“7 Manfaat Kulit Melinjo yang Ternyata Penuh Khasiat untuk Kesehatan”

Selama ini, banyak orang lebih mengenal biji melinjo yang dijadikan emping, sementara kulitnya sering kali diabaikan. Padahal, kulit melinjo mengandung berbagai nutrisi penting yang baik untuk kesehatan tubuh. Kaya akan antioksidan, serat, vitamin, serta mineral seperti zat besi dan kalsium, kulit melinjo memberikan banyak manfaat yang sering tidak diketahui.

Kulit melinjo dapat membantu menurunkan risiko asam urat. Meskipun banyak orang menganggap melinjo sebagai pemicu asam urat, kulitnya justru memiliki senyawa alami yang mampu mengurangi aktivitas enzim yang menyebabkan peningkatan kadar asam urat. Selain itu, kandungan antioksidan dalam kulit melinjo berfungsi untuk melawan radikal bebas, yang bisa memicu berbagai penyakit serius seperti kanker dan penyakit jantung. Mengonsumsi kulit melinjo dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Kulit melinjo juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung. Kandungan seratnya dapat menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah, sementara antioksidannya mendukung kesehatan pembuluh darah dan menjaga tekanan darah tetap stabil. Tidak hanya itu, kulit melinjo yang kaya akan vitamin C juga dapat memperkuat sistem imun tubuh, membantu melawan infeksi, dan mempercepat proses penyembuhan.

Kulit melinjo juga dapat memperbaiki sistem pencernaan, berkat kandungan serat alaminya. Serat ini memudahkan buang air besar dan menjaga keseimbangan bakteri baik di usus. Manfaat lainnya termasuk menstabilkan kadar gula darah, berkat senyawa bioaktifnya, serta mengurangi peradangan dalam tubuh berkat sifat antiinflamasi alami yang dimilikinya.

Meneladani Pola Makan Sehat Rasulullah Saat Berpuasa

Puasa bukanlah hambatan untuk tetap menjaga pola makan sehat. Rasulullah telah memberikan contoh bagaimana mengonsumsi makanan yang tepat saat berbuka dan sahur agar tubuh tetap bugar. Hal ini menjadi pembahasan utama dalam kajian Tabligh Akbar yang digelar Universitas Airlangga pada Kamis, 20 Maret 2025, di Masjid Ulul Azmi Kampus C MERR. Acara ini diselenggarakan bekerja sama dengan DAI BEM FKM UNAIR 2025 dan menghadirkan narasumber Dr. Muhammad Atoillah Isfandiari, dr., M.Kes.

Dalam kajian tersebut, Dr. Atoillah menjelaskan bahwa berbuka dengan makanan manis merupakan salah satu anjuran Rasulullah. Makanan manis mengandung karbohidrat yang diubah menjadi glukosa, yang kemudian masuk ke dalam sel otot dan digunakan sebagai energi. Contoh makanan manis yang baik dikonsumsi adalah nasi, umbi-umbian, dan buah-buahan. Rasulullah sendiri sering berbuka dengan ruthab atau kurma basah yang memiliki indeks glikemik rendah.

Makanan dengan indeks glikemik rendah lebih disarankan karena mencegah lonjakan glukosa dalam darah yang bisa membuat tubuh lemas dan mengantuk. Konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat menyebabkan pankreas bekerja lebih keras untuk menyeimbangkan kadar gula darah, yang berujung pada rasa kantuk saat beribadah. Jika tidak ada ruthab, alternatif lain seperti tamr (kurma kering), pisang, atau bahkan air putih dapat menjadi pilihan berbuka yang sehat.

Dr. Atoillah menekankan bahwa Rasulullah tidak pernah memaksakan jenis makanan tertentu untuk berbuka, melainkan memberikan kebebasan dalam memilih makanan asalkan tidak berbahaya bagi tubuh. Fleksibilitas dalam memilih makanan sehat saat berbuka menjadi kunci agar puasa tetap lancar dan ibadah semakin khusyuk.

4 Minuman yang Bisa Bantu Turunkan Kadar Gula Darah

Pada 7 November 2024, para ahli kesehatan mengungkapkan bahwa beberapa jenis minuman dapat membantu menurunkan kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko tinggi. Menjaga kadar gula darah dalam batas normal sangat penting untuk mencegah komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, dan kerusakan saraf. Berikut adalah empat minuman yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah secara alami.

Jus tomat adalah salah satu minuman yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Tomat mengandung antioksidan seperti likopen yang memiliki efek positif pada sensitivitas insulin. Selain itu, jus tomat juga rendah kalori dan kaya akan serat, yang membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam darah. Mengonsumsi jus tomat tanpa tambahan gula dapat menjadi pilihan sehat bagi penderita diabetes.

Teh hijau telah lama dikenal karena manfaat kesehatannya, termasuk kemampuannya untuk menurunkan kadar gula darah. Kandungan antioksidan dalam teh hijau, seperti polifenol, dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi penyerapan gula ke dalam darah. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau secara teratur dapat membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2.

Lemon, yang kaya akan vitamin C dan antioksidan, dapat membantu menurunkan kadar gula darah. Air lemon dapat meningkatkan pencernaan dan mengurangi rasa lapar, yang dapat membantu mencegah lonjakan gula darah setelah makan. Menambahkan perasan lemon ke dalam air putih adalah cara sederhana namun efektif untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Cuka apel, terutama yang belum disaring (raw vinegar), dikenal memiliki efek positif dalam menurunkan kadar gula darah. Beberapa studi menunjukkan bahwa mengonsumsi cuka apel setelah makan dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan memperlambat penyerapan gula. Meskipun cuka apel dapat membantu menurunkan gula darah, sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang moderat dan dicampur dengan air untuk menghindari iritasi pada lambung.

Mengontrol kadar gula darah adalah bagian penting dari gaya hidup sehat, terutama bagi mereka yang berisiko diabetes. Minuman seperti jus tomat, teh hijau, air lemon, dan cuka apel dapat menjadi pilihan yang efektif untuk membantu menurunkan kadar gula darah secara alami. Tentu saja, pola makan yang seimbang dan rutin berolahraga juga sangat penting untuk mendukung kesehatan gula darah jangka panjang.