Soto Tangkar: Warisan Kuliner Betawi dari Masa Kolonial

Soto tangkar merupakan salah satu kuliner khas Betawi yang lahir dari kreativitas masyarakat dalam mengolah iga sapi menjadi hidangan berkuah yang kaya rasa. Berbeda dengan soto lainnya yang umumnya memiliki kuah bening atau kuning, soto tangkar menggunakan santan, tetapi tetap memiliki cita rasa ringan dan tidak terlalu kental. Sejarah soto tangkar berakar dari masa penjajahan Belanda, ketika para meneer mengadakan pesta dan memotong sapi untuk hidangan mereka. Bagian utama daging sapi dikonsumsi oleh kaum kolonial, sementara bagian kepala, iga, dan jeroan diberikan kepada para pekerja. Dengan keterbatasan bahan, masyarakat Betawi mengolah iga sapi tersebut menjadi hidangan berkuah yang lezat dengan menambahkan berbagai bumbu seperti lada, kunyit, serai, daun salam, dan santan.

Dalam bahasa Betawi, “tangkar” berarti iga sapi, yang menjadi bahan utama dalam hidangan ini. Pada masa itu, masyarakat setempat hanya mampu membeli bagian iga yang mengandung sedikit daging, karena potongan daging lainnya sudah diambil oleh Belanda. Namun, mereka mampu mengolahnya menjadi hidangan bercita rasa khas yang kemudian dikenal sebagai soto tangkar. Seiring waktu, soto tangkar tidak lagi dianggap sebagai makanan rakyat kecil, tetapi berkembang menjadi kuliner khas yang diminati oleh berbagai kalangan.

Kini, soto tangkar tetap menjadi salah satu hidangan ikonik Betawi yang mudah ditemukan di berbagai rumah makan maupun festival kuliner Nusantara. Keunikan rasa dan sejarah panjangnya membuat hidangan ini tetap lestari dan terus dinikmati oleh masyarakat dari berbagai generasi. Dari makanan sederhana pada masa kolonial, soto tangkar kini menjadi bagian penting dari warisan kuliner Indonesia.

Wingko Babat: Kue Tradisional yang Melegenda dari Lamongan

Wingko Babat merupakan kue tradisional berbentuk bundar yang terbuat dari tepung beras ketan, kelapa, dan gula. Banyak yang mengira kudapan ini berasal dari Semarang, namun sebenarnya asal-usulnya dari Babat, sebuah kota kecil di Lamongan, Jawa Timur. Kota ini menjadi titik persimpangan antara Kabupaten Bojonegoro, Jombang, dan Tuban, yang membuatnya strategis bagi para pedagang.

Wingko Babat pertama kali diciptakan oleh pasangan perantau keturunan Tionghoa, Loe Soe Siang dan istrinya, yang telah bermukim di Babat sejak tahun 1898. Pasangan ini memiliki dua anak, yaitu Loe Lang Ing dan Loe Lan Hwa. Namun, pada tahun 1944, terjadi kerusuhan akibat kekalahan tentara Jepang yang membuat situasi tidak aman. Akibatnya, Loe Lan Hwa dan suaminya memutuskan pindah ke Semarang untuk mencari perlindungan serta meneruskan usaha wingko.

Di Semarang, mereka mulai menjajakan wingko dengan cara berkeliling dan menitipkannya ke kios-kios di stasiun dan terminal. Merek dagang mereka tetap menggunakan nama Babat sebagai bentuk penghormatan terhadap kampung halaman. Sejak saat itu, kue wingko Babat dengan cap Spoor semakin populer dan disukai oleh masyarakat Semarang.

Kini, usaha wingko Babat telah dikelola oleh generasi keempat. Gerai milik Loe Lang Ing di Babat telah berkembang menjadi toko jajanan modern. Bahkan, di depan gerai tersebut terdapat sebuah prasasti bernama ‘Puisi Wingko’ yang menjadi simbol sejarahnya. Hingga kini, wingko tetap memiliki peran penting dalam perekonomian Babat, yang meskipun kecil, mampu mempertahankan identitasnya dalam dunia kuliner.

