Sajian Buka Puasa Nusantara, Nikmati Nasi Bakul dan Empal Gentong

Momen berbuka puasa di bulan Ramadan selalu menjadi saat yang dinantikan, apalagi jika bisa menikmati hidangan khas Nusantara bersama keluarga. Tradisi makan bersama dalam budaya Indonesia tidak hanya sebagai ajang mempererat hubungan kekeluargaan, tetapi juga sebagai bentuk rasa syukur dan kesempatan untuk mengenal keberagaman budaya. Sejumlah tradisi makan bersama yang populer di Indonesia antara lain Bancakan yang ada di Jawa, Botram di Sunda, dan Bajamba di Minangkabau, yang masing-masing memiliki nilai kebersamaan yang kuat.

Menanggapi pentingnya momen berbuka puasa bersama keluarga, Estella Indonesian Family Restaurant hadir dengan berbagai menu istimewa yang ramah di kantong, seperti Istana Nasi Bakul, yang dirancang untuk memperkaya kebersamaan saat santap malam. Tak hanya itu, restoran ini juga menyajikan menu lain yang menggugah selera seperti nasi bakul rempah dengan cumi rica-rica, yang cocok dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.

“Kami sangat menghargai momen makan bersama keluarga. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk menyediakan pengalaman kuliner lengkap di Estella, mulai dari menu yang variatif, konsep dekorasi restoran yang nyaman, hingga area khusus untuk anak-anak. Di Estella Kemang, kami menawarkan hidangan khas Nusantara seperti nasi bakul, aneka mie, soto, dan berbagai camilan tradisional Indonesia. Khusus untuk bulan Ramadan, kami juga memperkenalkan Nasi Bakul Sharing serta Mie Gomak khas Medan,” ujar RA Disyacitta, Outlet Manager Estella.

Tidak ketinggalan, menu khas daerah seperti Empal Gentong dari Cirebon, Lontong Sayur khas Lebaran, dan camilan manis seperti Pandan Marble Cake juga hadir untuk menemani buka puasa. Minuman segar seperti Lychee Sour dan Vanilla Matcha Blended turut menyempurnakan pengalaman berbuka puasa bersama keluarga. Menu-menu ini tidak hanya cocok untuk berbuka puasa, tetapi juga sebagai pilihan tepat untuk merayakan Lebaran bersama orang-orang terkasih.

Chef Estella, A Fadillah, menambahkan bahwa untuk menyajikan cita rasa masakan Indonesia yang autentik, Estella menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi. Salah satunya adalah sambal andaliman khas Sumatra yang digunakan dalam Mie Gomak, memberikan sensasi rasa yang kaya dan khas. “Kami juga menggunakan daging sapi segar, seperti yang digunakan pada Empal Gentong Cirebon, yaitu bagian brisket yang empuk, untuk memastikan setiap hidangan yang disajikan memiliki rasa yang sempurna,” jelasnya.

Tak hanya menu yang menjadi daya tarik, Estella juga dikenal dengan suasana restoran yang mengusung konsep family-friendly, cocok untuk segala usia. Interior restoran yang didominasi warna cerah seperti kuning dan merah memberikan kesan segar dan hangat. Tersedia area indoor ber-AC yang nyaman, serta area outdoor yang ideal untuk brunch atau afternoon tea. Estella juga menawarkan sudut khusus bagi anak-anak, lengkap dengan berbagai permainan edukatif, sehingga anak-anak tetap dapat bermain dengan aman sementara orang tua menikmati hidangan.

“Dengan berbagai produk dan layanan yang ramah anak, kami berharap dapat memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga. Selain itu, kami juga mengakomodir berbagai acara keluarga dan kantor, baik di restoran maupun dalam layanan catering untuk acara spesial,” ujar Dwi Sartata, Marketing Manager Estella.

Estella tidak hanya menyajikan makanan lezat, tetapi juga pengalaman kuliner yang menyenangkan dan tak terlupakan bagi keluarga, menjadikannya pilihan sempurna untuk berbuka puasa, merayakan Lebaran, atau sekadar menikmati waktu bersama orang tercinta.

Keladi Tumbuk: Kuliner Tradisional Papua yang Lezat dan Menggugah Selera

Berkunjung ke Papua tak lengkap rasanya tanpa mencicipi berbagai kuliner khasnya, salah satunya adalah keladi tumbuk. Hidangan tradisional ini dikenal sebagai makanan pengganti nasi yang menjadi favorit masyarakat Bumi Cenderawasih.

Keladi tumbuk dibuat dari talas yang direbus hingga matang, kemudian ditumbuk hingga halus. Mengutip dari Ensiklopedikuliner.pmb.lipi.go.id, keladi tumbuk biasanya disajikan pada malam hari dan dulunya hanya dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu, hidangan ini mulai dijual di berbagai daerah di Papua dan menjadi bagian dari wisata kuliner yang wajib dicoba.

