5 Tempat Makan Tersembunyi yang Wajib Dicoba, Rekomendasi dari Nex Carlos!

Rekomendasi Kuliner Tersembunyi ala Nex Carlos, Wajib Dicoba!

Banyak tempat makan unik yang belum banyak diketahui orang, dan Nex Carlos adalah salah satu YouTuber kuliner yang sering membagikan rekomendasi tempat-tempat tersebut. Dengan gaya khasnya, ia menjelajahi berbagai daerah di Indonesia untuk mencicipi kuliner legendaris, unik, hingga yang sulit ditemukan.

Beberapa tempat makan tersembunyi yang baru-baru ini dikunjungi Nex Carlos menawarkan cita rasa khas dengan harga terjangkau. Berikut beberapa pilihannya:

1. Angkringan 24, Semarang

Saat berkunjung ke Semarang, Nex Carlos mampir ke Angkringan 24 yang berlokasi di Jalan Satria Barat II No. 107, Semarang Utara. Keunikan tempat ini adalah lokasinya yang berada di pinggir rel kereta api.

Menu yang ditawarkan sederhana tetapi menggugah selera, seperti nasi dengan lauk sambal terong, tempe, hingga nasi goreng pindang. Harga makanan di sini juga ramah di kantong, mulai dari Rp 10.000-an. Menariknya, tempat ini lebih ramai melalui layanan pesan antar karena beroperasi dari pukul 17.30 hingga 03.00 pagi.

2. Yamien Bakmi Fang Fang, Cianjur

Tempat makan tersembunyi lainnya yang direkomendasikan oleh Nex Carlos adalah Yamien Bakmi Fang Fang di Cianjur, Jawa Barat. Warung ini terletak di dalam gang kecil dan beroperasi langsung dari rumah pemiliknya.

Selain cita rasa bakminya yang khas, tempat ini juga dikenal karena pemiliknya yang tegas dan berbicara dengan nada sedikit ketus, namun tetap ramah. Menu yang tersedia cukup beragam, mulai dari bakmi kecil, locupan, kwetiau, hingga bihun dengan harga sekitar Rp 30.000 per porsi.

3. Sate Padang Ajo, Pasar Jatinegara

Pasar Jatinegara dikenal dengan berbagai kuliner legendarisnya, salah satunya adalah Sate Padang Ajo. Nex Carlos membagikan pengalaman menikmati sate ini yang sudah berjualan selama 61 tahun dan dikelola oleh generasi kedua.

Satu porsi sate ini dijual seharga Rp 22.000 dengan 8 tusuk sate dan ketupat. Jika tanpa ketupat, pembeli akan mendapatkan 10 tusuk sate. Sensasi menyantap sate ini makin nikmat jika ditambahkan keripik singkong balado.

4. Mie Ayam Tip Top, Pasar Senen

Bagi pecinta mie ayam, Mie Ayam Tip Top di Pasar Senen, Jakarta Pusat, bisa menjadi pilihan. Warung ini sudah berdiri sejak 1985 dan masih dikelola oleh generasi kedua pemiliknya.

Menu andalannya adalah mie ayam jamur dengan harga mulai dari Rp 20.000-an. Selain itu, tersedia juga pilihan lain seperti mie goreng, nasi tim, dan nasi goreng. Nex Carlos mencoba mie ayam jamur yang menurutnya sangat lezat, ditambah pangsit dan bakso kuah dengan topping ayam kecap yang menggugah selera.

5. Rumah Makan Rico Arpah, Ciputat

Rekomendasi terakhir dari Nex Carlos adalah Rumah Makan Rico Arpah di Ciputat, Tangerang Selatan. Tempat ini menyajikan masakan khas China dan sudah berdiri sejak 1985.

Yang membuatnya istimewa, pemiliknya adalah seorang kakek berusia 82 tahun yang masih aktif memasak sendiri. Beberapa menu favorit di sini adalah mie goreng, ayam kuluyuk, dan fuyunghai dengan harga mulai dari Rp 15.000-an.

Bagi yang ingin menjelajahi kuliner unik dan tersembunyi, rekomendasi dari Nex Carlos ini bisa menjadi referensi menarik!

Otak-Otak Legendaris di Bangkok, Bertahan 112 Tahun dan Masih Diburu Pembeli

Otak-otak merupakan salah satu camilan yang digemari di berbagai negara Asia Tenggara. Di Bangkok, Thailand, terdapat penjual otak-otak yang telah berjualan selama lebih dari satu abad, menjadikannya salah satu yang paling legendaris.

Di Indonesia, otak-otak dikenal sebagai makanan khas dari daerah seperti Bangka Belitung dan Palembang. Hidangan ini berbahan dasar ikan, dengan ikan tenggiri sebagai pilihan utama karena memberikan cita rasa yang lezat.