Sensasi Berbuka Puasa Mewah di Ruth’s Chris Steak House Jakarta

Saat bulan Ramadan, banyak restoran menghadirkan menu spesial berbuka puasa yang sayang untuk dilewatkan. Salah satu tempat yang menawarkan pengalaman iftar dengan nuansa mewah adalah Ruth’s Chris Steak House di Jakarta. Restoran steak premium asal Amerika Serikat ini menghadirkan Ruth’s Break Fasting Menu yang menyajikan hidangan lengkap mulai dari takjil hingga main course berkualitas tinggi.

Untuk hidangan pembuka, tamu akan disuguhi takjil yang terdiri dari barbecued shrimp, chocolate sin cake, dan sweet potato casserole. Barbecued shrimp menawarkan perpaduan rasa gurih dari mentega, bawang putih, serta rempah-rempah yang meresap sempurna ke dalam udang yang lembut dan juicy. Sementara itu, sweet potato casserole hadir dengan tekstur creamy yang lembut, dilengkapi lapisan renyah di permukaannya. Rasa manisnya ringan, menyerupai hidangan keju panggang yang lezat. Bagi pecinta cokelat, chocolate sin cake menjadi pilihan sempurna. Teksturnya yang lumer di mulut dengan cita rasa cokelat pekat, berpadu dengan sentuhan segar dari stroberi, menjadikannya hidangan penutup yang tak terlupakan.

Sebelum menikmati hidangan utama, pelanggan dapat memilih starters seperti soup of the day atau caesar salad. Jika ingin sesuatu yang hangat, soup of the day bisa menjadi pilihan, sementara caesar salad memberikan kesegaran sebelum menyantap main course. Untuk menu utama, restoran ini menyajikan U.S. Petite Filet, potongan daging sapi premium USDA seberat 170 gram dengan tekstur yang sangat empuk. Dengan tingkat kematangan medium, filet ini memiliki rasa yang juicy dengan bagian dalam merah muda yang lembut dan lumer di mulut. Tanpa tambahan saus pun, steak ini sudah kaya rasa, ditambah lelehan butter yang memperkaya cita rasa. Sebagai pelengkap, mashed potato yang creamy menjadi pasangan sempurna untuk hidangan ini.

Ruth’s Break Fasting Menu hanya tersedia selama Ramadan dan bisa dipesan mulai pukul 17.30 hingga 19.00. Jika ingin merasakan pengalaman berbuka puasa yang mewah dan berkesan, restoran ini bisa menjadi pilihan yang tepat.

Fakta atau Mitos: Es Krim Rasa Kopi Punya Kafein?

Kopi tak hanya dikenal sebagai minuman panas atau dingin yang menyegarkan, tetapi kini telah merambah ke berbagai olahan makanan, salah satunya adalah es krim. Namun, pertanyaannya, apakah es krim rasa kopi mengandung kafein yang sama seperti kopi pada umumnya?

Kandungan Kafein dalam Es Krim Kopi

Berkembangnya inovasi dalam dunia kuliner membawa berbagai produk baru dengan rasa kopi, mulai dari kue, minuman, hingga es krim. Namun, salah satu hal yang sering dipertanyakan adalah apakah es krim rasa kopi mengandung kafein, sama seperti kopi yang diseduh?

Para ahli gizi menjelaskan bahwa meskipun es krim rasa kopi mengandung kafein, kandungannya cenderung lebih rendah dibandingkan dengan secangkir kopi pada umumnya. Rata-rata, satu sendok es krim kopi dapat mengandung sekitar 30-60 miligram kafein, yang setara dengan sepertiga cangkir kopi biasa. Bahkan, pada beberapa jenis es krim kopi premium yang menggunakan bahan baku berkualitas tinggi, kandungan kafein bisa mencapai hingga 80 miligram, yang hampir setara dengan satu shot espresso.

Banyak produsen es krim yang menggunakan ekstrak kopi asli atau espresso dalam proses pembuatannya. Tak jarang, meski es krim hanya menggunakan essence kopi, tetap ada kafein dalam jumlah tertentu. Ini tentu saja memengaruhi rasa dan intensitas sensasi kopi yang terasa dalam setiap suapan es krim.

Dampak Konsumsi Es Krim Kopi terhadap Tidur

Kafein dikenal sebagai stimulan yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan menunda rasa kantuk. Karena itu, konsumsi kopi sering kali dikaitkan dengan gangguan tidur, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap kafein. Hal ini juga berlaku pada es krim rasa kopi. Meskipun dalam bentuk makanan beku, es krim kopi tetap memiliki dampak terhadap kualitas tidur.