Proses Pembuatan dan Cita Rasa
Untuk membuat keladi tumbuk, talas yang telah direbus ditumbuk bersama gula, mentega, dan kelapa parut yang telah dikukus. Setelah tercampur merata, adonan dicetak hingga dingin dan siap disajikan. Biasanya, keladi tumbuk dipotong dalam bentuk kotak-kotak besar sebelum disantap.

Hidangan ini memiliki tekstur yang halus dengan cita rasa cenderung tawar, sehingga sering dinikmati bersama aneka sayur dan lauk. Sayur yang umum disajikan sebagai pelengkap meliputi sayur pakis atau kangkung yang dipadukan dengan bunga pepaya. Sementara itu, lauk pendampingnya bervariasi, mulai dari ikan suwir asap, ikan rica-rica yang pedas, hingga ikan kuah kuning khas Papua. Tak lupa, sambal pedas turut disajikan untuk menambah sensasi rasa yang lebih menggugah selera.

Dengan perpaduan rasa yang sederhana namun kaya akan cita rasa alami, keladi tumbuk menjadi salah satu kuliner tradisional yang wajib dicoba saat menjelajahi keindahan budaya Papua.

Rendang & Tunjang Hot Plate RM Padang Deddy Corbuzier, Kuliner Wajib!

Bagi pencinta kuliner Minang, kini ada pengalaman baru yang bisa dinikmati di restoran Padang dengan konsep modern. Restoran milik Deddy Corbuzier, Gadang Barubah, menawarkan sajian khas Sumatera Barat dengan sentuhan inovatif, mulai dari tunjang hot plate hingga rendang berempah yang menggugah selera.

Sebagai figur publik yang dikenal luas, Deddy Corbuzier tak hanya berkiprah di dunia hiburan, tetapi juga merambah ke dunia bisnis, termasuk kuliner. Setelah sukses dengan minimarket Korea dan kafe, Deddy kini memperkenalkan Gadang Barubah, sebuah restoran Padang yang mengusung konsep berbeda dari warung makan Padang pada umumnya.

Berlokasi di Pollux Mall, Cikarang, restoran ini menggabungkan cita rasa autentik Minang dengan penyajian yang lebih modern, memberikan pengalaman makan yang unik bagi para pengunjung.

Restoran Padang dengan Sentuhan Premium

Diresmikan pada Desember 2024, Gadang Barubah hadir dengan konsep restoran Padang premium yang lebih nyaman dan eksklusif. Deddy bahkan mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan riset selama tiga tahun untuk mendapatkan cita rasa terbaik, dibantu oleh chef profesional guna memastikan setiap hidangan tetap mempertahankan keaslian rasa khas Minang.

Tak hanya soal menu, desain interior restoran ini juga dirancang dengan tampilan mewah dan elegan. Restoran ini memiliki dua bangunan utama untuk area makan:

  • Gedung utama: Indoor dengan konsep non-smoking, serta area teras untuk pelanggan yang merokok.
  • Gedung depan: Area indoor khusus untuk smoking dengan suasana tetap nyaman.
  • Ruang privat: Cocok untuk keperluan meeting atau acara keluarga yang lebih intim.

Dengan kapasitas sekitar 10 meja berukuran besar yang mampu menampung 4–5 orang, restoran ini menjadi pilihan yang pas untuk menikmati hidangan bersama keluarga atau teman.

Menariknya, ketika tim detikFood mengunjungi restoran ini sekitar pukul 13.30 WIB, suasana begitu ramai hingga pengunjung harus masuk daftar tunggu selama 20 menit. Meski begitu, pelayanan tetap sigap dan semua menu masih tersedia lengkap.

Lebih dari 60 Jenis Lauk dengan Penyajian Unik

Salah satu keunggulan dari Gadang Barubah adalah variasi menu yang luar biasa banyak. Terdapat lebih dari 60 pilihan lauk khas Minang yang bisa dinikmati, mulai dari yang klasik hingga versi inovatifnya.

Menariknya, metode penyajiannya menggunakan sistem conveyor belt, mirip dengan restoran sushi. Semua lauk disajikan dalam porsi individual yang sudah dikemas dengan plastik wrap, sehingga lebih higienis dan praktis.

Pelanggan bisa memilih langsung dari conveyor belt atau memesan lauk yang diinginkan untuk disajikan di meja. Jumlah lauk yang tersedia di meja juga disesuaikan dengan kapasitas meja, misalnya:

  • Untuk 4–5 orang, tersedia sekitar 22 jenis lauk.
  • Jika kurang, pelanggan bisa langsung meminta tambahan kepada pegawai.
  • Daftar menu dan harga tersedia dalam buku menu untuk memudahkan pemilihan.

