5 Pilihan Restoran Buffet All You Can Eat dengan Hidangan Premium di Jakarta

Restoran dengan konsep all you can eat (AYCE) semakin menjadi pilihan favorit bagi para pecinta kuliner di Indonesia. Menyajikan berbagai hidangan lezat yang bisa dinikmati sepuasnya, restoran ini menawarkan pengalaman makan yang berbeda. Di Jakarta, beberapa hotel berbintang juga menyajikan buffet premium dengan pilihan hidangan yang menggugah selera, mulai dari masakan tradisional Indonesia hingga cita rasa internasional. Berikut ini adalah rekomendasi restoran AYCE mewah di Jakarta yang wajib dicoba:

1. Satoo – Hotel Shangri-La Jakarta

Satoo di Hotel Shangri-La Jakarta menyajikan beragam hidangan dari Indonesia, Asia, hingga Barat dalam konsep buffet. Selain itu, pengunjung juga bisa memilih sajian a la carte. Hidangan sushi, sashimi, dan seafood segar menjadi andalan restoran ini. Yang menarik, Satoo juga menawarkan minuman jamu tradisional, dengan 12 pilihan jenis jamu yang dapat dicoba, seperti kunyit asam dan beras kencur. Semua hidangan di sini dibuat segar langsung oleh chef profesional.

  • Lokasi: Hotel Shangri-La, Lt. 1, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat
  • Harga: Mulai Rp 550.000 per orang

2. Sana Sini Restaurant – Hotel Pullman Thamrin

Sana Sini Restaurant di Hotel Pullman Thamrin menyajikan hidangan internasional, dari Eropa hingga Asia, termasuk masakan khas Indonesia. Anda bisa mencicipi berbagai sate, bakso, hingga mi ayam yang autentik. Di seafood bar-nya, tersedia oyster dan lobster segar. Untuk penutup, nikmati dessert lokal dan internasional yang bervariasi.

  • Lokasi: Hotel Pullman Thamrin, Lt. Lobby, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat
  • Harga: Mulai Rp 590.000 per orang

3. The Cafe – Hotel Mulia Senayan

The Cafe di Hotel Mulia Senayan menyajikan berbagai pilihan hidangan dari mancanegara. Di sini, Anda bisa menikmati sashimi segar dengan potongan besar serta hidangan Minang dan kari India. Dessert di The Cafe juga tak kalah menggugah selera, mulai dari gelato, puding, hingga kue talam dan nagasari khas Indonesia. Jangan lewatkan cheese naan, roti pipih keju yang lembut dan lezat.

  • Lokasi: Hotel Mulia Senayan, Lt. Lobby, Jl. Asia Afrika, Jakarta Pusat
  • Harga: Mulai Rp 530.000 per orang

4. Anigre – Hotel Sheraton Grand Jakarta Gandaria City

Anigre di Hotel Sheraton Grand Jakarta Gandaria City menawarkan buffet dengan masakan lokal yang menggoda, seperti sop buntut dan garang asam dengan sentuhan modern menggunakan salmon. Anda juga bisa menikmati aneka dimsum, sashimi, serta kerang segar. Tak ketinggalan, steak ribeye dengan saus pilihan juga menjadi hidangan favorit di restoran ini.

  • Lokasi: Hotel Sheraton Grand Jakarta Gandaria City, Lt. 1, Jl. Sultan Iskandar Muda, Jakarta Selatan
  • Harga: Mulai Rp 630.000 per orang

5. Seasonal Tastes – Hotel The Westin

Restoran ini menjadi favorit banyak orang karena menyajikan sensasi makan sambil menikmati panorama kota Jakarta dari ketinggian. Seasonal Tastes di Hotel The Westin menawarkan beragam hidangan, dari masakan Nusantara, Jepang, Korea, hingga Western. Anda bisa menikmati kambing guling, sop buntut bakar, lobster segar, dan berbagai masakan India seperti chicken tikka dan butter chicken. Pemandangan malam yang indah menambah keistimewaan restoran ini.

  • Lokasi: Hotel The Westin, Lt. 51, Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan
  • Harga: Mulai Rp 530.000 per orang

Dengan berbagai pilihan menu yang menggugah selera, restoran AYCE di Jakarta ini memberikan pengalaman bersantap yang tak terlupakan. Bagi Anda yang ingin menikmati hidangan lezat dengan konsep buffet mewah, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi sajian di restoran-restoran tersebut.

Bika Ambon Terbaik di Kota: Ini Perbandingan Tekstur dan Rasanya

Bika Ambon, kue tradisional asal Medan, Sumatera Utara, belakangan ini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Dikenal dengan tekstur kenyal, aroma jeruk purut yang khas, dan warnanya yang kuning cerah, Bika Ambon telah menjelma menjadi salah satu makanan yang banyak dicari. Tidak hanya populer di Medan, kini kue ini pun banyak dijual di berbagai kota besar Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa ada perbedaan mencolok antara beberapa merek Bika Ambon yang sudah legendaris? Kali ini, kita akan membahas perbedaan yang mencolok antara Bika Ambon dari tiga merek ternama, yaitu Holland Bakery, Suisse Bakery, dan Befond.

Meskipun ketiganya tampak mirip, ada sejumlah perbedaan mencolok mulai dari penampilan fisik, aroma, tekstur, hingga rasa yang perlu Anda ketahui. Setiap merek Bika Ambon ini memiliki ciri khas yang membedakan satu sama lain, membuat setiap gigitan menghadirkan pengalaman yang berbeda. Mari kita mulai dengan membandingkan tampilan fisik dan harga dari ketiganya.