Tak hanya di Indonesia, varian otak-otak juga dapat ditemukan di negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Meskipun bahan utamanya sama, yakni ikan, setiap negara memiliki racikan khas yang membedakannya.

Baru-baru ini, akun media sosial Bangkok Foodie membagikan video tentang pedagang otak-otak kaki lima di Bangkok. Menggunakan gerobak sederhana, pedagang ini mampu menghabiskan sekitar 90 kg adonan otak-otak setiap harinya.

Gerobak ini dikenal dengan nama “100 Years Fishcake” dan berlokasi di depan Wat Chakkrawat. Uniknya, usaha ini telah berjalan selama 112 tahun secara turun-temurun di tempat yang sama.

Menurut pemiliknya, otak-otak mereka dibuat menggunakan ikan tenggiri raja atau king mackerel, yang dicampur dengan rempah khas Thailand seperti daun basil, kaffir, bawang putih, cabai segar, dan temu kunci. Salah satu keunggulannya adalah penggunaan tepung yang sangat sedikit, sehingga menghasilkan tekstur yang kenyal namun tetap padat, membuat banyak pelanggan ketagihan.

Karena kepopulerannya, pelanggan disarankan untuk memesan beberapa hari sebelumnya agar tidak perlu antre lama. Meski bisa dibeli langsung di tempat, banyak orang rela mengantre demi mencicipi jajanan ini.

Dijual dengan harga 50 baht (sekitar Rp 24.200), satu porsi otak-otak ini berisi 18 potong yang cukup mengenyangkan. Sajian ini semakin nikmat dengan tambahan saus Thailand bercita rasa asam manis dan sedikit pedas.

Pemilik gerai ini juga mengungkapkan bahwa resep otak-otak dan bumbunya merupakan warisan dari nenek mereka yang telah bertahan selama lebih dari seabad.

Bagi yang berencana berkunjung ke Bangkok, gerai 100 Years Fishcake buka setiap hari dari pukul 09.30 hingga 14.00. Jajanan legendaris ini bisa menjadi salah satu kuliner yang patut dicoba saat berada di sana.

Es Dawet Aren Bu Ida: Keunikan Kuliner Segar dari Ngawi yang Memikat Selera dan Pemandangan

Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, terkenal tidak hanya karena pesona alamnya, tetapi juga kuliner tradisional yang menggugah selera. Salah satunya yang banyak dicari adalah es dawet, dengan salah satu tempat yang menjadi favorit: Es Dawet Aren Bu Ida. Terletak di Jalan Paron-Jogorogo, tepat di samping sawah dekat SPBU Paron, tempat ini telah menjadi tujuan utama bagi penduduk lokal dan wisatawan yang melewati daerah tersebut.

Es Dawet Bu Ida menyajikan rasa khas dengan bahan dasar aren, yang memberikan sentuhan manis alami yang pas di lidah. Dibandingkan dengan es dawet lainnya di Ngawi, minuman ini memiliki keistimewaan, yaitu penggunaan aren yang membuatnya terasa lebih segar dan alami. Dengan harga yang sangat terjangkau, hanya Rp 8 ribu per porsi, pengunjung bisa menikmati segarnya es dawet sambil menikmati suasana tenang di sekitar persawahan yang asri.

Es dawet di tempat ini sangat pas bagi siapa saja yang sedang melewati Paron.Tempatnya nyaman dan ideal untuk beristirahat setelah perjalanan jauh,” ujar Anto, seorang pengendara yang sering mampir ke sana. Selain rasa yang menyegarkan, tempat ini juga memberikan kenyamanan bagi mereka yang ingin melepas lelah sambil menikmati kuliner khas Bu Ida.

Perjalanan Bu Ida di dunia kuliner dimulai dengan resep es dawet jagung dari Ponorogo. Seiring berjalannya waktu, ia terus mengembangkan resepnya hingga kini menciptakan es dawet aren yang segar dan nikmat. “Awalnya, kami belajar membuat es dawet dari teman, lalu secara bertahap mengembangkan resep dan memperindah penyajiannya agar semakin menarik,” ujar Bu Ida dengan rasa bangga.

Tidak hanya soal rasa, Bu Ida juga sangat memperhatikan tampilan es dawet yang selalu rapi dan menggoda, sehingga tidak hanya enak dimakan, tetapi juga menyenangkan untuk dilihat. Jadi, bila Anda berada di Jalan Paron-Jogorogo, Ngawi, jangan lewatkan kesempatan untuk singgah dan menikmati es dawet aren khas Bu Ida.Es Dawet Aren Bu Ida: Keunikan Kuliner Segar dari Ngawi yang Memikat Selera dan Pemandangan