjadi tempat yang tepat untuk menguji kemampuan. Restoran cepat saji asal Amerika, Fat Shack, memberikan tantangan makan cepat dengan hadiah mencapai Rp78 juta untuk yang berhasil menyelesaikannya.

Fat Shack, yang memiliki cabang di berbagai lokasi seperti Kansas, Colorado, dan Manhattan, dikenal dengan menu burger dan kentang goreng berukuran besar yang lezat. Lewat tantangan ‘Fat Shack 5K Race Challenge’, restoran ini mengundang pelanggan untuk menghabiskan sejumlah makanan dalam waktu kurang dari 15 menit.

Peserta tantangan ini diminta menghabiskan hidangan yang terdiri dari Double Cheeseburger dengan kentang goreng, dua sandwich khas Fat Shack, 12 Mac N’ Cheese Bites, dan 5 Oreo goreng. Menurut manajer gerai Fat Shack di Manhattan, belum ada yang berhasil menaklukkan tantangan ini dalam batas waktu yang ditentukan, membuatnya semakin menarik untuk dicoba.

Tantangan makan ini akan berlangsung di 20 cabang Fat Shack di Amerika Serikat. Bagi yang ingin ikut serta, peserta perlu membayar biaya pendaftaran sebesar USD 50 (sekitar Rp784.000). Pada setiap putaran, tantangan ini akan diikuti oleh sebanyak 10 peserta..

Untuk memenangkan tantangan ini, peserta tidak hanya harus menghabiskan seluruh makanan dalam waktu 15 menit, tetapi juga menahan makanan tersebut selama lima menit tanpa memuntahkannya. Jika berhasil, peserta akan dinyatakan sebagai pemenang dan berhak untuk maju ke babak berikutnya.

Pada setiap putaran, Fat Shack akan memilih juara pertama dan kedua yang berhak bertanding di babak selanjutnya untuk memperebutkan hadiah utama senilai USD 5.000 (sekitar Rp78 juta). Sementara itu, juara ketiga juga berpeluang memenangkan hadiah tunai sebesar USD 3.000 (sekitar Rp47 juta).

Dengan hadiah besar dan tantangan yang belum pernah berhasil ditaklukkan, ‘Fat Shack 5K Race Challenge’ menawarkan pengalaman unik bagi para pecinta tantangan makan. Tantangan ini juga diadakan di beberapa lokasi strategis, memberikan kesempatan lebih luas bagi para peserta yang ingin mencoba keberuntungannya.

Kenapa Orang Indonesia Sangat Suka Dengan Nasi? Ternyata Ini Sejarah Panjangnya

Nasi telah menjadi makanan pokok bagi masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Namun, mengapa makanan ini begitu dicintai dan diandalkan dalam kehidupan sehari-hari? Berikut adalah penjelasan mengenai sejarah dan alasan di balik kecintaan orang Indonesia terhadap nasi.

Padi telah dibudidayakan di Indonesia sejak zaman prasejarah. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa tanaman padi pertama kali ditanam di daerah pesisir dan dataran rendah. Dengan iklim tropis yang mendukung, Indonesia menjadi salah satu negara penghasil padi terbesar di dunia. Sejarah panjang ini menjadikan nasi sebagai bagian integral dari budaya masyarakat.

Di banyak budaya Indonesia, nasi bukan sekadar makanan, tetapi simbol kehidupan dan keberhasilan. Istilah “nasi” sering digunakan dalam ungkapan sehari-hari, menunjukkan betapa pentingnya makanan ini dalam konteks sosial dan spiritual. Dalam banyak upacara adat, nasi menjadi salah satu sajian utama yang melambangkan rasa syukur.

Nasi hadir dalam berbagai bentuk dan variasi di seluruh Indonesia. Mulai dari nasi putih, nasi kuning, hingga nasi uduk, masing-masing memiliki cita rasa dan cara penyajian yang unik. Keragaman ini mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi kuliner yang ada, menjadikan nasi sebagai elemen sentral dalam setiap hidangan.

Nasi juga menjadi pilihan utama karena aksesibilitasnya yang tinggi. Padi dapat ditanam di berbagai daerah, menjadikannya sumber karbohidrat yang mudah dijangkau oleh semua kalangan. Selain itu, harga nasi relatif terjangkau, sehingga dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.

