Colo-Colo, Sambal Segar Khas Maluku yang Menggugah Selera

Sambal Colo-Colo merupakan salah satu kekayaan kuliner khas Maluku yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Sambal ini memiliki cita rasa segar dan pedas yang membuatnya begitu istimewa. Berbeda dari sambal pada umumnya, Colo-Colo tidak diulek, melainkan dibuat dengan mencampurkan berbagai bahan segar yang diiris tipis. Kombinasi rasa pedas dari cabai, keasaman dari jeruk nipis, serta sedikit rasa manis menjadikan sambal ini cocok sebagai pelengkap berbagai hidangan, terutama ikan bakar. Beberapa variasi sambal Colo-Colo yang populer di Maluku di antaranya adalah Colo-Colo Lemon China, Colo-Colo Tomi-Tomi Campur Bagasang, serta Colo-Colo Belimbing.

Pembuatan sambal Colo-Colo cukup sederhana, namun rasanya sangat menggugah selera. Bahan-bahan yang digunakan umumnya terdiri dari cabai rawit dan cabai merah besar yang diiris tipis, bawang merah, tomat, perasan jeruk nipis, garam, gula, serta minyak kelapa panas yang disiram ke dalam campuran sambal untuk memberikan aroma yang khas. Selain itu, beberapa orang menambahkan kecap manis untuk sedikit rasa manis serta daun kemangi atau kenari sebagai pelengkap. Setelah semua bahan dicampur dan diaduk rata, sambal Colo-Colo siap dinikmati bersama hidangan favorit.

Selain menjadi pendamping utama ikan bakar, sambal ini juga cocok disajikan dengan ayam goreng, tahu tempe, atau nasi hangat. Kelezatan sambal Colo-Colo semakin memperkaya warisan kuliner Nusantara dan telah dikenal luas di berbagai daerah. Bagi pecinta kuliner pedas, mencoba sambal khas Maluku ini tentu menjadi pengalaman yang tidak boleh dilewatkan.

Caffè Vergnano 1882 Hadir di Jakarta, Bawa Cita Rasa Kopi Italia yang Autentik

Caffè Vergnano 1882, salah satu merek kopi legendaris asal Italia, kini resmi membuka gerai pertamanya di Indonesia. Kehadiran merek ini menandai langkah baru bagi para pencinta kopi tanah air yang ingin menikmati pengalaman kopi khas Italia yang telah diwariskan selama lebih dari 140 tahun. Didatangkan oleh PT Toffin Indonesia, Caffè Vergnano menghadirkan tradisi dan kualitas kopi yang diproses dengan teknik slow roasting, mempertahankan cita rasa alami dari setiap biji kopi.

Berlokasi di Summitmas Building, Sudirman, Jakarta, gerai ini membawa nuansa autentik kafe Italia yang elegan. Acara peresmian semakin istimewa dengan kehadiran Carolina Vergnano, CEO Caffè Vergnano sekaligus generasi keempat keluarga Vergnano, yang datang langsung dari Italia. Dalam sambutannya, Carolina menekankan bahwa kopi mereka diproses dengan metode khusus, yakni roasting setiap jenis kopi secara terpisah sebelum akhirnya diracik menjadi house blend khas Vergnano. Saat ini, Caffè Vergnano telah memiliki lebih dari 200 gerai di seluruh dunia, dan rencana ekspansi di Indonesia akan dilakukan secara bertahap dengan fokus awal pada supermarket, hotel, dan restoran sebelum membuka lebih banyak gerai.

Director Caffè Vergnano 1882 Indonesia, Jiebby Harold, mengungkapkan bahwa mereka juga menyasar komunitas olahraga, terutama penggemar motor besar dan supercar yang gemar menikmati kopi sebelum beraktivitas. Selain itu, Caffè Vergnano juga menawarkan tiga minuman khas, yaitu Latte al Pistachio Verde dengan sentuhan pistachio, Caramele Croccante yang memadukan karamel dan sea salt, serta Mocha Bombon yang menyajikan kombinasi espresso dan cokelat premium. Dengan suasana kafe bergaya Mid-Century Italia serta dedikasi tinggi terhadap seni meracik kopi, Caffè Vergnano 1882 siap menjadi destinasi utama para pencinta kopi di Jakarta dan membawa pengalaman kopi Italia yang autentik lebih dekat dengan masyarakat Indonesia.