Bagi sebagian orang, terutama yang memiliki toleransi tinggi terhadap kafein, dampaknya mungkin tidak terlalu terasa. Namun, bagi mereka yang lebih sensitif terhadap kafein, mengonsumsi es krim kopi, terutama di malam hari, bisa menyebabkan gangguan tidur. Untuk mengurangi risiko tersebut, para ahli gizi menyarankan agar menghindari konsumsi kafein dalam bentuk apapun setidaknya 6-8 jam sebelum waktu tidur. Oleh karena itu, bagi Anda yang memiliki masalah tidur, sebaiknya menghindari es krim kopi setelah sore hari.

Berapa Batas Aman Konsumsi Kafein?

Menurut pedoman kesehatan yang ada, batas konsumsi kafein yang aman bagi orang dewasa adalah sekitar 400 miligram per hari, yang setara dengan tiga cangkir kopi. Sedangkan bagi wanita hamil, disarankan agar konsumsi kafein tidak melebihi 300 miligram per hari.

Walaupun es krim kopi menawarkan cita rasa manis dan segar, penting untuk tetap memperhatikan jumlah kafein yang terkandung di dalamnya, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap zat ini. Konsumsi es krim kopi dalam jumlah wajar dan tidak terlalu dekat dengan waktu tidur adalah cara yang bijak untuk menikmati kelezatannya tanpa khawatir akan efek sampingnya.

Kesimpulan: Es Krim Kopi Tetap Mengandung Kafein!

Es krim kopi memang menawarkan cara baru untuk menikmati rasa kopi favorit dalam bentuk yang menyegarkan dan lezat. Namun, meskipun rasanya yang manis dan dingin, es krim kopi tetap mengandung kafein yang bisa mempengaruhi kualitas tidur Anda jika dikonsumsi secara berlebihan atau pada malam hari.

Bagi para penggemar kopi yang ingin menikmati sensasi kopi dalam berbagai variasi, es krim kopi bisa menjadi pilihan yang menarik. Namun, tetap perhatikan jumlah yang dikonsumsi agar tidak mengganggu kualitas tidur Anda. Jadi, apakah Anda termasuk penggemar es krim kopi? Apakah Anda merasakan efek kafeinnya setelah menikmatinya? Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar!

Dengan informasi yang jelas mengenai kandungan kafein dalam es krim kopi, diharapkan Anda bisa menikmati es krim kopi dengan bijak, tanpa mengorbankan kualitas tidur Anda.

Bika Ambon Terbaik di Kota: Ini Perbandingan Tekstur dan Rasanya

Bika Ambon, kue tradisional asal Medan, Sumatera Utara, belakangan ini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Dikenal dengan tekstur kenyal, aroma jeruk purut yang khas, dan warnanya yang kuning cerah, Bika Ambon telah menjelma menjadi salah satu makanan yang banyak dicari. Tidak hanya populer di Medan, kini kue ini pun banyak dijual di berbagai kota besar Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa ada perbedaan mencolok antara beberapa merek Bika Ambon yang sudah legendaris? Kali ini, kita akan membahas perbedaan yang mencolok antara Bika Ambon dari tiga merek ternama, yaitu Holland Bakery, Suisse Bakery, dan Befond.

Meskipun ketiganya tampak mirip, ada sejumlah perbedaan mencolok mulai dari penampilan fisik, aroma, tekstur, hingga rasa yang perlu Anda ketahui. Setiap merek Bika Ambon ini memiliki ciri khas yang membedakan satu sama lain, membuat setiap gigitan menghadirkan pengalaman yang berbeda. Mari kita mulai dengan membandingkan tampilan fisik dan harga dari ketiganya.

Penampilan Fisik dan Harga Bika Ambon dari Holland Bakery hadir dengan ukuran 20×20 cm, dibanderol seharga Rp 137.500. Ketika dibuka, permukaannya terlihat berwarna kuning terang dan cukup berminyak. Bika Ambon ini terlihat mengilap di bagian atasnya, namun terasa berminyak ketika dipegang. Sementara itu, Bika Ambon dari Suisse Bakery hadir dengan ukuran lebih kecil, berdiameter 18 cm, dan dijual seharga Rp 140.000. Warna kue ini juga kuning cerah, dengan sedikit bercak cokelat di bagian atasnya. Kelebihan dari Bika Ambon ini adalah tidak terasa berminyak saat dipegang. Sedangkan Befond, yang dijual dengan harga Rp 125.000 untuk ukuran 20×20 cm, memiliki tampilan yang lebih sederhana. Permukaannya tidak terlalu mengilap dan tidak terasa berminyak sama sekali.