Sebagai sumber karbohidrat, nasi memberikan energi yang dibutuhkan dalam aktivitas sehari-hari. Dengan tambahan lauk pauk yang bergizi, nasi menjadi makanan yang seimbang secara nutrisi. Kebiasaan makan nasi dengan sayuran dan protein membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

Dari sejarah panjangnya hingga perannya dalam kehidupan sehari-hari, nasi menjadi lebih dari sekadar makanan pokok di Indonesia. Nasi adalah cerminan dari budaya, tradisi, dan nilai-nilai sosial yang mendalam. Oleh karena itu, kecintaan masyarakat Indonesia terhadap nasi akan terus berlanjut.

Tradisi Kuliner Warga Islandia, Panggang Roti Dalam Tanah, Andalkan Panas Bumi

Pada tanggal 3 November 2024, tradisi unik kuliner dari Islandia kembali menarik perhatian dunia. Masyarakat setempat masih mempertahankan metode tradisional dalam memanggang roti, yaitu dengan menggunakan panas bumi. Metode ini tidak hanya mengandalkan teknik, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada.

Dalam tradisi ini, adonan roti ditempatkan di dalam wadah tertutup dan dikubur di tanah yang panas. Proses pemanggangan berlangsung selama beberapa jam, menggunakan panas dari tanah yang dihasilkan oleh aktivitas geothermal. Cara ini memberikan cita rasa yang khas pada roti, dengan tekstur yang lembut dan aroma yang menggugah selera.

Metode memanggang roti ini mencerminkan hubungan yang erat antara masyarakat Islandia dengan lingkungan mereka. Dalam budaya Islandia, pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana menjadi prinsip yang dipegang teguh. Dengan memanfaatkan panas bumi, masyarakat tidak hanya menjaga tradisi tetapi juga berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan.

Tradisi kuliner ini juga berdampak positif terhadap sektor pariwisata di Islandia. Banyak wisatawan yang datang untuk merasakan pengalaman unik ini, dan hal ini memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat lokal. Peluang ini sekaligus menjadi sarana untuk mengenalkan budaya dan kuliner khas Islandia kepada dunia.

Meskipun tetap mempertahankan cara tradisional, beberapa modifikasi juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan variasi roti yang dihasilkan. Beberapa modifikator mencoba berbagai bahan tambahan seperti biji-bijian dan rempah-rempah untuk menciptakan rasa baru. Inovasi ini menunjukkan bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan.

Tradisi memanggang roti dalam tanah ini bukan hanya sekadar cara memasak, tetapi juga merupakan warisan budaya yang patut dilestarikan. Dengan terus mempromosikan metode ini, diharapkan generasi muda dapat lebih menghargai kearifan lokal dan berkontribusi terhadap pelestarian budaya. Tradisi kuliner ini menunjukkan bagaimana kreativitas dan kecerdasan masyarakat dapat mengatasi tantangan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara bijaksana.

9 Makanan Khas Negara Jerman yang Terkenal Kelezatannya!

Pada tanggal 2 November 2024, kami menyajikan daftar makanan khas Jerman yang terkenal akan kelezatannya. Jerman dikenal dengan kulinernya yang beragam dan kaya rasa, mencerminkan tradisi dan budaya yang telah berkembang selama berabad-abad. Dari hidangan yang sederhana hingga yang mewah, makanan Jerman menawarkan sesuatu untuk setiap selera.

Sauerbraten adalah hidangan daging sapi yang dimarinasi dengan cuka dan rempah-rempah, lalu dimasak perlahan hingga empuk. Hidangan ini sering disajikan dengan saus khas dan lauk seperti kentang dumpling. Keunikan rasa asam dan manisnya menjadikan Sauerbraten favorit di meja makan keluarga.

Sosis ini terbuat dari daging babi, sapi, atau domba yang dibumbui dan dibakar. Bratwurst sering disajikan dengan roti dan mustard. Populer di festival, hidangan ini menjadi simbol kuliner Jerman yang praktis dan lezat.

Pretzel, atau Brezel dalam bahasa Jerman, adalah roti yang dipanggang dengan bentuk khas dan taburan garam. Sering dinikmati sebagai camilan atau pendamping bir, pretzel memiliki rasa gurih yang membuatnya menjadi camilan yang digemari di seluruh dunia.

Schnitzel adalah daging yang digoreng dengan tepung roti. Variasi yang paling terkenal adalah Wiener Schnitzel, yang terbuat dari daging sapi. Hidangan ini disajikan dengan irisan lemon dan sering kali disertai kentang atau salad.