Penampilan Fisik dan Harga Bika Ambon dari Holland Bakery hadir dengan ukuran 20×20 cm, dibanderol seharga Rp 137.500. Ketika dibuka, permukaannya terlihat berwarna kuning terang dan cukup berminyak. Bika Ambon ini terlihat mengilap di bagian atasnya, namun terasa berminyak ketika dipegang. Sementara itu, Bika Ambon dari Suisse Bakery hadir dengan ukuran lebih kecil, berdiameter 18 cm, dan dijual seharga Rp 140.000. Warna kue ini juga kuning cerah, dengan sedikit bercak cokelat di bagian atasnya. Kelebihan dari Bika Ambon ini adalah tidak terasa berminyak saat dipegang. Sedangkan Befond, yang dijual dengan harga Rp 125.000 untuk ukuran 20×20 cm, memiliki tampilan yang lebih sederhana. Permukaannya tidak terlalu mengilap dan tidak terasa berminyak sama sekali.

Aroma yang Membuat Ketagihan Setiap merek Bika Ambon ini juga memiliki aroma yang berbeda. Holland Bakery menawarkan aroma yang sangat khas, dengan perpaduan bau telur dan mentega yang dominan. Ketika membuka kemasannya, Anda akan segera mencium aroma yang cukup kuat dan menggoda. Suisse Bakery, di sisi lain, memiliki aroma yang lebih segar dengan wangi jeruk purut yang lembut, ditambah sedikit aroma daun pandan dan kelapa panggang. Sementara itu, Befond memiliki aroma yang lebih ringan, didominasi oleh santan yang kuat dengan sedikit sentuhan jeruk purut. Setiap aroma ini memberi kesan yang berbeda bagi penikmatnya.

Tekstur yang Berbeda di Setiap Gigitannya Ketika membandingkan tekstur ketiganya, Holland Bakery memiliki Bika Ambon dengan tekstur yang cukup kenyal. Saat ditekan, kue ini kembali ke bentuk semula dengan perlahan, memberikan sensasi yang lembut namun padat. Suisse Bakery memiliki tekstur yang lebih padat dan terasa sedikit lebih keras. Ketika dipencet, Bika Ambon ini cepat kembali ke bentuk awalnya. Di sisi lain, Befond menawarkan tekstur yang paling kenyal. Kue ini terasa sangat lembut, dan meskipun teksturnya kenyal, ia tidak keras dan kembali ke bentuk semula dengan lembut.

Rasa yang Berbeda-beda Tentu saja, rasa adalah elemen penting yang membedakan ketiga Bika Ambon legendaris ini. Holland Bakery memiliki rasa yang didominasi oleh campuran telur dan mentega. Rasa manisnya terasa pas, tidak terlalu kuat, sehingga cocok bagi mereka yang menginginkan kue manis dengan rasa yang tidak terlalu mencolok. Suisse Bakery memiliki rasa yang lebih kompleks, dengan perpaduan santan dan jeruk purut yang lembut. Rasa manisnya meningkat perlahan, memberi sensasi yang halus pada lidah. Berbeda dengan itu, Befond memiliki Bika Ambon dengan rasa manis yang paling rendah. Santan menjadi rasa dominan, dengan sedikit sentuhan jeruk purut yang memberi sensasi segar.

Bika Ambon dari ketiga tempat ini menawarkan pengalaman yang unik, baik dari segi penampilan, aroma, tekstur, maupun rasa. Masing-masing merek memiliki keistimewaan yang patut dicoba. Bagi Anda yang ingin mencicipi Bika Ambon dengan rasa telur mentega yang klasik, Holland Bakery bisa menjadi pilihan. Jika Anda menginginkan rasa yang lebih segar dengan sentuhan jeruk purut, Suisse Bakery adalah pilihan yang tepat. Namun, bagi Anda yang ingin menikmati Bika Ambon dengan rasa santan yang lembut, Befond bisa jadi pilihan yang memuaskan.

Jadi, Bika Ambon mana yang menjadi favorit Anda? Temukan rasa yang paling sesuai dengan selera Anda dan nikmati kelezatannya!

Surabi dan Bandrek: Menyantap Kuliner Jadul yang Melekat di Hati Bandung

Bandung, 2025 – Menyantap kuliner tradisional Bandung, rasanya tak lengkap tanpa mencicipi Surabi dan Bandrek. Dua sajian legendaris ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah kuliner Bandung dan terus menarik perhatian para penikmatnya. Surabi, dengan tekstur lembut dan rasa khasnya, serta Bandrek yang hangat dan pedas, menjadi simbol kehangatan masa lalu yang tak terlupakan.

Surabi dan Bandrek bukan sekadar makanan; keduanya merupakan perjalanan rasa yang membawa kita bernostalgia ke era yang lebih sederhana. Ketika disantap, Surabi dengan santan hangatnya dan Bandrek dengan rasa pedas yang menggugah, menyentuh memori tentang tradisi yang selalu hidup di setiap gigitannya.

Warisan Kuliner yang Tak Pernah Pudar oleh Waktu

Kendati dunia kuliner modern berkembang pesat, Surabi dan Bandrek tetap bertahan dengan resep tradisional yang diwariskan turun-temurun. Tidak banyak yang tahu bahwa meski jumlah kedai yang menjual kuliner ini tidak sebanyak dahulu, Surabi dan Bandrek tetap eksis dan digemari. Salah satu tempat yang menyajikan kedua kuliner legendaris ini adalah Kedai Surabi SFS Family Group, yang berlokasi di kawasan kaki Gunung Manglayang.