Kolak Pisang Manis dan Gurih, Sajian Sederhana yang Selalu Menggoda

Kolak pisang adalah hidangan tradisional yang cocok disantap kapan saja, terutama saat berbuka puasa. Kombinasi antara pisang, santan, dan gula merah menciptakan cita rasa manis dan gurih yang menggugah selera. Cara membuatnya pun cukup mudah, sehingga siapa saja bisa mencobanya di rumah dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia dengan mudah.

Untuk membuat kolak pisang yang lezat, siapkan beberapa buah pisang kepok yang telah dipotong serong, santan cair, gula merah serut, daun pandan, air, dan sedikit garam. Tahap awal yang harus dilakukan adalah mendidihkan air bersama gula merah dan daun pandan hingga semuanya larut. Setelah itu, saring larutan tersebut agar bersih dari kotoran. Setelah itu, tambahkan potongan pisang ke dalam larutan gula, kemudian masak dengan api kecil hingga teksturnya mulai melunak.

Setelah pisang matang, tuangkan santan secara perlahan sambil terus diaduk agar tidak pecah. Tambahkan sejumput garam untuk memperkaya rasa. Didihkan sambil terus mengaduk agar santan tetap halus dan tidak mengalami penggumpalan. Setelah matang, angkat dan diamkan sejenak sebelum disajikan.

Kolak pisang bisa dinikmati dalam keadaan hangat maupun dingin, sesuai selera. Tekstur pisang yang lembut berpadu dengan kuah santan yang kaya rasa membuat sajian ini begitu nikmat. Cocok sebagai menu berbuka puasa yang menghangatkan atau sekadar camilan di hari biasa. Rasanya yang manis, gurih, dan legit dijamin membuat siapa pun ketagihan.

Pantai Tanjung Batu Tolitoli: Destinasi Favorit dengan Sajian Kuliner yang Menggugah Selera

Pantai Tanjung Batu di Kabupaten Tolitoli menjadi salah satu destinasi favorit bagi masyarakat setempat. Selain menawarkan panorama laut yang memukau, pantai ini juga menghadirkan beragam kuliner yang menggugah selera. Sepanjang pesisir pantai, para pedagang berjejer rapi menjajakan aneka makanan dan minuman, mulai dari sareba, aneka jus, teh, kopi, hingga camilan ringan seperti pisang goreng, pisang eppe, serta kentang goreng. Tidak hanya itu, bagi yang ingin menikmati makanan berat, tersedia juga menu seperti mie goreng, mie kuah, dan nasi goreng yang selalu menjadi pilihan utama para pengunjung.

Ibu Any, salah seorang pedagang yang sudah berjualan sejak tahun 2017, mengungkapkan bahwa selama bulan Ramadhan tahun ini, ia dan pedagang lainnya tetap membuka lapak seperti biasa. Meskipun dalam beberapa waktu terakhir jumlah pengunjung berkurang akibat faktor cuaca, mereka tetap bertahan. “Kadang ramai, kadang sepi, tergantung situasi. Biasanya, malam Minggu adalah waktu paling ramai, bahkan hingga lewat tengah malam. Namun, karena hujan terus-menerus, sekarang lebih sepi. Saat bulan puasa, banyak juga yang datang untuk berbuka sambil menikmati suasana pantai,” ujarnya.

Dalam menjalankan usahanya, Ibu Any dibantu oleh suaminya. Jika pengunjung ramai, ia bisa mendapatkan penghasilan antara 1,5 hingga 2 juta rupiah per hari. Beberapa menu favorit di warungnya yang paling banyak dipesan adalah sareba, jus alpukat, pisang eppe, dan nasi goreng. Ia pun berharap pemerintah dapat melakukan pembenahan di Pantai Tanjung Batu agar fasilitas semakin baik. Namun, ia juga berharap agar para pedagang tetap diberikan tempat berjualan setelah proses pembenahan dilakukan agar mereka tetap bisa mencari nafkah.

Makanan Penangkal Stres: Rahasia Sehat untuk Hidup Lebih Tenang

Stres dapat berdampak buruk pada kesehatan, termasuk meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan tubuh dalam mengelola stres sangat penting untuk mendukung kesejahteraan fisik dan mental. Salah satu cara efektif dalam mengurangi stres adalah dengan menerapkan pola makan sehat. Konsumsi makanan bergizi dapat membantu menstabilkan suasana hati, mengurangi kecemasan, serta menekan gejala depresi.