Rendang Berempah dan Ayam Gulai yang Menggugah Selera

Salah satu menu andalan yang wajib dicoba adalah rendang dan ayam gulai. Kami mencoba hidangan ini dengan tambahan nasi putih, sayur daun singkong, serta sambal hijau.

  • Rendang (Rp 33.000/potong) disajikan dengan bumbu merah yang kaya rempah, berpadu rasa manis, gurih, dan pedas yang dominan dari kapulaga. Meski teksturnya tidak terlalu empuk, serat dagingnya masih terasa lembut saat dikunyah.
  • Ayam Gulai (Rp 28.000/potong) memiliki kuah kental berwarna oranye cerah dengan rasa yang creamy, gurih, dan sedikit pedas. Meski menggunakan bagian dada, daging ayamnya tetap empuk dan bumbu meresap hingga ke dalam.
  • Sayur Daun Singkong (Rp 18.000/porsi) menambah kesempurnaan santapan dengan tekstur yang lembut dan siraman gulai yang kaya rasa.
  • Sambal Hijau (Rp 17.000/porsi) memberikan sensasi pedas khas yang semakin menggugah selera.

Selain nasi putih, Gadang Barubah juga menyediakan nasi rames dan nasi merah, yang bisa menjadi pilihan lebih sehat bagi pelanggan.

Ayam Pop dan Tunjang Hot Plate, Menu Spesial yang Tak Boleh Dilewatkan

Selain ayam gulai, menu lain yang tak kalah menarik adalah ayam pop dan gulai tunjang hot plate.

  • Ayam Pop memiliki tekstur yang empuk dan juicy dengan cita rasa gurih dan sedikit manis dari santan. Lebih nikmat lagi jika dicelupkan ke dalam sambal ayam pop, yang memiliki rasa dominan manis dengan sentuhan aroma petai.
  • Gulai Tunjang Hot Plate (Rp 39.000) menjadi daya tarik tersendiri di restoran ini. Sebelum disajikan, kuah gulai creamy disiram ke piring hot plate, menciptakan aroma smokey yang menggoda. Tunjang yang disajikan memiliki tekstur lembut dan langsung meleleh di mulut.

Selain menu di atas, restoran ini juga menawarkan beragam lauk pelengkap, seperti telur barendo, ikan bilis sambal hijau, dan olahan paru, yang tentunya tak kalah lezat.

Dulu Hanya Tersedia untuk Bangsawan, 5 Makanan Ini Kini Jadi Hidangan Sehari-hari

Perjalanan kuliner Indonesia penuh dengan kisah perubahan dan perkembangan yang menarik, termasuk makanan yang dulunya hanya dapat dinikmati oleh kalangan bangsawan, kini bisa dinikmati oleh banyak lapisan masyarakat. Seiring berjalannya waktu, beberapa hidangan tradisional yang dahulu hanya disajikan di meja raja, kini dapat ditemukan di berbagai tempat dan dinikmati oleh siapa saja. Berikut adalah lima makanan yang sebelumnya hanya untuk bangsawan, tetapi kini sudah menjadi bagian dari kuliner sehari-hari.