Spätzle adalah pasta Jerman yang lembut, biasanya disajikan sebagai lauk atau hidangan utama. Dikenal dengan teksturnya yang kenyal, Spätzle dapat dinikmati dengan saus atau sebagai bagian dari hidangan lainnya.

Kue ini terkenal dengan lapisan cokelat, krim kocok, dan ceri. Black Forest Cake adalah pencuci mulut yang menyegarkan dan menjadi ikon kuliner Jerman, cocok untuk merayakan momen spesial.

Salad kentang ini adalah hidangan pendamping yang populer, dibuat dengan kentang rebus dan berbagai bahan seperti bawang, acar, dan saus. Kartoffelsalat sering disajikan pada acara-acara keluarga dan festival.

Currywurst adalah sosis yang disajikan dengan saus curry khas. Makanan jalanan ini sangat populer di Jerman dan mudah ditemukan di banyak kios makanan. Rasanya yang unik menjadikannya favorit di kalangan penggemar kuliner.

Lebkuchen adalah kue jahe tradisional yang sering dinikmati selama musim Natal. Dengan rasa manis dan rempah-rempah, Lebkuchen adalah camilan yang sempurna untuk merayakan musim liburan.

Dengan beragam pilihan makanan khas ini, Jerman menawarkan kekayaan kuliner yang patut dicoba. Dari hidangan berat hingga pencuci mulut manis, setiap makanan membawa cerita dan tradisi yang kaya. Mencicipi makanan khas Jerman adalah cara yang sempurna untuk merasakan budaya dan sejarah negara ini.

Kampanye Pemasaran Global, STB Perkuat Status Singapura Sebagai Ibu Kota Kuliner

Pada 1 November 2024, Singapore Tourism Board (STB) meluncurkan kampanye pemasaran global yang bertujuan untuk mengukuhkan status Singapura sebagai ibu kota kuliner dunia. Kampanye ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan gastronomi sekaligus merayakan keragaman kuliner yang ditawarkan oleh negara kota tersebut.

Kampanye ini menyoroti beragam pilihan makanan yang ada di Singapura, mulai dari hidangan lokal tradisional hingga inovasi kuliner modern. STB ingin menunjukkan bahwa Singapura adalah tempat di mana berbagai budaya bertemu dan menghasilkan cita rasa unik. Dengan menampilkan berbagai restoran dan jajanan pinggir jalan, kampanye ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kuliner yang menyeluruh kepada pengunjung.

STB juga bekerja sama dengan pelaku usaha lokal, termasuk chef terkenal dan pemilik restoran, untuk menyusun program dan acara kuliner. Melalui kolaborasi ini, mereka berharap dapat memberikan pengalaman yang lebih mendalam kepada pengunjung, termasuk kelas memasak, tur kuliner, dan acara festival makanan. Hal ini akan meningkatkan interaksi antara wisatawan dan komunitas kuliner lokal.

Dalam era digital, STB memanfaatkan platform media sosial dan saluran digital untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Dengan konten menarik seperti video resep, wawancara dengan chef, dan rekomendasi tempat makan, kampanye ini bertujuan untuk menciptakan buzz dan antusiasme di kalangan para foodie di seluruh dunia. Interaksi yang aktif di media sosial diharapkan dapat mendorong lebih banyak orang untuk mengunjungi Singapura.

Diharapkan bahwa kampanye ini akan berdampak positif pada sektor pariwisata dan ekonomi Singapura. Meningkatnya jumlah wisatawan kuliner akan membantu mendukung bisnis lokal dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor makanan dan minuman. Singapura berusaha untuk tidak hanya menjadi tujuan wisata, tetapi juga sebagai pusat inovasi kuliner di Asia.

Kampanye ini mendapat respon positif dari masyarakat dan wisatawan yang telah mengunjungi Singapura. Banyak yang mengungkapkan keinginan untuk menjelajahi lebih banyak tempat makan dan merasakan pengalaman kuliner yang ditawarkan. Tanggapan ini menunjukkan bahwa Singapura memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan melalui kekayaan kuliner yang dimilikinya.

Dengan peluncuran kampanye pemasaran global ini, STB berupaya untuk menempatkan Singapura di peta kuliner dunia, menarik perhatian para pecinta makanan, dan memperkuat identitasnya sebagai ibu kota kuliner yang dinamis dan beragam.