Aroma yang Membuat Ketagihan Setiap merek Bika Ambon ini juga memiliki aroma yang berbeda. Holland Bakery menawarkan aroma yang sangat khas, dengan perpaduan bau telur dan mentega yang dominan. Ketika membuka kemasannya, Anda akan segera mencium aroma yang cukup kuat dan menggoda. Suisse Bakery, di sisi lain, memiliki aroma yang lebih segar dengan wangi jeruk purut yang lembut, ditambah sedikit aroma daun pandan dan kelapa panggang. Sementara itu, Befond memiliki aroma yang lebih ringan, didominasi oleh santan yang kuat dengan sedikit sentuhan jeruk purut. Setiap aroma ini memberi kesan yang berbeda bagi penikmatnya.

Tekstur yang Berbeda di Setiap Gigitannya Ketika membandingkan tekstur ketiganya, Holland Bakery memiliki Bika Ambon dengan tekstur yang cukup kenyal. Saat ditekan, kue ini kembali ke bentuk semula dengan perlahan, memberikan sensasi yang lembut namun padat. Suisse Bakery memiliki tekstur yang lebih padat dan terasa sedikit lebih keras. Ketika dipencet, Bika Ambon ini cepat kembali ke bentuk awalnya. Di sisi lain, Befond menawarkan tekstur yang paling kenyal. Kue ini terasa sangat lembut, dan meskipun teksturnya kenyal, ia tidak keras dan kembali ke bentuk semula dengan lembut.

Rasa yang Berbeda-beda Tentu saja, rasa adalah elemen penting yang membedakan ketiga Bika Ambon legendaris ini. Holland Bakery memiliki rasa yang didominasi oleh campuran telur dan mentega. Rasa manisnya terasa pas, tidak terlalu kuat, sehingga cocok bagi mereka yang menginginkan kue manis dengan rasa yang tidak terlalu mencolok. Suisse Bakery memiliki rasa yang lebih kompleks, dengan perpaduan santan dan jeruk purut yang lembut. Rasa manisnya meningkat perlahan, memberi sensasi yang halus pada lidah. Berbeda dengan itu, Befond memiliki Bika Ambon dengan rasa manis yang paling rendah. Santan menjadi rasa dominan, dengan sedikit sentuhan jeruk purut yang memberi sensasi segar.

Bika Ambon dari ketiga tempat ini menawarkan pengalaman yang unik, baik dari segi penampilan, aroma, tekstur, maupun rasa. Masing-masing merek memiliki keistimewaan yang patut dicoba. Bagi Anda yang ingin mencicipi Bika Ambon dengan rasa telur mentega yang klasik, Holland Bakery bisa menjadi pilihan. Jika Anda menginginkan rasa yang lebih segar dengan sentuhan jeruk purut, Suisse Bakery adalah pilihan yang tepat. Namun, bagi Anda yang ingin menikmati Bika Ambon dengan rasa santan yang lembut, Befond bisa jadi pilihan yang memuaskan.

Jadi, Bika Ambon mana yang menjadi favorit Anda? Temukan rasa yang paling sesuai dengan selera Anda dan nikmati kelezatannya!

Bubur Suro: Tradisi Ramadan di Palembang yang Sarat Makna

Di bulan Ramadan 1446 Hijriah, umat Islam di berbagai daerah memeriahkan bulan suci ini dengan tradisi khas masing-masing. Salah satu tradisi yang tetap lestari adalah pembagian Bubur Suro di Kota Palembang. Tidak sekadar menjadi hidangan berbuka puasa, Bubur Suro memiliki makna mendalam tentang kebersamaan dan semangat berbagi yang telah diwariskan turun-temurun. Tradisi ini berawal dari Masjid Al-Mahmudiyah, atau yang lebih dikenal dengan Masjid Suro, yang terletak di kawasan 30 Ilir, Palembang. Konon, kebiasaan ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam dan terus dilestarikan hingga saat ini.