  1. Ilabulo Di Gorontalo, ada sebuah hidangan bernama ilabulo, yang pada masa lalu hanya disajikan kepada raja dan kalangan bangsawan. Ilabulo, yang dalam bahasa Gorontalo berarti ‘totombowata’, merupakan simbol persatuan. Hidangan ini terbuat dari tepung sagu, jeroan hati, ampela, lemak daging ayam, dan rempah-rempah, kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dimasak dengan cara dikukus atau dibakar. Makanan ini tidak hanya memiliki cita rasa yang lezat, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang persatuan dan keharmonisan.
  2. Gulo Puan Gulo puan, kudapan manis khas Palembang, dulunya hanya dinikmati oleh raja-raja Kesultanan Palembang. Hidangan yang terbuat dari susu kerbau segar dan gula merah ini kini semakin langka, namun tetap menjadi hidangan yang penuh sejarah. Pada zaman dahulu, gulo puan disajikan dengan teh atau kopi dan roti tawar oleh kalangan bangsawan. Seiring berjalannya waktu, masyarakat umum kini dapat membuat dan menikmati hidangan ini.
  3. Kue 8 Jam Kue 8 jam merupakan salah satu makanan khas yang dulunya hanya disajikan untuk kalangan bangsawan, terutama di Kesultanan Palembang. Nama kue ini berasal dari waktu memasaknya yang mencapai 8 jam, yang menjamin rasa manis dan tekstur kenyal yang khas. Dulu, kue ini hanya dipanggang menggunakan gendok, sebuah alat pemanggang kuno. Kini, kue 8 jam sering ditemui di berbagai acara penting, seperti Idul Fitri, dan dinikmati oleh masyarakat luas.
  4. Coto Makassar Coto Makassar, hidangan berkuah kental dengan rempah-rempah, awalnya hanya dapat dinikmati oleh kalangan bangsawan di kerajaan Gowa-Tallo. Coto Makassar terbuat dari daging sapi yang dimasak dengan lebih dari 40 jenis rempah, yang pada masa lalu dianggap sangat istimewa dan hanya layak disajikan untuk orang-orang terhormat. Perkembangan budaya kuliner di Makassar yang dipengaruhi oleh berbagai bangsa ini membawa coto menjadi hidangan yang kini bisa dinikmati oleh siapa saja, terutama di Sulawesi Selatan.
  5. Selat Solo Selat Solo merupakan hidangan yang asal-usulnya cukup unik. Terinspirasi dari masakan Belanda seperti biefstuk (beefsteak) dan salad, selat Solo pertama kali disajikan pada pertemuan antara Keraton Surakarta dan pemerintah Belanda. Pada masa itu, hidangan ini hanya untuk kalangan petinggi kerajaan dan orang Belanda. Kini, selat Solo telah menjadi salah satu makanan khas Jawa Tengah yang sangat populer dan dicari oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang menginginkan cita rasa tradisional dengan sentuhan Barat.

Perubahan-perubahan ini menunjukkan betapa dinamisnya budaya kuliner Indonesia, yang terus berkembang dan mengadaptasi berbagai pengaruh. Dari yang awalnya hanya dinikmati kalangan tertentu, kini makanan-makanan ini bisa dinikmati oleh banyak orang, memperkaya keberagaman rasa dan tradisi kuliner Indonesia.

Nasi Goreng Kampung: Cita Rasa Lokal yang Memikat Hati

Di tengah kesibukan kehidupan kota, terdapat sebuah hidangan yang mampu membawa kita kembali pada kenangan masa kecil, kehangatan keluarga, dan rasa sederhana namun menggugah selera. Nasi goreng kampung, dengan aroma rempah yang khas dan berbagai bahan lokal, lebih dari sekadar makanan; ia adalah lambang dari kekayaan budaya dan ragam cita rasa Indonesia. Setiap suapan nasi goreng kampung mencerminkan perjalanan sejarah dan tradisi kuliner yang mendalam, menjadikannya lebih dari sekadar hidangan sehari-hari.

Dalam wawancara dengan Mas Kumis, seorang koki berpengalaman yang telah berkecimpung di dunia kuliner lebih dari dua dekade, ia mengungkapkan bahwa nasi goreng kampung memiliki ciri khas yang berbeda. “Setiap daerah di Indonesia memiliki cara unik dalam menyajikan nasi goreng kampung. Bahan-bahan yang digunakan pun sangat bervariasi, tergantung pada ketersediaan dan kebiasaan setempat,” ujarnya. Ia menambahkan, nasi goreng kampung adalah contoh sempurna dari masakan rumahan yang dapat disesuaikan dengan selera pribadi.

Sejarah Singkat Nasi Goreng

Nasi goreng, sebagai salah satu hidangan khas Indonesia, sudah ada sejak zaman dahulu. Konon, nasi goreng pertama kali muncul pada abad ke-10 sebagai cara untuk mengolah nasi sisa. Dalam budaya tradisional, tidak ada yang namanya makanan terbuang; semua bahan dimanfaatkan dengan bijak. Seiring berjalannya waktu, nasi goreng berkembang menjadi salah satu makanan favorit di seluruh Indonesia. Di setiap daerah, nasi goreng memiliki ciri khasnya masing-masing, mulai dari penggunaan bumbu hingga pelengkapnya.

Bahan-Bahan Utama

Nasi goreng kampung biasanya menggunakan bahan-bahan yang sederhana dan mudah ditemukan di pasar tradisional. Beberapa bahan utama yang sering digunakan meliputi:

  • Nasi Putih: Nasi yang sudah dingin dari sisa kemarin adalah pilihan terbaik karena teksturnya lebih kering dan tidak lengket.
  • Bawang Merah dan Bawang Putih: Kedua jenis bawang ini memberikan aroma dan rasa dasar yang kuat.
  • Cabai: Menambah tingkat kepedasan sesuai selera. Di beberapa daerah, cabai rawit digunakan untuk memberikan rasa pedas yang lebih menggigit.
  • Sayuran: Seperti wortel, kol, atau kacang polong yang memberi warna dan nilai gizi.
  • Protein: Bisa berupa telur, ayam, atau udang untuk menambah cita rasa. Beberapa orang juga menambahkan daging sapi atau ikan sebagai variasi.
  • Kecap Manis: Memberikan rasa manis dan warna gelap yang khas, serta menjadi elemen penting dalam menciptakan cita rasa nasi goreng kampung.