Kedai ini menawarkan pengalaman kuliner yang unik dengan suasana yang kental dengan nuansa tradisional. Terletak di Jalan Cigagak Cipadung, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung, kedai ini hadir dengan interior sederhana yang terbuat dari bambu dan kayu. Desain tersebut membawa pengunjung pada kenangan masa lalu yang hangat. Keindahan panorama Kota Bandung yang terlihat dari kedai ini, ditambah dengan udara sejuk kaki Gunung Manglayang, semakin memperkaya pengalaman kuliner yang penuh nostalgia.

Menu Surabi yang Menggoda Selera

Di Kedai Surabi SFS Family Group, pengunjung dapat menikmati berbagai varian Surabi dengan pilihan rasa yang menggoda. Menu favorit di sini adalah Surabi Telur Oncom yang dipadukan dengan Bandrek hangat, namun masih banyak pilihan lainnya, seperti Surabi Oncom Coklat, Gula Aren, Keju Susu, hingga Surabi Telur Seblak. Harganya pun sangat terjangkau, mulai dari Rp 4.000 hingga Rp 8.000 per buah, menjadikannya pilihan yang pas untuk dinikmati kapan saja.

Selain Surabi, Bandrek yang disajikan di kedai ini memiliki cita rasa hangat yang sedikit pedas, membuatnya cocok dinikmati di pagi yang dingin atau malam hari. Menu minuman lainnya juga tersedia, seperti Jeruk Lemon Hangat, Kelapa Muda, Susu Jahe, hingga Kopi. Harga minuman di sini berkisar antara Rp 3.000 hingga Rp 6.000, sesuai dengan jenis dan ukuran minuman yang dipilih.

Proses Pembuatan yang Otentik dan Aroma yang Menggugah

Salah satu keistimewaan Surabi SFS Family Group adalah cara pembuatannya yang otentik. Surabi dibakar menggunakan arang kelapa dan kayu bakar, memberikan aroma khas yang sulit ditemukan di tempat lain. Proses pembakaran ini juga memberi cita rasa yang lebih hangat dan lezat, menambah kenikmatan setiap suapan Surabi yang disajikan secara dadakan.

Suasana yang Menggugah Nostalgia

Kedai Surabi SFS Family Group, yang didirikan pada tahun 2020 oleh Bapak Cahyana bersama keluarganya, memang menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi oleh pencinta kuliner tradisional. Dikenal dengan suasananya yang tenang dan asri, tempat ini tidak hanya cocok untuk santap pagi, tetapi juga menjadi tempat yang menyenangkan untuk menikmati city light Kota Bandung pada malam hari.

Meskipun berada di pinggiran kota, kedai ini selalu ramai pengunjung, terutama pada akhir pekan. Banyak pengunjung yang datang setelah berolahraga, seperti jogging atau bersepeda, atau sekadar mencari tempat untuk menikmati kuliner khas Bandung.

Surabi SFS Family Group tidak hanya menawarkan makanan, tetapi juga pengalaman yang mengingatkan kita akan kekayaan kuliner tradisional yang terus hidup di tengah modernitas. Jika Anda berkunjung ke Bandung, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati Surabi dan Bandrek legendaris yang selalu berhasil menghadirkan kenangan manis di setiap gigitannya.

Puasa Lancar! Ini 7 Minuman Sehat untuk Energi Seharian

Menjalani puasa seharian membutuhkan energi yang cukup agar tubuh tetap bugar dan tidak mudah lemas. Selain asupan makanan bergizi, pemilihan minuman yang tepat juga berperan penting dalam menjaga hidrasi serta memberikan nutrisi tambahan bagi tubuh.

Beberapa minuman sehat dapat membantu menjaga stamina selama puasa, mulai dari air mineral, air kelapa, hingga smoothie. Berikut adalah pilihan minuman sehat yang direkomendasikan agar tubuh tetap berenergi selama berpuasa.

1. Air Putih Murni

Ketika berpuasa, tubuh bisa mengalami kekurangan mineral akibat perubahan pola makan. Hal ini dapat menyebabkan tubuh terasa lelah dan kurang bertenaga. Oleh karena itu, mengonsumsi air mineral yang berkualitas sangat penting untuk menjaga metabolisme tubuh tetap optimal.

Menurut dr. Maizan Khairun Nissa dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), air mineral tidak hanya berfungsi untuk menghidrasi tubuh, tetapi juga membantu memenuhi kebutuhan mineral yang dibutuhkan tubuh. Namun, air mineral yang dikonsumsi sebaiknya memenuhi standar kesehatan, seperti yang tercantum dalam Permenkes No. 492 Tahun 2010, yang mengatur syarat fisik, kimia, dan mikrobiologi dalam air minum.

2. Air Kelapa

Air kelapa kaya akan elektrolit, vitamin, dan mineral yang dapat membantu tubuh tetap terhidrasi serta mengatur keseimbangan cairan tubuh. Menurut WebMD, kandungan elektrolit dalam air kelapa berperan dalam mengatur reaksi kimia dalam tubuh serta menjaga keseimbangan cairan. Selain itu, air kelapa juga rendah gula dan kalori sehingga aman dikonsumsi saat berbuka atau sahur.