Setiap hari selama Ramadan, setelah salat Ashar, Bubur Suro dibagikan kepada masyarakat sekitar. Proses pembuatannya melibatkan pengurus masjid serta warga yang bergotong-royong memasak dan mendistribusikan bubur kepada masyarakat. Salah satu pengurus Masjid Suro, Akbar, mengungkapkan bahwa setiap harinya sekitar 70 porsi Bubur Suro disiapkan untuk dibagikan kepada masyarakat. Ia menekankan bahwa tradisi ini bukan sekadar membagikan makanan, tetapi juga merupakan bentuk rasa syukur dan kepedulian terhadap sesama.

Tak hanya dinikmati oleh warga setempat, Bubur Suro juga menarik perhatian masyarakat dari luar daerah yang sengaja datang untuk mencicipi hidangan khas ini. Beberapa di antaranya bahkan membawa bubur ini pulang sebagai oleh-oleh. Akbar menambahkan bahwa kehadiran masyarakat dari berbagai daerah semakin memperkuat nilai kebersamaan dan keberagaman dalam tradisi ini. Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, Bubur Suro menjadi bagian tak terpisahkan dari Ramadan di Palembang.

Surabi dan Bandrek: Menyantap Kuliner Jadul yang Melekat di Hati Bandung

Bandung, 2025 – Menyantap kuliner tradisional Bandung, rasanya tak lengkap tanpa mencicipi Surabi dan Bandrek. Dua sajian legendaris ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kuliner Bandung dan terus menarik perhatian para penikmatnya. Surabi, dengan tekstur lembut dan rasa khasnya, serta Bandrek yang hangat dan pedas, menjadi simbol kehangatan masa lalu yang tak terlupakan.

Surabi dan Bandrek bukan sekadar makanan; keduanya merupakan perjalanan rasa yang membawa kita bernostalgia ke era yang lebih sederhana. Ketika disantap, Surabi dengan santan hangatnya dan Bandrek dengan rasa pedas yang menggugah, menyentuh memori tentang tradisi yang selalu hidup di setiap gigitannya.

Warisan Kuliner yang Tak Pernah Pudar oleh Waktu

Kendati dunia kuliner modern berkembang pesat, Surabi dan Bandrek tetap bertahan dengan resep tradisional yang diwariskan turun-temurun. Tidak banyak yang tahu bahwa meski jumlah kedai yang menjual kuliner ini tidak sebanyak dahulu, Surabi dan Bandrek tetap eksis dan digemari. Salah satu tempat yang menyajikan kedua kuliner legendaris ini adalah Kedai Surabi SFS Family Group, yang berlokasi di kawasan kaki Gunung Manglayang.

Kedai ini menawarkan pengalaman kuliner yang unik dengan suasana yang kental dengan nuansa tradisional. Terletak di Jalan Cigagak Cipadung, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, kedai ini hadir dengan interior sederhana yang terbuat dari bambu dan kayu. Desain tersebut membawa pengunjung pada kenangan masa lalu yang hangat. Keindahan panorama Kota Bandung yang terlihat dari kedai ini, ditambah dengan udara sejuk kaki Gunung Manglayang, semakin memperkaya pengalaman kuliner yang penuh nostalgia.

Menu Surabi yang Menggoda Selera

Di Kedai Surabi SFS Family Group, pengunjung dapat menikmati berbagai varian Surabi dengan pilihan rasa yang menggoda. Menu favorit di sini adalah Surabi Telur Oncom yang dipadukan dengan Bandrek hangat, namun masih banyak pilihan lainnya, seperti Surabi Oncom Coklat, Gula Aren, Keju Susu, hingga Surabi Telur Seblak. Harganya pun sangat terjangkau, mulai dari Rp 4.000 hingga Rp 8.000 per buah, menjadikannya pilihan yang pas untuk dinikmati kapan saja.

Selain Surabi, Bandrek yang disajikan di kedai ini memiliki cita rasa hangat yang sedikit pedas, membuatnya cocok dinikmati di pagi yang dingin atau malam hari. Menu minuman lainnya juga tersedia, seperti Jeruk Lemon Hangat, Kelapa Muda, Susu Jahe, hingga Kopi. Harga minuman di sini berkisar antara Rp 3.000 hingga Rp 6.000, sesuai dengan jenis dan ukuran minuman yang dipilih.