Proses Memasak

Memasak nasi goreng kampung terbilang sederhana, namun membutuhkan teknik yang tepat agar hasilnya maksimal. Pertama-tama, tumis bawang merah dan bawang putih dalam minyak panas hingga harum. Lalu, masukkan sayuran dan protein pilihan sebelum menambahkan nasi. Aduk rata sambil menambahkan kecap manis dan bumbu sesuai selera. Kunci untuk membuat nasi goreng kampung yang enak adalah menggorengnya dengan api besar, agar semua bahan tercampur dengan sempurna tanpa menjadi lembek. Teknik ini juga membantu melepaskan aroma wangi dari bumbu-bumbu yang digunakan. Beberapa orang menyarankan penggunaan wajan besi atau anti lengket untuk hasil yang lebih baik.

Variasi Nasi Goreng Kampung

Setiap daerah di Indonesia memiliki variasi nasi goreng kampung yang khas. Di Jawa Tengah, misalnya, nasi goreng kampung sering dilengkapi dengan tempe dan tahu sebagai sumber protein nabati. Di Sumatera, masyarakat kerap menambahkan rempah-rempah seperti kunyit untuk memberi warna kuning yang menarik. Di Bali, terdapat versi nasi goreng dengan tambahan sambal matah yang segar. Sambal matah terdiri dari bawang merah, cabai rawit, serai, dan minyak kelapa mentah, yang memberikan sensasi segar pada hidangan tersebut. Di Jakarta, nasi goreng kampung sering disajikan dengan kerupuk udang atau emping melinjo sebagai pelengkap.


Dari Masa ke Masa: Perkembangan Kuliner Indonesia yang Kaya Pengaruh Luar

Kuliner Indonesia dikenal dengan kekayaan rempah-rempahnya, yang telah menarik perhatian dunia sejak ratusan tahun lalu. Sejak zaman kerajaan Hindu-Buddha hingga era kolonial, Indonesia telah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah, yang secara tidak langsung juga membentuk keanekaragaman cita rasa dalam kuliner Nusantara.

Menurut Sejarawan Kuliner Universitas Padjadjaran, Fadly Rahman, sejarah panjang kuliner Nusantara telah terdokumentasi dalam berbagai naskah kuno dan prasasti sejak era Hindu-Buddha. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh budaya luar telah menjadi bagian dari perkembangan kuliner Indonesia sejak lama.

Jejak Kuliner dari Era Hindu-Buddha

Beberapa hidangan yang telah ada sejak zaman Hindu-Buddha masih bertahan hingga kini, bahkan menjadi favorit Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Contohnya adalah pecel, sambal, rawon, dan dawet, yang masih banyak ditemukan di berbagai daerah. Makanan ini tidak hanya sekadar kuliner, tetapi juga mencerminkan warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Pengaruh Timur Tengah dan India: Kari dan Gulai yang Mendunia

Saat ajaran Islam mulai masuk ke Nusantara, budaya kuliner dari Timur Tengah dan India juga ikut membawa pengaruh besar. Salah satu bentuk pengaruh ini adalah munculnya kari dan gulai, yang hingga kini masih menjadi makanan khas di berbagai daerah di Sumatera. Hidangan ini memiliki ciri khas penggunaan bumbu kaya rempah seperti kunyit, kapulaga, dan jintan yang memberikan cita rasa kuat dan khas.

Kuliner Asimilasi dari Eropa: Dari Sop hingga Bistik

Ketika bangsa Eropa datang ke Nusantara, mereka tidak hanya membawa sistem perdagangan, tetapi juga memengaruhi kebiasaan makan masyarakat lokal. Beberapa hidangan seperti sop, perkedel, dan bistik adalah contoh kuliner yang diadaptasi dari gaya masakan Eropa.

Tak hanya dalam menu makanan, cara makan juga mengalami perubahan. Sebelum adanya pengaruh Eropa, masyarakat Nusantara lebih sering makan dengan tangan langsung tanpa menggunakan alat makan seperti sendok dan garpu. Namun, setelah kedatangan bangsa Eropa, budaya makan prasmanan dan penggunaan meja makan mulai diperkenalkan.

Kuliner Nusantara: Identitas yang Terbentuk dari Berbagai Budaya

Pengaruh dari berbagai belahan dunia yang masuk ke Indonesia tidak menghilangkan identitas asli kuliner Nusantara, melainkan memperkaya cita rasanya. Akulturasi budaya dalam makanan ini justru menjadi keunikan tersendiri, yang membuat masakan Indonesia begitu beragam dan tetap eksis hingga saat ini.