3. Susu

Susu merupakan sumber protein dan nutrisi yang baik untuk membantu tubuh tetap kenyang lebih lama. Mengutip dari laman Food Tribune, para ahli menyebutkan bahwa susu dapat mengurangi rasa lapar secara maksimal. Selain itu, kandungan kalsium dan vitamin dalam susu membantu menjaga kesehatan tubuh dan memberikan energi tambahan selama puasa.

4. Smoothie

Smoothie yang terbuat dari campuran buah dan sayur dapat menjadi pilihan minuman sehat untuk menambah energi. Mengombinasikan buah seperti kurma, alpukat, atau pisang dengan bahan lain seperti almond dan oatmeal dapat memberikan nutrisi tambahan serta membuat tubuh kenyang lebih lama.

5. Nabeez

Nabeez adalah minuman yang dibuat dengan merendam kurma dalam air semalaman. Minuman ini kaya akan serat dan nutrisi yang baik untuk pencernaan serta membantu membuang sisa metabolisme dalam tubuh. Nabi Muhammad SAW disebut-sebut gemar mengonsumsi Nabeez, sehingga minuman ini sangat cocok dikonsumsi saat bulan Ramadan.

6. Jus Buah

Jus buah dapat menjadi sumber vitamin, mineral, dan gula alami yang membantu menjaga energi selama berpuasa. Beberapa kombinasi jus yang direkomendasikan untuk sahur adalah alpukat dan pepaya. Alpukat mengandung vitamin K, C, B5, B6, E, serta kalium dan asam oleat, sementara pepaya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta membantu detoksifikasi pencernaan.

7. Buttermilk

Buttermilk mengandung probiotik, vitamin, dan mineral yang baik untuk tubuh. Kandungan vitamin B dalam buttermilk membantu meningkatkan energi, sementara bakteri baiknya dapat menjaga kesehatan sistem pencernaan selama puasa.

Kesimpulan

Agar mendapatkan manfaat optimal, minuman sehat ini sebaiknya dikonsumsi tanpa tambahan gula berlebihan atau bahan lain yang dapat mengurangi kandungan nutrisinya. Dengan memilih minuman yang tepat, tubuh bisa tetap bertenaga sepanjang hari meski berpuasa.

Gen Z Ogah Masak, Industri Kuliner Makin Berkembang Pesat!

Tren konsumsi makanan di kalangan generasi Z dan milenial terus meningkat, memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bisnis kuliner di Indonesia. Menurut Stefanie Kurniadi, seorang pebisnis yang tergabung dalam Foodizz Academy, kebiasaan lebih memilih membeli makanan dibanding memasak sendiri semakin umum ditemukan, terutama di kota-kota besar.

“Di kota besar ada dua faktor utama yang mendorong tren ini, yaitu gaya hidup dan ketersediaan makanan,” ungkap Stefanie dalam konferensi pers BlueBand Master Cake Margarine 500 gram di Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Gaya Hidup dan Kemudahan Akses Jadi Faktor Utama

Gaya hidup modern yang serba cepat membuat generasi Z dan milenial cenderung lebih praktis dalam memenuhi kebutuhan makanan. Banyak dari mereka memiliki jadwal yang padat, baik karena pekerjaan maupun aktivitas sosial, sehingga waktu untuk memasak menjadi terbatas.

Tak hanya sekadar memenuhi kebutuhan dasar, makanan kini juga menjadi bagian dari gaya hidup dan hiburan. Bagi kelompok yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, membeli makanan bukan hanya sekadar mengisi perut, tetapi juga cara menikmati momen dan mencoba berbagai variasi kuliner.

Dari sisi ketersediaan, banyaknya pilihan makanan di kota-kota besar semakin memanjakan konsumen. “Sekarang, setiap kali bangun pagi, cukup buka handphone, pilihan makanan sudah tersedia dengan sangat banyak. Hal yang sama terjadi untuk makan siang dan makan malam,” jelas Stefanie.

Masyarakat urban kini tak hanya mencari makanan utama, tetapi juga camilan sebagai teman beraktivitas di siang dan sore hari. Inilah yang membuat bisnis kuliner semakin berkembang pesat, karena permintaan terhadap makanan dan minuman terus meningkat.

Peluang dan Hambatan dalam Industri Kuliner di Era Digital

Tren ini membuka peluang besar bagi para pelaku usaha kuliner di Indonesia. Bahkan, bisnis makanan bisa dimulai dari skala rumahan, misalnya dengan berjualan dari teras rumah sebelum berkembang lebih luas.

Namun, dengan besarnya peluang, persaingan di industri kuliner juga semakin ketat. Kualitas menjadi faktor utama yang harus diperhatikan oleh setiap pelaku usaha agar bisa bertahan di tengah banyaknya pilihan makanan yang tersedia.

“Kompetisi di industri makanan sangat ketat dan bisa menegangkan. Oleh karena itu, pelaku usaha harus memastikan bahwa mereka unggul dalam hal rasa, kualitas, dan inovasi,” pungkas Stefanie.