Ikan berlemak seperti salmon, tuna, makarel, dan sarden kaya akan nutrisi yang bermanfaat dalam meredakan stres, termasuk omega-3, L-triptofan, L-tirosin, dan vitamin D. Asam amino seperti L-triptofan dan L-tirosin memiliki peran penting dalam produksi neurotransmiter yang mengatur suasana hati, seperti serotonin dan dopamin. Studi menunjukkan bahwa pola makan yang kaya akan asam amino ini dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental, membantu meningkatkan mood, serta menekan gejala kecemasan dan depresi.

Selain itu, kacang-kacangan seperti lentil memiliki manfaat signifikan dalam menjaga stabilitas emosi. Mengandung L-triptofan, magnesium, serat, serta antioksidan seperti polifenol dan karotenoid, kacang-kacangan diketahui dapat mengurangi stres oksidatif serta peradangan dalam tubuh. Penelitian tahun 2022 menunjukkan bahwa individu yang rutin mengonsumsi kacang-kacangan memiliki risiko stres tinggi lebih rendah hingga 26%.

Buah-buahan seperti beri, pisang, jeruk, apel, dan pir juga memiliki peran penting dalam mengatasi stres. Kandungan antioksidan, vitamin, dan mineralnya membantu meningkatkan fungsi kognitif serta mengurangi kecemasan. Studi menunjukkan bahwa konsumsi buah secara rutin dapat menekan risiko stres sebesar 24% hingga 31%.

Kenangan Manis Ramadan: Makanan Nostalgia yang Selalu Dirindukan

Bulan Ramadan selalu menghadirkan kenangan istimewa, terutama melalui berbagai hidangan khas yang hanya muncul di waktu-waktu tertentu. Setiap menu berbuka puasa tidak hanya berfungsi sebagai pelepas dahaga dan lapar, tetapi juga membawa nostalgia tentang kebersamaan keluarga dan tradisi turun-temurun. Salah satu makanan yang selalu menjadi favorit adalah kolak pisang. Hidangan ini menggabungkan pisang kepok matang, ubi, santan, gula aren, dan daun pandan, menciptakan aroma khas yang mengingatkan pada suasana rumah di masa kecil.

Selain itu, minuman segar seperti es buah dan es blewah juga tak pernah absen dari meja berbuka. Perpaduan buah-buahan segar dengan sirup manis serta es batu menghadirkan kesegaran yang sangat dinantikan setelah seharian berpuasa. Bubur sumsum pun menjadi pilihan banyak orang karena teksturnya yang lembut dengan siraman kuah gula merah yang memberikan rasa manis yang nikmat. Hidangan ini sering kali disajikan oleh orang tua atau nenek, membuatnya semakin bernilai secara emosional.

Tak kalah istimewa, jajanan tradisional seperti kue lupis dan kue jongkong juga menjadi favorit. Lupis dengan kelapa parut serta gula merah cair memberikan kombinasi rasa gurih dan manis yang menggoda, sementara kue jongkong dengan teksturnya yang lembut menghadirkan sensasi unik yang sulit dilupakan. Kurma dan kolang-kaling pun menjadi simbol Ramadan yang selalu dinantikan, baik dinikmati langsung maupun diolah menjadi sajian berbuka yang menggugah selera.

Martabak, baik manis maupun telur, juga menjadi primadona saat Ramadan tiba. Aromanya yang menggoda saat baru matang sering kali mengingatkan pada momen ngabuburit di pasar Ramadan. Setiap makanan yang hadir di bulan suci ini bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga menyimpan cerita dan kenangan indah yang selalu dirindukan. Apa makanan nostalgia favorit Anda saat Ramadan?

Nasi Tekor, Kuliner Tradisional Bali yang Hadirkan Nostalgia dalam Balutan Daun Pisang

Pulau Bali tidak hanya terkenal dengan keindahan alam dan budayanya, tetapi juga dengan kuliner tradisionalnya yang masih bertahan dari generasi ke generasi. Salah satu warung makan yang mempertahankan tradisi tersebut adalah Warung Nasi Tekor di Desa Kertalangu, Denpasar. Warung ini menawarkan pengalaman kuliner tempo dulu yang autentik, di mana seluruh sajian disiapkan dan disajikan dengan cara tradisional. Begitu memasuki warung, nuansa klasik langsung terasa melalui penggunaan bambu dan kayu sebagai elemen utama dekorasi, ditambah berbagai pernak-pernik bernuansa jadul yang semakin menghidupkan suasana khas Bali tempo dulu.