Dari masa ke masa, rempah-rempah dan teknik memasak khas Nusantara terus berkembang, menciptakan hidangan autentik yang tidak hanya lezat tetapi juga memiliki nilai sejarah. Inilah yang menjadikan kuliner Indonesia tidak hanya sebagai makanan sehari-hari, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya yang patut dilestarikan. 🍛✨

Makanan Mewah Dulu untuk Bangsawan, Kini Terjangkau Semua: 5 Contohnya

Seiring berjalannya waktu, kuliner Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Beberapa hidangan yang dulunya hanya dinikmati oleh kalangan bangsawan atau keluarga kerajaan, kini telah berkembang dan bisa dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat. Fenomena ini menunjukkan betapa budaya kuliner terus bertransformasi, mengikuti perubahan zaman dan sosial masyarakat. Berikut adalah lima makanan tradisional yang pada masa lalu hanya disajikan untuk raja dan bangsawan, namun kini telah menjadi makanan yang umum dikonsumsi oleh semua kalangan.

  1. Ilabulo
    Hidangan khas dari Gorontalo ini awalnya hanya dapat dinikmati oleh raja dan bangsawan. Ilabulo terbuat dari tepung sagu, jeroan hati dan ampela, lemak ayam, dan rempah-rempah yang dibungkus daun pisang. Proses memasaknya menggunakan teknik kukus atau bakar. Menurut catatan sejarah, ilabulo bukan hanya sekadar makanan, namun juga simbol persatuan dan kedamaian. Dahulu, konsumsi ilabulo dipercaya dapat menyatukan perbedaan antar masyarakat, menciptakan harmoni dalam perbedaan. Kini, hidangan ini bisa ditemui di banyak rumah makan dan bisa dinikmati siapa saja.
  2. Gulo Puan
    Gulo Puan adalah makanan manis yang berasal dari Palembang. Makanan ini dibuat dari susu kerbau segar yang dimasak dengan gula merah hingga mengental, mirip seperti kue karamel. Pada masa lalu, hanya keluarga Kesultanan Palembang yang diperbolehkan menikmati gulo puan. Proses pembuatannya yang rumit dan bahan-bahannya yang langka membuatnya menjadi hidangan yang sangat eksklusif. Namun, kini gulo puan dapat ditemukan di pasar dan restoran, dan siapa saja bisa menikmatinya.
  3. Kue 8 Jam
    Kue 8 Jam, dengan namanya yang unik, merujuk pada proses memasaknya yang memerlukan waktu tak kurang dari 8 jam. Kue ini memiliki rasa manis yang khas dan tekstur kenyal yang sangat disukai banyak orang. Dahulu, hanya kalangan kerajaan, terutama di Kesultanan Palembang, yang bisa menikmati kue ini. Proses pembuatan kue 8 Jam menggunakan alat tradisional yang jauh berbeda dengan oven modern yang ada saat ini. Sekarang, kue ini sering disajikan dalam perayaan besar seperti Idul Fitri dan banyak dijual di pasar tradisional maupun toko kue.
  4. Coto Makassar
    Coto Makassar adalah hidangan berkuah khas dari Sulawesi Selatan yang berasal dari pengaruh perdagangan internasional pada abad ke-14. Hidangan ini mengandung sekitar 40 jenis rempah yang dianggap istimewa, dan hanya disajikan untuk kalangan bangsawan atau orang penting pada masa itu. Racikan daging sapi yang dimasak dengan kuah berempah yang kental memberikan cita rasa yang unik dan khas. Kini, coto Makassar dapat ditemukan di berbagai rumah makan dan warung makan di seluruh Indonesia.
  5. Selat Solo
    Selat Solo adalah hidangan yang menggabungkan pengaruh masakan Belanda dan kuliner lokal Jawa. Awalnya, selat Solo hanya disajikan pada pertemuan antara pihak Keraton Surakarta dan pemerintah Belanda. Makanan ini merupakan perpaduan antara biefstuk (steak daging sapi) dan salad yang disesuaikan dengan selera lokal. Selat Solo dulunya hanya untuk kalangan elit, namun kini telah menjadi makanan khas Jawa Tengah yang populer dan banyak dicari oleh masyarakat luas.

Transformasi makanan-makanan yang dahulu hanya dinikmati oleh kalangan bangsawan ini menunjukkan bagaimana budaya kuliner Indonesia terus berkembang dan membuka kesempatan bagi semua orang untuk menikmati kelezatan yang dulunya hanya diperuntukkan bagi segelintir orang. Kini, makanan-makanan tersebut telah menjadi bagian dari kekayaan kuliner Indonesia yang dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.