Dengan pola konsumsi yang terus berkembang, para pengusaha kuliner di Indonesia memiliki peluang emas untuk memperluas bisnis mereka, terutama dengan memanfaatkan platform digital untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. 🚀🍽️

Sajian Buka Puasa Nusantara, Nikmati Nasi Bakul dan Empal Gentong

Momen berbuka puasa di bulan Ramadan selalu menjadi saat yang dinantikan, apalagi jika bisa menikmati hidangan khas Nusantara bersama keluarga. Tradisi makan bersama dalam budaya Indonesia tidak hanya sebagai ajang mempererat hubungan kekeluargaan, tetapi juga sebagai bentuk rasa syukur dan kesempatan untuk mengenal keberagaman budaya. Sejumlah tradisi makan bersama yang populer di Indonesia antara lain Bancakan yang ada di Jawa, Botram di Sunda, dan Bajamba di Minangkabau, yang masing-masing memiliki nilai kebersamaan yang kuat.

Menanggapi pentingnya momen berbuka puasa bersama keluarga, Estella Indonesian Family Restaurant hadir dengan berbagai menu istimewa yang ramah di kantong, seperti Istana Nasi Bakul, yang dirancang untuk memperkaya kebersamaan saat santap malam. Tak hanya itu, restoran ini juga menyajikan menu lain yang menggugah selera seperti nasi bakul rempah dengan cumi rica-rica, yang cocok dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.

“Kami sangat menghargai momen makan bersama keluarga. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk menyediakan pengalaman kuliner lengkap di Estella, mulai dari menu yang variatif, konsep dekorasi restoran yang nyaman, hingga area khusus untuk anak-anak. Di Estella Kemang, kami menawarkan hidangan khas Nusantara seperti nasi bakul, aneka mie, soto, dan berbagai camilan tradisional Indonesia. Khusus untuk bulan Ramadan, kami juga memperkenalkan Nasi Bakul Sharing serta Mie Gomak khas Medan,” ujar RA Disyacitta, Outlet Manager Estella.

Tidak ketinggalan, menu khas daerah seperti Empal Gentong dari Cirebon, Lontong Sayur khas Lebaran, dan camilan manis seperti Pandan Marble Cake juga hadir untuk menemani buka puasa. Minuman segar seperti Lychee Sour dan Vanilla Matcha Blended turut menyempurnakan pengalaman berbuka puasa bersama keluarga. Menu-menu ini tidak hanya cocok untuk berbuka puasa, tetapi juga sebagai pilihan tepat untuk merayakan Lebaran bersama orang-orang terkasih.

Chef Estella, A Fadillah, menambahkan bahwa untuk menyajikan cita rasa masakan Indonesia yang autentik, Estella menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi. Salah satunya adalah sambal andaliman khas Sumatra yang digunakan dalam Mie Gomak, memberikan sensasi rasa yang kaya dan khas. “Kami juga menggunakan daging sapi segar, seperti yang digunakan pada Empal Gentong Cirebon, yaitu bagian brisket yang empuk, untuk memastikan setiap hidangan yang disajikan memiliki rasa yang sempurna,” jelasnya.

Tak hanya menu yang menjadi daya tarik, Estella juga dikenal dengan suasana restoran yang mengusung konsep family-friendly, cocok untuk segala usia. Interior restoran yang didominasi warna cerah seperti kuning dan merah memberikan kesan segar dan hangat. Tersedia area indoor ber-AC yang nyaman, serta area outdoor yang ideal untuk brunch atau afternoon tea. Estella juga menawarkan sudut khusus bagi anak-anak, lengkap dengan berbagai permainan edukatif, sehingga anak-anak tetap dapat bermain dengan aman sementara orang tua menikmati hidangan.

“Dengan berbagai produk dan layanan yang ramah anak, kami berharap dapat memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga. Selain itu, kami juga mengakomodir berbagai acara keluarga dan kantor, baik di restoran maupun dalam layanan catering untuk acara spesial,” ujar Dwi Sartata, Marketing Manager Estella.

Estella tidak hanya menyajikan makanan lezat, tetapi juga pengalaman kuliner yang menyenangkan dan tak terlupakan bagi keluarga, menjadikannya pilihan sempurna untuk berbuka puasa, merayakan Lebaran, atau sekadar menikmati waktu bersama orang tercinta.

Rendang & Tunjang Hot Plate RM Padang Deddy Corbuzier, Kuliner Wajib!

Bagi pencinta kuliner Minang, kini ada pengalaman baru yang bisa dinikmati di restoran Padang dengan konsep modern. Restoran milik Deddy Corbuzier, Gadang Barubah, menawarkan sajian khas Sumatera Barat dengan sentuhan inovatif, mulai dari tunjang hot plate hingga rendang berempah yang menggugah selera.

Sebagai figur publik yang dikenal luas, Deddy Corbuzier tak hanya berkiprah di dunia hiburan, tetapi juga merambah ke dunia bisnis, termasuk kuliner. Setelah sukses dengan minimarket Korea dan kafe, Deddy kini memperkenalkan Gadang Barubah, sebuah restoran Padang yang mengusung konsep berbeda dari warung makan Padang pada umumnya.

Berlokasi di Pollux Mall, Cikarang, restoran ini menggabungkan cita rasa autentik Minang dengan penyajian yang lebih modern, memberikan pengalaman makan yang unik bagi para pengunjung.

Restoran Padang dengan Sentuhan Premium

Diresmikan pada Desember 2024, Gadang Barubah hadir dengan konsep restoran Padang premium yang lebih nyaman dan eksklusif. Deddy bahkan mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan riset selama tiga tahun untuk mendapatkan cita rasa terbaik, dibantu oleh chef profesional guna memastikan setiap hidangan tetap mempertahankan keaslian rasa khas Minang.