Tren Kue Labubu yang Imut, Tapi Harga Fantastis!

Boneka Labubu kini sedang digemari oleh banyak orang di berbagai negara. Tren ini pun memunculkan berbagai produk unik yang terinspirasi dari karakter boneka ini.

Salah satu produk yang menarik perhatian adalah kue Labubu, hasil kreasi toko kue di Singapura yang terkenal dengan desainnya yang unik. Namun, harga kue ini mungkin membuat Anda berpikir dua kali sebelum membelinya.

Labubu sendiri merupakan boneka populer dari Pop Mart yang digandrungi oleh penggemar di banyak negara. Karakter peri berbulu dengan tampilan imut ini semakin dikenal luas setelah Lisa BLACKPINK terlihat menggunakannya sebagai aksesori tas.

Menurut laporan shotbysaini.com yang dikutip dari Asia One, seorang pembuat kue asal Singapura menciptakan kue berbentuk karakter Labubu yang menarik perhatian penggemar. Pembuat kue ini memiliki toko bernama Bob the Baker Boy, dan dia berhasil menggabungkan karakter Labubu ke dalam produk kuenya.

Kue Labubu yang diciptakan Bob memiliki tampilan luar berbentuk Labubu dengan bagian dalam berisi kejutan, yakni Labubu The Monsters Surprise Blind Box dari seri ‘Have a Seat’. Kue unik ini dijual dengan harga 388,90 SGD atau sekitar Rp 4,5 juta.

Kue ini berupa kue cokelat dengan diameter 20 cm dan enam lapisan, menawarkan cita rasa manis dengan cokelat Belgia 55 persen. Selain bentuknya yang unik, kue ini cocok bagi mereka yang benar-benar menggemari Labubu.

Desain dan bentuk kue Labubu dapat disesuaikan sesuai keinginan pembeli, meskipun hiasan Labubu blind box di dalamnya diacak secara acak. Dengan ukuran besar, kue ini cukup untuk dinikmati oleh 25 hingga 30 orang, sehingga ideal untuk pesta besar para penggemar Labubu.

Selain kue ukuran besar, Bob juga menawarkan berbagai pilihan kue Labubu dalam ukuran lebih kecil. Pilihan lainnya termasuk kue mini dengan bentuk karakter Labubu yang dibanderol 98,80 SGD (sekitar Rp 1,1 jt) dan kue bento kecil berdesain Labubu yang lucu seharga 39,90 SGD (sekitar Rp 471rb). Toko ini juga menyediakan set cupcake bertema Labubu, dengan harga mulai dari 88,90 SGD (sekitar Rp 1 jtan).

Kue-kue ini menjadi pilihan sempurna bagi para penggemar Labubu yang ingin merayakan momen spesial dengan sentuhan karakter favorit mereka dalam bentuk kudapan manis.

9 Makanan Terbaik Di Dunia, Salah Satunya Dari Indonesia

Pada tanggal 31 Oktober 2024, sebuah survei internasional mengungkap daftar sembilan makanan terbaik di dunia, di mana salah satunya berasal dari Indonesia. Daftar ini menyoroti kekayaan kuliner global dan memberikan penghargaan kepada hidangan yang tidak hanya lezat, tetapi juga mencerminkan budaya dan tradisi masing-masing negara.

Hidangan yang mewakili Indonesia dalam daftar ini adalah nasi goreng. Makanan ini dikenal di seluruh dunia karena rasa yang kaya dan bervariasi, serta kemudahan dalam penyajian. Nasi goreng sering kali diolah dengan berbagai bahan, seperti sayuran, daging, dan rempah-rempah khas, menjadikannya pilihan favorit di kalangan pecinta kuliner.

Daftar makanan terbaik ini disusun berdasarkan survei yang melibatkan jutaan orang dari berbagai negara. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan faktor seperti rasa, keunikan, dan popularitas hidangan di kalangan masyarakat. Hasil ini mencerminkan preferensi global terhadap makanan yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki nilai budaya.

Selain nasi goreng, daftar ini juga mencakup hidangan-hidangan ikonik lainnya, seperti pizza dari Italia, sushi dari Jepang, dan curry dari India. Keberagaman ini menunjukkan bagaimana makanan dapat menjadi jembatan antara budaya dan menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan bagi siapa saja yang mencobanya.

