Pilihan Minuman Sehat untuk Anak: Air dan Susu Tetap yang Terbaik

Memastikan anak mendapatkan asupan gizi seimbang tidak hanya bergantung pada makanan, tetapi juga dari minuman yang mereka konsumsi sehari-hari. Healthy Eating Research (HER) menekankan pentingnya memilih minuman yang mendukung pertumbuhan anak dengan mempertimbangkan faktor hidrasi, kandungan kalori, kadar kalsium, serta kesehatan secara menyeluruh. Menurut Wakil Direktur HER, Megan Elsener Lott, air dan susu merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Air tidak hanya membantu menjaga hidrasi tanpa tambahan kalori atau gula, tetapi juga menjadi pilihan paling aman bagi kesehatan mereka. Sementara itu, susu mengandung 300 miligram kalsium per cangkir, yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang dan perkembangan tubuh anak.

Anak berusia 1–3 tahun membutuhkan asupan kalsium sebanyak 700 mg setiap hari, sementara anak usia 4–8 tahun memerlukan 1.000 mg per hari. Untuk anak yang berusia 9–18 tahun, kebutuhan kalsium harian yang disarankan adalah 1.300 mg. Untuk mencapainya, Megan merekomendasikan konsumsi dua cangkir susu bagi anak usia 2–3 tahun, 2,5 cangkir untuk anak usia 4–8 tahun, dan 3 cangkir untuk mereka yang berusia di atas 9 tahun. Susu rendah lemak atau tanpa lemak menjadi pilihan terbaik guna mengurangi asupan lemak jenuh. HER juga mengingatkan agar konsumsi susu alternatif berbasis nabati serta susu berperisa dibatasi karena sering kali mengandung tambahan gula atau pemanis buatan yang tidak diperlukan.

Untuk anak yang menyukai jus, HER menyarankan agar hanya memberikan jus 100 persen murni dalam batas yang dianjurkan. Jus tidak dianjurkan untuk bayi di bawah 6 bulan, sedangkan anak usia 6–12 bulan dapat mengonsumsinya dalam jumlah terbatas, yaitu 2–4 ons per hari. Anak usia 1–6 tahun sebaiknya tidak melebihi 4–6 ons per hari, sementara anak usia 7–18 tahun dapat mengonsumsi 8–12 ons. Minuman bersoda juga sebaiknya dihindari karena kandungan gula yang tinggi, kurangnya nilai gizi, serta potensi menyebabkan kerusakan gigi. Selain itu, soda sering kali mengandung kafein yang tidak diperlukan oleh tubuh anak dan dapat mengganggu pola tidur serta kesehatannya. Orang tua disarankan untuk tidak memperkenalkan soda kepada anak usia dini, sementara bagi anak yang lebih besar, konsumsi soda sebaiknya dibatasi dan tidak dijadikan kebiasaan.

Pendidikan Gizi Sejak Dini: Menanamkan Kebiasaan Memilih Makanan Sehat untuk Masa Depan Anak

Pada 27 Desember 2024, para profesional dalam bidang gizi dan pendidikan menekankan pentingnya pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak mengenai pemilihan makanan dan minuman yang sehat. Mengingat tingginya prevalensi obesitas dan masalah kesehatan lainnya di kalangan anak-anak, orang tua dan pendidik perlu berperan aktif dalam menanamkan kebiasaan makan yang sehat sejak usia dini untuk mendukung kesehatan jangka panjang.

Di zaman sekarang, anak-anak sering kali terpapar pada pilihan makanan cepat saji dan minuman manis yang tinggi kandungan gula. Berdasarkan data terbaru, lebih dari 20% anak-anak di Indonesia mengalami obesitas, yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan serius seperti diabetes dan penyakit jantung di masa depan. Oleh karena itu, memberikan pemahaman mengenai pentingnya memilih makanan bergizi menjadi sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan ini.

Orang tua memiliki peranan yang sangat besar dalam membentuk kebiasaan makan anak-anak mereka. Dengan menyediakan makanan sehat di rumah dan menjelaskan manfaat setiap jenis makanan, orang tua dapat membantu anak-anak mereka untuk lebih bijak dalam memilih makanan yang lebih bergizi. Selain itu, sekolah juga harus berkontribusi dengan memasukkan materi gizi dalam kurikulum mereka. Pemerintah pun berencana untuk meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis pada Januari 2025, yang diharapkan dapat mendukung upaya tersebut dengan memberikan asupan nutrisi yang tepat kepada para siswa.

Mengajarkan anak-anak mengenai pentingnya makanan sehat tidak hanya sebatas memilih sayuran atau buah-buahan, tetapi juga tentang pemahaman terhadap keseimbangan gizi. Dengan mengenalkan mereka pada berbagai jenis makanan bergizi dan cara pengolahan yang sehat, anak-anak dapat belajar membuat pilihan yang lebih baik seiring mereka tumbuh dewasa. Kebiasaan ini akan menjadi bekal bagi mereka untuk menghadapi tantangan kesehatan di masa depan.

Selain itu, kampanye kesadaran publik juga sangat diperlukan untuk memperkuat pendidikan gizi bagi anak-anak. Melalui seminar, pelatihan, dan kegiatan komunitas, orang tua dan pengajar dapat memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai nutrisi dan cara terbaik untuk mengajarkan anak-anak mereka. Kerja sama dengan para ahli gizi juga dapat memastikan bahwa informasi yang disampaikan tepat dan bermanfaat.

Dengan kerja sama yang erat antara orang tua, sekolah, dan masyarakat, diharapkan generasi mendatang akan lebih peduli terhadap pentingnya memilih makanan yang sehat. Pendidikan gizi yang efektif akan membentuk individu yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam mengenai pola makan yang baik. Ini merupakan investasi yang sangat penting untuk masa depan, guna memastikan anak-anak tumbuh menjadi generasi yang sehat dan produktif.