Nasi Tekor sendiri memiliki keunikan dalam penyajiannya. Tekor dalam bahasa Bali merujuk pada alas makan dari daun pisang yang dibentuk menyerupai kuncup segitiga. Pemanfaatan daun pisang ini tidak hanya sekadar mempertahankan nilai tradisi, tetapi juga memiliki manfaat fungsional. Daun pisang mampu mencegah kuah makanan menjadi terlalu kental serta memiliki sifat antimikroba yang baik untuk makanan. Resep autentik Nasi Tekor ini telah diperkenalkan oleh pemiliknya, Pande Nyoman Darta atau yang akrab disapa Pekak Tekor, sejak tahun 2015. Kehadiran warung ini tidak hanya sebagai tempat makan, tetapi juga sebagai bagian dari pelestarian kuliner khas Bali melalui Boga Bali Living Museum, yang berfungsi sebagai sarana interaksi, edukasi, dan pengenalan budaya.

Dalam satu porsi Nasi Tekor, pengunjung dapat menikmati berbagai hidangan khas yang berbahan dasar ayam, seperti ares ayam yang merupakan sayur dari batang pisang muda, sate ayam, telur ayam, dan serapah ayam, yaitu olahan daging ayam setengah basah yang kaya bumbu. Tak hanya itu, ada pula aneka jajanan tradisional seperti godoh pisang, godoh sele, godoh tape, dan limpang limpung yang semakin menambah kesan nostalgia. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu per porsi, sehingga dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Warung Nasi Tekor saat ini buka dari pukul 08.00 WITA hingga 17.00 WITA, namun ke depannya Pekak Tekor berencana memperpanjang jam operasional hingga malam hari agar lebih banyak pengunjung dapat menikmati hidangan tradisional ini.

Bakmi Gang Kelinci: Perjalanan Kuliner Legendaris Sejak 1957

Sejak pertama kali berdiri pada tahun 1957, Bakmi Gang Kelinci telah menjadi salah satu ikon kuliner Indonesia yang dikenal dengan cita rasa khasnya. Resep turun-temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi membuat keasliannya tetap terjaga hingga saat ini. Kenny Sukiman, pemilik generasi kedua Bakmi Gang Kelinci, menceritakan bahwa bisnis ini pertama kali dirintis oleh ibunya, Maya, yang awalnya berjualan di depan Bioskop Globe. Namun, akibat kebijakan pemilik gedung, ia terpaksa mencari tempat lain hingga akhirnya membuka usaha di rumah dengan saran dari kakek dan neneknya.

Dalam perjalanannya, usaha ini berkembang pesat hingga akhirnya berpindah ke belakang Kongsi Nomor 16, Pasar Baru, Jakarta. Popularitas Bakmi Gang Kelinci semakin meningkat, dan pada tahun 1975, keluarganya memutuskan untuk membuka gerai di lokasi yang lebih strategis. Meskipun mempertahankan resep asli, Kenny mengakui bahwa beberapa inovasi dilakukan dalam menu agar tetap relevan dengan selera pelanggan. Jika dahulu hanya menyajikan bakmi rebus, kini tersedia berbagai varian menu baru yang semakin beragam.

Saat ini, Bakmi Gang Kelinci menawarkan lebih dari seratus pilihan menu dengan harga yang tetap terjangkau. Salah satu menu andalannya adalah bakmi ayam seharga Rp38 ribu per porsi, atau Rp60 ribu untuk dua porsi dengan diskon Rp8 ribu. Kenny merekomendasikan bakmi spesial berbahan telur bebek yang memiliki tekstur lebih halus dan banyak diminati pelanggan. Selain bakmi, nasi goreng yang resepnya diwariskan dari sang ayah juga menjadi favorit banyak orang, menambah kekayaan cita rasa yang ditawarkan oleh Bakmi Gang Kelinci.

Bakso Solo Kidul Pasar: Legenda Kuliner Malang yang Bertahan Tiga Generasi

Kota Malang dikenal sebagai surga bagi pecinta bakso. Salah satu kuliner legendaris yang telah menjadi bagian dari sejarah kota ini adalah Bakso Solo Kidul Pasar, yang berdiri sejak tahun 1965. Warung bakso ini terkenal dengan cita rasa khasnya yang berasal dari kuah kaya rempah, meski pilihan isiannya lebih sederhana dibandingkan bakso Malang pada umumnya. Nama Bakso Solo Kidul Pasar sendiri diambil dari kisah pendirinya, almarhum Suparno, yang berasal dari Solo.

Awalnya, Suparno sempat berjualan bakso di Jember selama lima tahun, namun usahanya terhenti. Tak menyerah, ia memulai kembali bisnis baksonya di Malang, tepatnya di selatan Pasar Besar Malang—lokasi yang kemudian menginspirasi nama “Kidul Pasar.”

“Dulu, kakek memulai usaha ini dengan gerobak di pinggir jalan,” ujar Seto Sindu Mardi, cucu Suparno yang kini menjadi generasi ketiga penerus usaha keluarga tersebut. Seiring waktu, bisnis bakso ini terus berkembang. Pada tahun 1990, warung utama pindah ke Jalan Sartono SH, daerah Comboran, yang kini menjadi pusat utama usaha. Cabang lainnya kemudian dibuka di Jagalan, Jalan Halmahera (1996), Blimbing (1997), dan Karangploso (2015), yang dikelola oleh paman Sindu.

Di usia 25 tahun, Sindu mulai diberikan tanggung jawab untuk melanjutkan bisnis keluarga ini. Meski baru terlibat sekitar 30 persen dalam pengelolaan—terutama di bidang pemasaran dan penyelenggaraan acara—ia terus belajar untuk mempersiapkan diri. Sementara itu, operasional harian masih dikelola oleh ayahnya, Mardi Pawirosemito.

Warisan Ilmu dan Tantangan Generasi Ketiga

Bagi Sindu, bisnis ini bukan sekadar mata pencaharian, melainkan warisan keluarga yang harus dijaga dan dilestarikan. Di tengah keluarganya yang banyak berkarier sebagai dokter dan pegawai, ia memilih untuk meneruskan usaha bakso yang dirintis kakeknya.

“Kalau kakek dulu memulai dari nol, masa cucunya tidak mau melanjutkan? Saya pribadi tidak terpikir untuk menekuni bidang lain. Fokus saya tetap di bisnis ini,” ungkapnya. Sejak kecil, Sindu sudah akrab dengan suasana warung, termasuk membantu orang tuanya berbelanja ke pasar.

Ia menyadari bahwa generasi ketiga memiliki tantangan tersendiri dalam mempertahankan bisnis keluarga. “Generasi ketiga itu yang paling rentan. Risiko kegagalan tinggi, tapi kalau punya strategi dan komitmen, bisnis bisa terus bertahan,” jelasnya. Saat ini, Sindu tengah menyelesaikan studi S2 di Universitas Brawijaya Malang sambil tetap mempelajari seluk-beluk bisnis keluarga.

Setiap hari, Bakso Solo Kidul Pasar menghabiskan sekitar 80 kilogram daging sapi, di mana setiap kilogramnya dapat menghasilkan sekitar 80 butir bakso—tergantung kualitas daging yang digunakan. Untuk memenuhi selera pelanggan, warung ini terus berinovasi. Salah satu contohnya adalah penambahan menu pangsit goreng pada tahun 2006, yang awalnya dibuat untuk konsumsi pribadi, tetapi justru diminati pelanggan hingga kini.

“Mempertahankan bisnis bukan hanya soal menjaga resep turun-temurun, tetapi juga memahami ritme usaha, mulai dari produksi hingga pelayanan. Ada tradisi lama yang harus dipertahankan, tetapi kami juga perlu beradaptasi dengan cara baru agar tetap relevan,” kata Sindu.

Salah satu strategi yang diterapkan adalah mempelajari pola konsumsi pelanggan. Sebagai contoh, produksi bakso dikurangi pada hari Senin karena jumlah pelanggan biasanya lebih sedikit, sedangkan pada akhir pekan, produksinya ditingkatkan. Selain itu, faktor musim hujan dan masa liburan juga memengaruhi jumlah produksi.

Inovasi Digital dan Ekspansi ke Pasar Global

Untuk menjawab kebutuhan pelanggan di era digital, Bakso Solo Kidul Pasar mulai memanfaatkan platform online tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisional bisnis keluarga. Sejak tahun 2023, mereka mulai memasarkan produk frozen yang dapat dikirim ke berbagai kota di Indonesia, bahkan hingga ke Italia dan Hong Kong.