Tak hanya soal menu, desain interior restoran ini juga dirancang dengan tampilan mewah dan elegan. Restoran ini memiliki dua bangunan utama untuk area makan:

  • Gedung utama: Indoor dengan konsep non-smoking, serta area teras untuk pelanggan yang merokok.
  • Gedung depan: Area indoor khusus untuk smoking dengan suasana tetap nyaman.
  • Ruang privat: Cocok untuk keperluan meeting atau acara keluarga yang lebih intim.

Dengan kapasitas sekitar 10 meja berukuran besar yang mampu menampung 4–5 orang, restoran ini menjadi pilihan yang pas untuk menikmati hidangan bersama keluarga atau teman.

Menariknya, ketika tim detikFood mengunjungi restoran ini sekitar pukul 13.30 WIB, suasana begitu ramai hingga pengunjung harus masuk daftar tunggu selama 20 menit. Meski begitu, pelayanan tetap sigap dan semua menu masih tersedia lengkap.

Lebih dari 60 Jenis Lauk dengan Penyajian Unik

Salah satu keunggulan dari Gadang Barubah adalah variasi menu yang luar biasa banyak. Terdapat lebih dari 60 pilihan lauk khas Minang yang bisa dinikmati, mulai dari yang klasik hingga versi inovatifnya.

Menariknya, metode penyajiannya menggunakan sistem conveyor belt, mirip dengan restoran sushi. Semua lauk disajikan dalam porsi individual yang sudah dikemas dengan plastik wrap, sehingga lebih higienis dan praktis.

Pelanggan bisa memilih langsung dari conveyor belt atau memesan lauk yang diinginkan untuk disajikan di meja. Jumlah lauk yang tersedia di meja juga disesuaikan dengan kapasitas meja, misalnya:

  • Untuk 4–5 orang, tersedia sekitar 22 jenis lauk.
  • Jika kurang, pelanggan bisa langsung meminta tambahan kepada pegawai.
  • Daftar menu dan harga tersedia dalam buku menu untuk memudahkan pemilihan.

Rendang Berempah dan Ayam Gulai yang Menggugah Selera

Salah satu menu andalan yang wajib dicoba adalah rendang dan ayam gulai. Kami mencoba hidangan ini dengan tambahan nasi putih, sayur daun singkong, serta sambal hijau.

  • Rendang (Rp 33.000/potong) disajikan dengan bumbu merah yang kaya rempah, berpadu rasa manis, gurih, dan pedas yang dominan dari kapulaga. Meski teksturnya tidak terlalu empuk, serat dagingnya masih terasa lembut saat dikunyah.
  • Ayam Gulai (Rp 28.000/potong) memiliki kuah kental berwarna oranye cerah dengan rasa yang creamy, gurih, dan sedikit pedas. Meski menggunakan bagian dada, daging ayamnya tetap empuk dan bumbu meresap hingga ke dalam.
  • Sayur Daun Singkong (Rp 18.000/porsi) menambah kesempurnaan santapan dengan tekstur yang lembut dan siraman gulai yang kaya rasa.
  • Sambal Hijau (Rp 17.000/porsi) memberikan sensasi pedas khas yang semakin menggugah selera.

Selain nasi putih, Gadang Barubah juga menyediakan nasi rames dan nasi merah, yang bisa menjadi pilihan lebih sehat bagi pelanggan.

Ayam Pop dan Tunjang Hot Plate, Menu Spesial yang Tak Boleh Dilewatkan

Selain ayam gulai, menu lain yang tak kalah menarik adalah ayam pop dan gulai tunjang hot plate.

  • Ayam Pop memiliki tekstur yang empuk dan juicy dengan cita rasa gurih dan sedikit manis dari santan. Lebih nikmat lagi jika dicelupkan ke dalam sambal ayam pop, yang memiliki rasa dominan manis dengan sentuhan aroma petai.
  • Gulai Tunjang Hot Plate (Rp 39.000) menjadi daya tarik tersendiri di restoran ini. Sebelum disajikan, kuah gulai creamy disiram ke piring hot plate, menciptakan aroma smokey yang menggoda. Tunjang yang disajikan memiliki tekstur lembut dan langsung meleleh di mulut.

Selain menu di atas, restoran ini juga menawarkan beragam lauk pelengkap, seperti telur barendo, ikan bilis sambal hijau, dan olahan paru, yang tentunya tak kalah lezat.

Rasa Jempolan! 5 Ramen Kaki Lima Ini Mulai Rp 12 Ribu Saja

Ramen, hidangan mie asal Jepang yang terkenal dengan kuah kaldu kaya rasa dan mie kenyal, kini semakin digemari di Indonesia. Hidangan ini yang sering dikaitkan dengan restoran mewah, kini bisa dinikmati dengan harga terjangkau di berbagai warung kaki lima. Menariknya, meskipun harganya terbilang sangat ekonomis, rasa yang dihadirkan tak kalah lezat dibandingkan dengan ramen dari restoran premium. Warung ramen kaki lima ini bahkan dikelola oleh chef berpengalaman yang pernah bekerja di restoran Jepang ternama, menjamin kualitas rasa yang memuaskan.

Bagi Anda penggemar ramen, berikut adalah lima pilihan ramen kaki lima yang wajib dicoba dengan harga mulai dari Rp 12.000!

1. Ramen Kakek Jepang – Kuah Tori Paitan yang Kental

Berlokasi di Gandaria, Jakarta Selatan, Ramen Kakek Jepang menawarkan ramen dengan kuah tori paitan yang dimasak hingga 12 jam, menghasilkan kaldu ayam yang sangat kaya rasa. Anda bisa menikmati ramen dengan topping seperti odeng, chicken katsu, atau chicken teriyaki dengan harga mulai Rp 12.000.

2. Ramen Siege – Truffle Oil yang Memikat

Jika Anda mencari pengalaman ramen dengan cita rasa yang lebih istimewa, Ramen Siege di Kebayoran Baru dapat menjadi pilihan. Dengan menu unggulan Edogawa Ramen Truffle Oil, ramen ini memiliki kuah berbasis susu yang creamy dan gurih. Topping jamur kuping, chicken chop, dan oden melengkapi rasa yang memanjakan lidah. Harga mulai Rp 45.000.

3. Makan Mie Ramen – Ramen Murah dan Topping Beragam

Di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Anda bisa menikmati ramen miso atau dry ramen dengan harga mulai Rp 15.000 di Makan Mie Ramen. Selain ramen, warung ini juga menyediakan berbagai pilihan topping seperti Ekado, Egg Roll, dan Crispy Wing. Tempat ini juga memungkinkan Anda memilih tingkat kepedasan ramen sesuai selera, dari level 0 hingga level 3.

4. Konbawa Ramen – Maze Ramen Tanpa Kuah yang Unik

Konbawa Ramen di Tebet menawarkan pengalaman ramen yang berbeda dengan menyajikan Maze Ramen, ramen tanpa kuah. Dengan harga mulai Rp 15.000, Anda bisa menikmati ramen kenyal dengan topping seperti Ebi Fry dan Age Gyoza. Jika Anda lebih suka ramen berkuah, Miso Ramen dengan kaldu kental yang kaya rasa umami juga tersedia.

5. Atsuiya Ramen Bekasi – Ramen Hotplate yang Menggoda

Atsuiya Ramen di Bekasi menawarkan sensasi makan ramen yang unik dengan menyajikannya di hotplate. Menu andalan seperti Ramen Chicken Katsu Hotplate seharga Rp 35.000, serta Beef Ramen Hotplate dengan bumbu yakiniku gurih siap menggoda selera.

Ramen kaki lima ini tidak hanya memberikan rasa yang memuaskan, tetapi juga pengalaman kuliner yang unik dengan harga yang sangat terjangkau. Jadi, jika Anda ingin menikmati ramen lezat tanpa merogoh kocek dalam-dalam, lima tempat ini wajib masuk dalam daftar kunjungan Anda!

Dulu Hanya Tersedia untuk Bangsawan, 5 Makanan Ini Kini Jadi Hidangan Sehari-hari

Perjalanan kuliner Indonesia penuh dengan kisah perubahan dan perkembangan yang menarik, termasuk makanan yang dulunya hanya dapat dinikmati oleh kalangan bangsawan, kini bisa dinikmati oleh banyak lapisan masyarakat. Seiring berjalannya waktu, beberapa hidangan tradisional yang dahulu hanya disajikan di meja raja, kini dapat ditemukan di berbagai tempat dan dinikmati oleh siapa saja. Berikut adalah lima makanan yang sebelumnya hanya untuk bangsawan, tetapi kini sudah menjadi bagian dari kuliner sehari-hari.

  1. Ilabulo Di Gorontalo, ada sebuah hidangan bernama ilabulo, yang pada masa lalu hanya disajikan kepada raja dan kalangan bangsawan. Ilabulo, yang dalam bahasa Gorontalo berarti ‘totombowata’, merupakan simbol persatuan. Hidangan ini terbuat dari tepung sagu, jeroan hati, ampela, lemak daging ayam, dan rempah-rempah, kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dimasak dengan cara dikukus atau dibakar. Makanan ini tidak hanya memiliki cita rasa yang lezat, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang persatuan dan keharmonisan.
  2. Gulo Puan Gulo puan, kudapan manis khas Palembang, dulunya hanya dinikmati oleh raja-raja Kesultanan Palembang. Hidangan yang terbuat dari susu kerbau segar dan gula merah ini kini semakin langka, namun tetap menjadi hidangan yang penuh sejarah. Pada zaman dahulu, gulo puan disajikan dengan teh atau kopi dan roti tawar oleh kalangan bangsawan. Seiring berjalannya waktu, masyarakat umum kini dapat membuat dan menikmati hidangan ini.
  3. Kue 8 Jam Kue 8 jam merupakan salah satu makanan khas yang dulunya hanya disajikan untuk kalangan bangsawan, terutama di Kesultanan Palembang. Nama kue ini berasal dari waktu memasaknya yang mencapai 8 jam, yang menjamin rasa manis dan tekstur kenyal yang khas. Dulu, kue ini hanya dipanggang menggunakan gendok, sebuah alat pemanggang kuno. Kini, kue 8 jam sering ditemui di berbagai acara penting, seperti Idul Fitri, dan dinikmati oleh masyarakat luas.
  4. Coto Makassar Coto Makassar, hidangan berkuah kental dengan rempah-rempah, awalnya hanya dapat dinikmati oleh kalangan bangsawan di kerajaan Gowa-Tallo. Coto Makassar terbuat dari daging sapi yang dimasak dengan lebih dari 40 jenis rempah, yang pada masa lalu dianggap sangat istimewa dan hanya layak disajikan untuk orang-orang terhormat. Perkembangan budaya kuliner di Makassar yang dipengaruhi oleh berbagai bangsa ini membawa coto menjadi hidangan yang kini bisa dinikmati oleh siapa saja, terutama di Sulawesi Selatan.
  5. Selat Solo Selat Solo merupakan hidangan yang asal-usulnya cukup unik. Terinspirasi dari masakan Belanda seperti biefstuk (beefsteak) dan salad, selat Solo pertama kali disajikan pada pertemuan antara Keraton Surakarta dan pemerintah Belanda. Pada masa itu, hidangan ini hanya untuk kalangan petinggi kerajaan dan orang Belanda. Kini, selat Solo telah menjadi salah satu makanan khas Jawa Tengah yang sangat populer dan dicari oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang menginginkan cita rasa tradisional dengan sentuhan Barat.

