Akhir Tragis Pabrik Kecap Legendaris Berusia 111 Tahun

Soy Sauce: Sejarah Panjang yang Terlupakan
Soy sauce atau kecap, terutama jenis kecap asin, adalah elemen penting dalam kuliner berbagai negara Asia. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa produk ini menyimpan kisah panjang serta tradisi mendalam dalam pembuatannya. Baru-baru ini, kabar mengejutkan datang dari Malaysia, di mana sebuah pabrik legendaris bernama Hup Teck mengumumkan akan menghentikan produksinya setelah lebih dari satu abad berdiri.

Perbedaan Soy Sauce dan Kecap Asin yang Jarang Diketahui

Di Indonesia, kecap asin kerap dianggap sama dengan soy sauce. Padahal, keduanya memiliki karakteristik berbeda. Soy sauce dihasilkan melalui fermentasi kedelai dengan jumlah garam yang lebih sedikit dibandingkan kecap asin khas Indonesia. Proses pembuatan soy sauce yang panjang dan rumit menjadikannya produk bernilai tinggi dengan keaslian yang terjaga.

Merek-merek soy sauce ternama, seperti Hup Teck, sering dikaitkan dengan masakan tradisional dari China dan Jepang. Sayangnya, tradisi pembuatan soy sauce secara tradisional menghadapi tantangan besar, terutama karena generasi muda kurang berminat melanjutkan warisan tersebut.

Hup Teck: Akhir Sebuah Warisan Kuliner

Melalui laporan Vulcan Post pada 23 Januari, Hup Teck, pabrik soy sauce legendaris dari Gopeng, Perak, Malaysia, mengumumkan penutupan permanen. Berdiri selama 111 tahun, Hup Teck dikenal sebagai salah satu produsen soy sauce tradisional yang tersohor di Asia Tenggara.

Pemiliknya, Low Bak Tong yang berusia 72 tahun, mengungkapkan bahwa sulit menemukan penerus yang ingin melanjutkan bisnis keluarga ini. Walaupun masih dibantu oleh saudara perempuan dan keponakannya, tidak ada di antara mereka yang bersedia mengambil alih usaha tersebut.

“Dengan penuh penyesalan, kami mengumumkan bahwa produksi Hup Teck soy sauce akan dihentikan. Ini adalah keputusan yang berat setelah lebih dari satu abad kami melayani pelanggan setia kami,” demikian pernyataan resmi dari Hup Teck.

Keunikan Proses Tradisional

Penutupan Hup Teck bukan hanya tentang hilangnya sebuah merek, tetapi juga berakhirnya tradisi panjang. Pabrik ini tetap menggunakan metode pembuatan autentik sejak awal didirikan. Tong-tong tanah liat yang digunakan untuk fermentasi masih sama seperti 111 tahun yang lalu. Bahkan, peralatan dan bahan tidak pernah digantikan, sehingga menjadikan produk mereka sangat unik.

Rumah produksi Hup Teck di Gopeng juga memiliki nilai sejarah yang tinggi. Dengan lambang angka “999” yang dipercaya membawa keberuntungan, produk soy sauce ini menjadi favorit dalam banyak hidangan Chinese di Malaysia dan sekitarnya.

Hilangnya Warisan yang Berharga

Keputusan untuk menutup produksi Hup Teck membawa duka mendalam bagi banyak orang. Beberapa pengunjung menjadikan pabrik ini sebagai destinasi edukasi untuk melihat langsung proses pembuatan soy sauce. Salah satu pengguna Reddit bahkan mengungkapkan kekagumannya terhadap area fermentasi besar yang memukau.

Dengan berakhirnya produksi Hup Teck, dunia kehilangan salah satu warisan kuliner yang bernilai tinggi. Penutupan ini menjadi pengingat pentingnya melestarikan tradisi agar tidak punah ditelan kemajuan zaman.

Kisah Sedih di Balik Penutupan Pabrik Kecap 111 Tahun

Soy sauce atau kecap, khususnya jenis kecap asin, dikenal sebagai pelengkap masakan yang penting di banyak budaya Asia. Namun, tak banyak yang tahu bahwa produk ini memiliki sejarah panjang dan tradisi yang kaya dalam pembuatannya. Salah satu kisah yang mencuat baru-baru ini datang dari Malaysia, di mana sebuah pabrik soy sauce legendaris, Hup Teck, mengumumkan penutupan produksinya setelah lebih dari satu abad beroperasi.

Soy Sauce dan Kecap Asin: Perbedaan yang Tak Banyak Diketahui
Kecap asin, yang banyak digunakan di Indonesia, sering kali dianggap serupa dengan soy sauce. Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar. Soy sauce adalah hasil fermentasi kedelai yang tidak melibatkan penggunaan garam sebanyak kecap asin khas Indonesia. Proses pembuatannya yang panjang dan memerlukan keahlian khusus menjadikannya produk yang autentik dan bernilai tinggi.

Merek-merek soy sauce ternama, seperti Hup Teck, sering diasosiasikan dengan kuliner China dan Jepang. Sayangnya, pembuatan soy sauce secara tradisional kini menghadapi ancaman serius, terutama karena generasi muda tidak lagi tertarik untuk melanjutkan warisan ini.

Hup Teck: Akhir Sebuah Tradisi
Berita mengejutkan datang dari Vulcan Post (23/1) yang melaporkan bahwa Hup Teck, merek soy sauce ternama asal Gopeng, Perak, Malaysia, mengumumkan penutupan produksinya secara permanen. Pabrik ini telah berdiri selama 111 tahun dan menjadi salah satu produsen soy sauce tradisional yang tersohor di kawasan Asia Tenggara.

Low Bak Tong, pemilik Hup Teck yang kini berusia 72 tahun, mengungkapkan kesulitan mencari penerus untuk melanjutkan bisnis keluarga ini. Meski ia masih bekerja bersama saudara perempuan dan keponakannya, tidak ada di antara mereka yang bersedia melanjutkan usaha tersebut.

“Dengan berat hati kami mengumumkan penutupan produksi Hup Teck soy sauce. Ini adalah keputusan yang sangat sulit setelah lebih dari satu abad melayani pelanggan kami,” ujar perwakilan Hup Teck dalam sebuah pernyataan resmi.

Proses Tradisional yang Tak Pernah Berubah
Penutupan Hup Teck bukan hanya kehilangan sebuah merek, tetapi juga tradisi. Pabrik ini dikenal mempertahankan cara pembuatan yang otentik sejak pertama kali didirikan. Tong-tong tanah liat besar yang digunakan untuk fermentasi masih sama seperti 111 tahun lalu. Bahkan, alat dan bahan tidak pernah diganti, menjadikan produk mereka benar-benar unik.

Rumah produksi Hup Teck di Gopeng juga memiliki nilai sejarah tinggi. Dengan lambang angka “999” yang dipercaya membawa keberuntungan, soy sauce ini telah menjadi andalan banyak hidangan Chinese di Malaysia dan negara-negara tetangganya.

Kepergian yang Disayangkan
Penutupan Hup Teck menuai banyak respons emosional dari masyarakat. Sejumlah orang bahkan menjadikan rumah produksinya sebagai tujuan wisata edukasi untuk melihat langsung proses pembuatan soy sauce. Seorang pengguna Reddit yang pernah berkunjung ke sana mengungkapkan kekagumannya pada halaman penuh kuali fermentasi yang mengesankan.

Kini, dengan berakhirnya produksi Hup Teck, kita kehilangan salah satu warisan kuliner yang berharga. Penutupan ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga tradisi agar tidak hilang ditelan zaman.