“Awalnya, ada pelanggan dari luar kota yang ingin menikmati bakso kami. Papa sempat bertanya, ‘Le, ada yang pesan frozen, gimana?’ Akhirnya, kami coba jalankan, meski awalnya banyak tantangan,” ujar Sindu.

Selain layanan frozen, promosi bisnis ini kini memanfaatkan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan website resmi. Namun, Sindu tetap mempertahankan metode promosi klasik, seperti dari mulut ke mulut, yang selama ini terbukti efektif. “Kami tidak menggunakan gimmick berlebihan. Prinsip kami adalah pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan,” jelasnya.

Meski banyak bisnis kuliner yang berkembang melalui sistem franchise, Bakso Solo Kidul Pasar memutuskan untuk tetap dikelola oleh keluarga. Pesan sang kakek agar tidak melibatkan pihak luar dalam pengelolaan usaha ini menjadi prinsip yang terus dijaga. “Papa sangat idealis, dan saya juga. Kami lebih memilih menjaga kualitas dan cita rasa daripada membuka cabang sembarangan. Kalau ada rezeki untuk buka cabang baru, kami akan melakukannya dengan cara yang benar,” tegas Sindu.

Meski kini tersedia layanan pembelian online, sebagian besar pelanggan tetap memilih datang langsung ke warung untuk merasakan cita rasa bakso yang autentik sambil menikmati suasana khasnya. “Banyak pelanggan luar kota yang datang ke sini setelah melihat rekomendasi di media sosial. Setelah makan, mereka mengunggah pengalaman mereka, dan itu membantu promosi kami secara organik,” tutup Sindu.

Perut Punai: Camilan Manis Khas Bengkulu yang Unik dan Bikin Ketagihan

Bengkulu memiliki beragam kuliner tradisional yang memanjakan lidah, salah satunya adalah Perut Punai. Meski namanya terdengar unik, makanan ini sama sekali tidak menggunakan daging burung punai. Perut Punai merupakan camilan berbahan dasar ketan yang memiliki rasa manis dengan tekstur kenyal, sehingga banyak digemari oleh masyarakat setempat. Hidangan ini kerap disajikan dalam berbagai acara adat dan perayaan keluarga di Bengkulu.

Nama Perut Punai diambil dari bentuk kuenya yang menyerupai perut burung punai—bulat lonjong dan lembut di bagian dalam. Kuliner ini telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Bengkulu sejak zaman dahulu dan terus dilestarikan secara turun-temurun. Selain menjadi sajian wajib dalam acara seperti pernikahan dan kenduri, kue ini juga sering disantap sebagai camilan saat bersantai bersama keluarga.

Bahan utama untuk membuat Perut Punai sangat sederhana dan mudah ditemukan, antara lain beras ketan, santan, gula merah, kelapa parut, serta daun pandan. Proses pembuatannya dimulai dengan mencuci bersih beras ketan, lalu merendamnya selama beberapa jam agar teksturnya menjadi lebih lembut. Setelah itu, ketan dikukus hingga matang dan dicampur dengan santan serta sedikit garam untuk memberikan rasa gurih.

Sementara itu, isian dibuat dari gula merah yang dicairkan dan dicampur dengan kelapa parut. Campuran ini dimasak hingga mengental dan mengeluarkan aroma harum yang khas. Selanjutnya, adonan ketan yang telah matang diambil secukupnya, diisi dengan campuran gula merah dan kelapa, kemudian dibentuk lonjong menyerupai perut burung punai. Adonan yang sudah dibentuk dibungkus menggunakan daun pisang agar tetap lembut dan memiliki aroma khas. Terakhir, Perut Punai dikukus kembali atau dipanggang sebentar untuk memberikan cita rasa yang lebih lezat dan daya tahan yang lebih lama.

Saat ini, Perut Punai masih bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional Bengkulu. Popularitasnya pun semakin meningkat seiring dengan upaya pemerintah daerah dan para pelaku usaha kecil menengah (UKM) dalam mempromosikan kuliner khas ini melalui berbagai festival makanan dan promosi pariwisata. Bahkan, beberapa pengusaha telah mengemas Perut Punai dengan tampilan yang lebih modern agar menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

Dengan rasa manis yang khas, tekstur lembut, dan keunikan bentuknya, Perut Punai berhasil memikat hati banyak orang. Diharapkan, kuliner tradisional ini dapat terus dilestarikan dan semakin dikenal luas sebagai salah satu ikon kuliner Bengkulu yang membanggakan.