Perubahan-perubahan ini menunjukkan betapa dinamisnya budaya kuliner Indonesia, yang terus berkembang dan mengadaptasi berbagai pengaruh. Dari yang awalnya hanya dinikmati kalangan tertentu, kini makanan-makanan ini bisa dinikmati oleh banyak orang, memperkaya keberagaman rasa dan tradisi kuliner Indonesia.

Makanan Mewah Dulu untuk Bangsawan, Kini Terjangkau Semua: 5 Contohnya

Seiring berjalannya waktu, kuliner Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Beberapa hidangan yang dulunya hanya dinikmati oleh kalangan bangsawan atau keluarga kerajaan, kini telah berkembang dan bisa dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat. Fenomena ini menunjukkan betapa budaya kuliner terus bertransformasi, mengikuti perubahan zaman dan sosial masyarakat. Berikut adalah lima makanan tradisional yang pada masa lalu hanya disajikan untuk raja dan bangsawan, namun kini telah menjadi makanan yang umum dikonsumsi oleh semua kalangan.

  1. Ilabulo
    Hidangan khas dari Gorontalo ini awalnya hanya dapat dinikmati oleh raja dan bangsawan. Ilabulo terbuat dari tepung sagu, jeroan hati dan ampela, lemak ayam, dan rempah-rempah yang dibungkus daun pisang. Proses memasaknya menggunakan teknik kukus atau bakar. Menurut catatan sejarah, ilabulo bukan hanya sekadar makanan, namun juga simbol persatuan dan kedamaian. Dahulu, konsumsi ilabulo dipercaya dapat menyatukan perbedaan antar masyarakat, menciptakan harmoni dalam perbedaan. Kini, hidangan ini bisa ditemui di banyak rumah makan dan bisa dinikmati siapa saja.
  2. Gulo Puan
    Gulo Puan adalah makanan manis yang berasal dari Palembang. Makanan ini dibuat dari susu kerbau segar yang dimasak dengan gula merah hingga mengental, mirip seperti kue karamel. Pada masa lalu, hanya keluarga Kesultanan Palembang yang diperbolehkan menikmati gulo puan. Proses pembuatannya yang rumit dan bahan-bahannya yang langka membuatnya menjadi hidangan yang sangat eksklusif. Namun, kini gulo puan dapat ditemukan di pasar dan restoran, dan siapa saja bisa menikmatinya.
  3. Kue 8 Jam
    Kue 8 Jam, dengan namanya yang unik, merujuk pada proses memasaknya yang memerlukan waktu tak kurang dari 8 jam. Kue ini memiliki rasa manis yang khas dan tekstur kenyal yang sangat disukai banyak orang. Dahulu, hanya kalangan kerajaan, terutama di Kesultanan Palembang, yang bisa menikmati kue ini. Proses pembuatan kue 8 Jam menggunakan alat tradisional yang jauh berbeda dengan oven modern yang ada saat ini. Sekarang, kue ini sering disajikan dalam perayaan besar seperti Idul Fitri dan banyak dijual di pasar tradisional maupun toko kue.
  4. Coto Makassar
    Coto Makassar adalah hidangan berkuah khas dari Sulawesi Selatan yang berasal dari pengaruh perdagangan internasional pada abad ke-14. Hidangan ini mengandung sekitar 40 jenis rempah yang dianggap istimewa, dan hanya disajikan untuk kalangan bangsawan atau orang penting pada masa itu. Racikan daging sapi yang dimasak dengan kuah berempah yang kental memberikan cita rasa yang unik dan khas. Kini, coto Makassar dapat ditemukan di berbagai rumah makan dan warung makan di seluruh Indonesia.
  5. Selat Solo
    Selat Solo adalah hidangan yang menggabungkan pengaruh masakan Belanda dan kuliner lokal Jawa. Awalnya, selat Solo hanya disajikan pada pertemuan antara pihak Keraton Surakarta dan pemerintah Belanda. Makanan ini merupakan perpaduan antara biefstuk (steak daging sapi) dan salad yang disesuaikan dengan selera lokal. Selat Solo dulunya hanya untuk kalangan elit, namun kini telah menjadi makanan khas Jawa Tengah yang populer dan banyak dicari oleh masyarakat luas.

Transformasi makanan-makanan yang dahulu hanya dinikmati oleh kalangan bangsawan ini menunjukkan bagaimana budaya kuliner Indonesia terus berkembang dan membuka kesempatan bagi semua orang untuk menikmati kelezatan yang dulunya hanya diperuntukkan bagi segelintir orang. Kini, makanan-makanan tersebut telah menjadi bagian dari kekayaan kuliner Indonesia yang dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.