Proses Pembuatan yang Otentik dan Aroma yang Menggugah

Salah satu keistimewaan Surabi SFS Family Group adalah cara pembuatannya yang otentik. Surabi dibakar menggunakan arang kelapa dan kayu bakar, memberikan aroma khas yang sulit ditemukan di tempat lain. Proses pembakaran ini juga memberi cita rasa yang lebih hangat dan lezat, menambah kenikmatan setiap suapan Surabi yang disajikan secara dadakan.

Suasana yang Menggugah Nostalgia

Kedai Surabi SFS Family Group, yang didirikan pada tahun 2020 oleh Bapak Cahyana bersama keluarganya, memang menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi oleh pencinta kuliner tradisional. Dikenal dengan suasananya yang tenang dan asri, tempat ini tidak hanya cocok untuk santap pagi, tetapi juga menjadi tempat yang menyenangkan untuk menikmati city light Kota Bandung pada malam hari.

Meskipun berada di pinggiran kota, kedai ini selalu ramai pengunjung, terutama pada akhir pekan. Banyak pengunjung yang datang setelah berolahraga, seperti jogging atau bersepeda, atau sekadar mencari tempat untuk menikmati kuliner khas Bandung.

Surabi SFS Family Group tidak hanya menawarkan makanan, tetapi juga pengalaman yang mengingatkan kita akan kekayaan kuliner tradisional yang terus hidup di tengah modernitas. Jika Anda berkunjung ke Bandung, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati Surabi dan Bandrek legendaris yang selalu berhasil menghadirkan kenangan manis di setiap gigitannya.

Sensasi Kuliner di Resinda Hotel Karawang: Perpaduan Rasa dari Berbagai Belahan Dunia

Resinda Hotel Karawang menghadirkan pengalaman kuliner istimewa bagi para tamu dengan tiga restoran yang menyajikan hidangan dari berbagai negara, mulai dari Jepang, China, hingga Indonesia. Hotel bintang empat ini baru saja memperkenalkan beberapa menu terbaru yang siap memanjakan lidah. Salah satu restoran yang patut dikunjungi adalah Inaho Restaurant, yang menyajikan hidangan khas Jepang dengan cita rasa autentik. Beberapa menu andalan yang diperkenalkan di antaranya crunchy salmon roll, sushi dengan topping salmon dan kremes yang menggugah selera, serta beef hambagu stick yang disajikan bersama telur mata sapi dan saus khas Jepang. Tidak ketinggalan, beef corn salad dengan saus wijen serta sushi yuki dengan potongan ikan segar seperti tuna dan salmon turut melengkapi daftar menu baru yang wajib dicoba.

Bagi pecinta masakan China, Hai Wang Restaurant menghadirkan sajian autentik yang kaya rasa. Salah satu menu andalan terbaru adalah beancurd seafood in X.O sauce yang menggabungkan udang, cumi, tahu, dan ikan kerapu dalam paduan rasa manis dan pedas. Selain itu, ada Malaysian noodle dengan cita rasa manis yang khas, salad bebek dengan saus mangga yang menyegarkan, serta dumpling Sichuan yang berisi udang dan cumi panggang terasi. Untuk pencuci mulut, pancake durian musang king siap menjadi pilihan manis yang menggoda.

Sementara itu, bagi pencinta kuliner Nusantara, The Oryza menyajikan hidangan khas yang kaya rempah. Salah satu menu spesialnya adalah udang bakar kalio dengan saus rempah yang kuat, serta Thai duck red curry yang memadukan rasa kari khas Thailand dengan kerenyahan daging bebek. Tidak ketinggalan, gohu tuna Ternate yang segar serta mie siam salmon menjadi pilihan lain yang menarik. Dengan berbagai pilihan menu dari tiga restoran ini, Resinda Hotel Karawang menawarkan pengalaman kuliner yang tak terlupakan bagi siapa saja yang ingin menikmati sajian lezat dari berbagai belahan dunia.

Sensasi Buka Puasa Nusantara di Vivere Hotel, Artotel Curated

Buka puasa bukan sekadar menghilangkan rasa lapar dan dahaga, tetapi juga menjadi momen penuh kebersamaan yang dinantikan banyak orang. Untuk merayakan momen istimewa ini, Yin and Yum All Day Dining di Vivere Hotel, Artotel Curated Gading Serpong menghadirkan paket spesial bertajuk “Waktunya Indonesia Berbuka”. Konsep ini mengajak para tamu untuk menikmati kelezatan kuliner khas Nusantara dengan cita rasa autentik dalam semangat “act like a local”.

Beberapa hidangan andalan yang disajikan antara lain Ayam Betutu, Tongseng Daging, Ikan Masak Woku, serta berbagai pilihan makanan khas daerah lainnya. Tengku Edward Suren, Food & Beverage Manager Vivere Hotel, Artotel Curated, menyatakan bahwa tahun ini pihaknya ingin lebih menonjolkan menu lokal yang sesuai dengan cita rasa daerah. Tamu juga dapat menikmati hidangan khas Tangerang, seperti Nasi Gonjreng dan Laksa, yang semakin memperkaya pengalaman berbuka puasa.

Selain sajian Nusantara, tersedia pula hidangan khas Timur Tengah seperti Shawarma Ayam, Nasi Briyani, dan Butter Chicken Curry yang melengkapi menu berbuka. Berbagai hidangan ini disajikan dalam buffet yang mencakup makanan pembuka seperti gorengan dan kurma hingga makanan penutup seperti aneka kue dan chocolate fountain. Salah satu menu yang paling direkomendasikan adalah Soto Mie Bogor, dengan kuah kaldu gurih yang kaya rempah serta sensasi pedas yang menggugah selera.

Untuk menambah suasana hangat, tamu akan ditemani musik akustik setiap Jumat dan Sabtu pada minggu kedua dan ketiga Ramadan. Penawaran spesial juga tersedia, seperti promo Pay 4 Get 5 seharga Rp 228.000++ per orang pada minggu pertama dan keempat Ramadan, serta paket banquet Rp 258.000 untuk acara berbuka dalam jumlah besar.

Jalakotek Majalengka, Camilan Gurih yang Bikin Ketagihan

Jalakotek adalah camilan khas Majalengka yang memiliki cita rasa gurih, asin, dan pedas. Makanan ini dibuat dari campuran tepung terigu dan tepung tapioka sebagai bahan utama. Di dalamnya terdapat isian yang terdiri dari tumisan tahu, ayam cincang, tauge, atau wortel yang dicampur dengan sambal, memberikan sensasi rasa yang kaya dan lezat. Setelah digoreng, jalakotek semakin nikmat dengan tambahan taburan bubuk cabai kering atau sambal yang membuatnya semakin menggugah selera, terutama jika disantap selagi hangat.

Kuliner ini cukup populer di kalangan masyarakat Majalengka, terutama anak muda dan pencinta kuliner. Majalengka sendiri merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Indramayu di utara. Keberadaan jalakotek menambah kekayaan kuliner daerah tersebut dan menjadi salah satu makanan ringan favorit warga lokal.

Bagi yang ingin mencoba membuat jalakotek sendiri di rumah, langkah pertama adalah menyiapkan bahan-bahannya. Untuk kulitnya, diperlukan campuran tepung tapioka, tepung terigu, air panas, serta sedikit garam dan kaldu bubuk. Sedangkan isiannya dibuat dari tahu kuning yang dipotong kecil-kecil, wortel, bawang putih, cabai merah keriting, cabai rawit, serta bumbu pelengkap seperti garam, gula, dan merica.

Proses pembuatan jalakotek dimulai dengan menghaluskan bawang putih dan cabai sebagai bumbu isian. Tumis bumbu tersebut hingga harum, lalu masukkan wortel dan masak hingga empuk. Setelah itu, tambahkan tahu, aduk merata, dan beri bumbu sesuai selera. Untuk kulitnya, campurkan semua bahan dan uleni dengan air panas sedikit demi sedikit hingga kalis. Setelah adonan siap, bagi menjadi beberapa bagian dan pipihkan dengan rolling pin. Tambahkan satu sendok makan isian di tengah, lalu lipat dan rapatkan pinggirannya seperti pastel.

Setelah jalakotek siap dibentuk, panaskan minyak goreng dalam jumlah yang cukup. Goreng hingga warnanya berubah menjadi kuning kecoklatan, lalu angkat dan tiriskan. Agar semakin lezat, tambahkan taburan bubuk cabai kering atau sambal sesuai selera. Jalakotek siap disajikan dan dinikmati sebagai camilan lezat kapan saja.