Pencantuman nasi goreng dalam daftar ini diharapkan dapat meningkatkan minat wisatawan untuk mengunjungi Indonesia dan mencoba langsung kuliner lokal. Makanan adalah salah satu daya tarik utama bagi wisatawan, dan pengakuan ini bisa berkontribusi pada pertumbuhan sektor pariwisata di tanah air.

Dengan terpilihnya nasi goreng sebagai salah satu makanan terbaik di dunia, Indonesia semakin menegaskan posisi kuliner-nya di kancah internasional. Para ahli kuliner dan penggiat makanan berharap bahwa penghargaan ini dapat mendorong inovasi dalam masakan lokal serta memperkenalkan lebih banyak hidangan khas Indonesia ke dunia. Melalui promosi kuliner yang efektif, diharapkan akan ada lebih banyak orang yang mengenal dan mencintai masakan Indonesia.

Kisah Wisata Kuliner Prajurit TNI di Tengah Perang Kemerdekaan

Selama Perang Kemerdekaan, prajurit TNI sering kali mendapat jamuan makanan khas dari warga setempat. Namun, tak selalu beruntung, ada kalanya mereka kehabisan lauk atau kurang beruntung dalam pilihan santapan yang disediakan.

Pasukan Kompi III Batalion XV, dipimpin oleh Letnan Raja Sjahnan, mundur ke Kampung Tanjung usai bentrok dengan tentara Belanda di Kampung Seberaya, Tanah Karo. Pasukan tersebut berada di bawah komando Resimen I yang dipimpin oleh Mayor Djamin Gintings ketika Belanda melancarkan Agresi Militer Pertama pada Juli 1947.

“Malam itu, komando kami bersama satu seksi lainnya bermalam di Kampung Tanjung, sebuah desa di timur Kampung Bulan Jahe, untuk mendapatkan suasana lebih tenang, jauh dari lokasi pertempuran siang hari,” kenang Raja Sjahnan dalam catatan perjuangannya.

Pasukan ini sangat kelelahan, dan untungnya, masyarakat Kampung Tanjung menyambut mereka dengan makanan. Raja Sjahnan dan pasukannya diberi dua jenis lauk, yakni sayur jipang (labu siam) dan gulai daging khas Karo bernama terites. Meski terkejut dengan aroma khas dan tampilan hijau gulai tersebut, terites adalah sajian lokal yang biasa dikonsumsi masyarakat setempat.

Terites, Kuliner Tradisional dengan Bahan Khusus

Terites atau dikenal sebagai soto Karo adalah makanan berkuah yang dibuat dengan kaldu dari rumput di lambung hewan pemamah biak, seperti sapi atau kerbau. Meski bagi yang tidak terbiasa tampak seperti kotoran, pakan rumput dalam terites ini masih utuh dan belum tercerna sepenuhnya.

Meski demikian, Raja Sjahnan dan prajuritnya tidak begitu antusias mencicipinya. Beruntung masih ada sayur jipang yang bisa mereka santap. Terites memerlukan waktu persiapan sekitar dua hingga tiga jam, sebuah kerja keras yang membuat para prajurit segan untuk menolak.

Selain terites, Raja Sjahnan diperkenalkan dengan bohan, olahan dari darah hewan yang dicampur rempah dan dimasak dalam bambu, menjadi santapan khas lain yang kaya rasa bagi masyarakat Karo.

Cipera, Sajian Karo yang Disajikan di Medan Perang

Suatu hari, Mayor Djamin Gintings mengajak Letnan Iwan Matsum untuk mencicipi cipera saat perjalanan ke Kampung Penampen, markas TNI dalam strategi melawan Belanda di Kutabuluh pada 1949. Cipera, sajian Karo berbahan dasar bubuk jagung muda yang melapisi daging ayam, dimasak bersama rempah seperti jamur merang, serai, cabai, dan asam cekala.

Setibanya di Penampen, mereka disuguhi cipera oleh warga setempat. Namun, Letnan Iwan harus puas menikmati hanya bumbunya saja, karena daging ayamnya sudah habis. Dengan bercanda, ia menyebutkan bahwa bahkan bata (batu bata) pun akan terasa enak jika disajikan seperti cipera.

Sebagai sajian khas, cipera biasanya dihidangkan dalam acara istimewa seperti pernikahan atau hajatan. Belakangan, makanan ini kembali dikenal setelah disajikan dalam kontes memasak nasional, di mana juri memberikan apresiasi tinggi atas cita rasa dan filosofi budaya yang terkandung di dalamnya.