Pekan Promosi dan Kuliner Cap Go Meh 2025 Pontianak Resmi Dibuka, Dorong Ekonomi dan Lestarikan Budaya

Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto, secara resmi membuka Pekan Promosi dan Kuliner sebagai bagian dari perayaan Cap Go Meh 2025. Acara ini digelar di Panggung Cap Go Meh, Jalan Diponegoro, Pontianak, pada Kamis (6/2/2025) sore.

Dalam sambutannya, Edi Suryanto mengapresiasi antusiasme masyarakat yang memadati sepanjang Jalan Diponegoro. Ia menilai bahwa tingginya partisipasi warga menjadi bukti bahwa perekonomian Kota Pontianak terus tumbuh dan berkembang.

“Acara ini begitu meriah, dari ujung ke ujung penuh dengan masyarakat yang datang menyaksikan. Ini menandakan bahwa ekonomi kita terus bergerak. Dari pemerintah Kota Pontianak, kami sangat bersyukur dan senang melihat hal ini,” ujarnya.

Sebagai ibu kota Kalimantan Barat, Pontianak dikenal sebagai kota yang kaya akan keberagaman budaya. Edi berharap perayaan Cap Go Meh dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan kebudayaan Pontianak ke masyarakat yang lebih luas.

“Kami ingin Pontianak semakin dikenal sebagai kota yang heterogen. Melalui acara seperti ini, kita bisa menunjukkan kekayaan budaya yang kita miliki,” tambahnya.

Lebih lanjut, Edi menyoroti bahwa Cap Go Meh Pontianak telah ditetapkan sebagai salah satu event nasional dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

“Dengan masuknya Cap Go Meh ke dalam KEN, kita berharap perayaan ini dapat semakin menggerakkan ekonomi masyarakat sekaligus menjaga kelestarian budaya,” ujarnya.

Menurutnya, selain sebagai hiburan bagi masyarakat, acara ini juga memiliki dampak positif terhadap perekonomian lokal, termasuk dalam upaya mengurangi kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan warga Pontianak.

Rangkaian Perayaan Cap Go Meh
Perayaan Cap Go Meh di Pontianak tahun ini berlangsung selama satu minggu penuh, sesuai dengan tradisi yang telah berjalan. Berbagai kegiatan diadakan untuk memeriahkan acara, termasuk pameran produk unggulan serta pertunjukan seni dan budaya.

“Kami sangat mendukung berbagai kegiatan yang diselenggarakan selama seminggu ini. Ada pameran yang menampilkan produk unggulan daerah, serta berbagai atraksi budaya yang mencerminkan kekayaan warisan kita,” jelasnya.

Edi juga berharap agar acara ini bisa menjadi ajang bagi para pelaku UMKM dan pengusaha kecil untuk memperluas pasar mereka.

“Semoga kegiatan ini menjadi jembatan bagi para pelaku usaha kecil dan komunitas lokal agar bisa berkembang lebih luas,” tutupnya.

Cap Go Meh Pontianak sendiri merupakan salah satu perayaan terbesar di Indonesia, menampilkan berbagai atraksi spektakuler seperti pawai naga dan barongsai yang selalu menarik perhatian wisatawan lokal maupun internasional.

Kuliner Khas Jawa Timur yang Layak Dikenal Dunia sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Jawa Timur tidak hanya terkenal dengan kekayaan sejarah dan budayanya, tetapi juga dengan berbagai macam kuliner yang menggugah selera. Makanan khas dari provinsi ini memiliki cita rasa yang unik, perpaduan gurih, asam, dan pedas, yang semuanya diracik dengan bumbu-bumbu khas. Kuliner dari Jawa Timur telah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, yang menunjukkan betapa beragamnya kekayaan kuliner daerah ini.

Di antaranya, Ayam Lodho yang berasal dari Trenggalek menjadi salah satu yang sudah ditetapkan sejak 2016. Ayam kampung dimasak dengan santan dan rempah-rempah, menciptakan rasa yang berbeda dari masakan opor atau kare ayam. Kemudian, ada Rawon Nguling yang sudah menjadi ikon kuliner Jawa Timur. Rawon yang terkenal di Probolinggo ini sangat populer di kalangan wisatawan setelah mereka berkunjung ke Gunung Bromo.

Selain itu, Kaldu Kokot yang berasal dari Sumenep menawarkan rasa khas dari kikil sapi yang dimasak dengan kaldu sapi dan dilengkapi dengan babat, paru, dan lontong. Rujak Cingur, yang identik dengan Surabaya, juga terdaftar sebagai warisan budaya tak benda sejak 2021. Rujak ini menggunakan bahan utama cingur (hidung sapi) yang memberikan rasa gurih dan pedas yang khas.

Pecel Madiun adalah salah satu kuliner tertua yang masuk dalam warisan budaya, dan sudah ada sejak abad ke-9 dalam prasasti Ramayana. Kuliner ini berisi nasi dengan bumbu kacang, peyek, tempe, empal, dan telur. Sementara itu, Krecek Bung dari Lumajang terbuat dari rebung yang diolah dengan bumbu khas, menciptakan rasa gurih dengan sentuhan manis dan aroma asap.

Brem, cemilan khas yang terbuat dari fermentasi beras ketan, juga termasuk dalam warisan budaya yang terdaftar pada tahun 2023. Kuliner unik lainnya adalah Ampo, camilan dari tanah liat yang memiliki manfaat khusus, terutama untuk ibu hamil, yang menjadi satu-satunya di dunia.

Tidak ketinggalan, Kerupuk Abang Ijo dari Bojonegoro yang memiliki berbagai macam warna, dan pudak dari Gresik yang terbuat dari tepung beras dan santan, menjadi oleh-oleh khas yang masuk dalam daftar warisan budaya tak benda pada 2024. Kuliner-kuliner khas Jawa Timur ini tidak hanya menawarkan cita rasa yang menggoda, tetapi juga memiliki cerita sejarah dan tradisi yang patut dilestarikan.

Mengenal Perbedaan Antara Vegan dan Vegetarian: Gaya Hidup Sehat dengan Beragam Manfaat Kesehatan

Dalam dunia diet dan gaya hidup sehat, istilah vegan dan vegetarian sering kali digunakan secara bergantian, meskipun keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Kedua pola hidup ini menghindari konsumsi produk yang berasal dari hewan, tetapi tingkat pembatasan dan jenis makanan yang diperbolehkan sangat berbeda. Artikel ini akan membahas perbedaan antara vegan dan vegetarian, serta manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari kedua pola makan ini.

Vegan vs. Vegetarian: Apa yang Membedakan?

Secara umum, baik vegan maupun vegetarian merujuk pada orang-orang yang tidak mengonsumsi daging hewan, namun, ada perbedaan yang mendalam di antara keduanya. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah penelitian oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Dwi Wahyuni, veganisme merupakan gaya hidup yang lebih ketat dibandingkan vegetarian.

Vegan menghindari semua bentuk produk yang berasal dari hewan. Ini tidak hanya termasuk daging, tetapi juga produk seperti susu, telur, madu, dan bahan lainnya yang berasal dari hewan. Vegan bahkan menghindari menggunakan pakaian berbahan kulit atau sutra, karena mereka berusaha menghindari segala bentuk eksploitasi terhadap hewan.

Sementara itu, vegetarian adalah orang yang tidak mengonsumsi daging hewan, tetapi masih memperbolehkan beberapa produk hewani dalam diet mereka. Sebagai contoh, vegetarian masih mengonsumsi susu, telur, dan madu, meskipun mereka menghindari konsumsi daging dan ikan.

Selain itu, vegetarian memiliki beberapa jenis variasi diet, yaitu:

  1. Lacto Ovo Vegetarian: Mereka menghindari semua jenis daging dan ikan, tetapi masih mengonsumsi susu dan telur.
  2. Ovo Vegetarian: Jenis vegetarian ini menghindari daging, ikan, dan produk susu, tetapi masih mengonsumsi telur.

Manfaat Kesehatan dari Pola Makan Vegan dan Vegetarian

Mengadopsi gaya hidup vegan atau vegetarian dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan berbasis tanaman ini dapat membantu mencegah penyakit kronis, seperti:

  • Mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker.
  • Menurunkan kadar gula darah, yang sangat bermanfaat bagi penderita diabetes.
  • Menjaga kesehatan ginjal dan membantu pengurangan nyeri arthritis.
  • Meningkatkan manajemen berat badan secara efektif.

Namun, meskipun pola makan ini memiliki banyak manfaat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama bagi individu yang memiliki kondisi tubuh tertentu, seperti ibu hamil, menyusui, atau mereka yang masih dalam tahap pertumbuhan. Kondisi metabolisme tubuh yang tinggi membutuhkan perhatian lebih, karena diet vegan dan vegetarian dapat menyebabkan kekurangan beberapa zat gizi yang penting, seperti vitamin B12, zat besi, dan protein.

Kesimpulannya, meskipun pola makan vegan dan vegetarian menawarkan banyak manfaat kesehatan, penting untuk memastikan asupan nutrisi yang seimbang, terutama bagi individu yang berada dalam masa pertumbuhan atau memiliki kondisi khusus.