Warisan Kuliner: Bakery-Bakery Tertua di Indonesia yang Tetap Laris

Sudah berdiri sejak ratusan tahun lalu, sejumlah toko roti di Indonesia masih bertahan hingga sekarang dan tetap menjajakan roti jadul yang digemari sejak era kolonial Belanda. Meski tampilannya klasik, cita rasa dan teksturnya tetap menjadi favorit.

Beberapa toko roti kuno ini dikenal karena mampu mempertahankan keaslian resep roti mereka yang empuk dan lezat sejak dulu. Meski menggunakan metode tradisional, varian rasa yang ditawarkan tetap beragam dan menarik.

Deretan bakery tertua di Indonesia ini masih jauh dari nuansa modern. Bahkan, sebagian di antaranya sudah hadir sejak zaman penjajahan dan tetap beroperasi hingga kini.

Menjelajahi toko-toko roti lawas ini serasa membawa kita menyusuri lorong waktu ke masa lampau. Interior, suasana, bahkan proses pembuatannya pun mempertahankan sentuhan klasik dari abad ke-19.

1. Toko Roti Ganep – Solo

Toko roti legendaris ini mulai beroperasi di kota Solo pada tahun 1881. Didirikan oleh pasangan keturunan Tionghoa, Thang Tiang San dan Au Lek Nio, usaha ini kini diteruskan hingga generasi keenam. Roti khas mereka, Roti Kecik, terbuat dari ketan dan kayu manis yang dipanggang hingga kering. Camilan ini konon menjadi favorit keluarga Keraton Kasunanan.

2. Toko Roti Go – Purwokerto

Di Purwokerto, ada sebuah toko roti bernama Go yang sudah berdiri sejak 1898. Toko ini didirikan oleh pasangan Go Kwe Ka dan Oei Oak Ke Nio, dan tetap menjaga atmosfer klasik dengan resep turun-temurun dari keluarga. Salah satu roti andalannya adalah Amandelbrood, roti manis yang berisi kacang cokelat dan dihiasi gula. Selain itu, mereka juga menyediakan beragam roti asin dengan berbagai isian.

3. Tan Ek Tjoan – Jakarta & Bogor

Sudah berusia lebih dari satu abad, Tan Ek Tjoan tetap menjadi pilihan banyak orang. Toko roti ini mempertahankan cara berjualan tradisional, seperti menggunakan sepeda dan gerobak kayu. Produk unggulannya antara lain roti gambang dan roti tawar lembut, serta roti manis dengan varian rasa seperti mocca, pandan, dan sarikaya.

4. Toko Oen – Semarang

Toko Oen memulai usaha sebagai toko kue kering di Yogyakarta pada tahun 1922, lalu membuka cabang di Semarang pada 1936. Nama “Oen” diambil dari panggilan akrab pemiliknya, Opa dan Oma Oen. Roti yang disajikan di sini memadukan rasa Tionghoa, Belanda, dan Indonesia. Saat ini, Toko Oen dikenal tidak hanya sebagai toko roti, tetapi juga sebagai restoran yang menyajikan beragam menu lezat serta oleh-oleh khas Semarang.

5. Sumber Hidangan – Bandung

Sebelum menggunakan nama yang ada sekarang, toko ini sempat dikenal dengan nama Belanda, Het Snoephuis, saat pertama kali dibuka pada tahun 1929. Mereka tetap mempertahankan resep asli Belanda dengan sedikit modifikasi. Nama-nama roti yang dijual pun masih menggunakan bahasa Belanda, seperti Melkbrood, Ananas Tartje, dan Amsterdamse korst. Mengunjungi toko ini memberikan sensasi seperti melangkah ke masa lalu, karena interior dan suasananya dipertahankan dengan sangat otentik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *