Solo, kota budaya yang berada di Jawa Tengah ini selalu berhasil mencuri perhatian wisatawan dengan kekayaan tradisinya yang masih lestari. Selain keindahan budayanya, Solo juga memiliki beragam kuliner khas yang cocok dijadikan buah tangan, terutama oleh-oleh yang tahan lama. Salah satunya adalah Pukis Badran, kue legendaris yang bisa bertahan hingga tiga hari dalam suhu ruang. Varian rasanya pun beragam, seperti tiramisu, kacang, hingga abon sapi yang menggoda selera. Ada pula intip, camilan unik berbentuk mangkuk besar yang terbuat dari kerak nasi yang digoreng dan disiram saus gula jawa. Perpaduan rasa gurih dan manis menjadikannya favorit banyak orang, apalagi daya tahannya bisa mencapai tiga bulan. Tak kalah populer, Abon Mesran menjadi oleh-oleh yang sudah dikenal sejak 1986. Terbuat dari daging sapi dan ayam, abon ini hadir dalam rasa manis hingga pedas dan sangat cocok disantap bersama nasi hangat atau roti. Bagi pencinta minuman herbal, serbat khas Solo juga bisa jadi pilihan tepat. Terbuat dari campuran jahe, serai, dan rempah pilihan, serbat ini hadir dalam bentuk tablet yang bisa diseduh atau dikunyah seperti permen. Semua oleh-oleh ini mudah ditemukan di toko oleh-oleh maupun pasar tradisional di Solo. Jadi, saat mampir ke kota ini, jangan lupa membawa pulang kenangan lezat yang awet dan berkesan.
Author: DL - Biandra
Tempe Menuju UNESCO: Jejak Budaya Nusantara yang Mendunia
Kementerian Kebudayaan resmi mengajukan tempe ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan, menandai langkah penting dalam pelestarian budaya kuliner Indonesia. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa pengajuan ini tidak semata mengejar pengakuan global, tetapi bertujuan melestarikan nilai-nilai tradisional yang telah diwariskan turun-temurun. Dalam sejarahnya, tempe telah muncul dalam Serat Centhini, naskah sastra Jawa abad ke-19 yang menggambarkan kehidupan abad ke-16, menandakan peran tempe sebagai bagian dari identitas budaya sejak lama. Tempe tak hanya menjadi makanan sehari-hari masyarakat, tapi juga mewakili pengetahuan dan teknologi pangan lokal yang terus berkembang.
Selain tempe, pemerintah juga mengusulkan Teater Mak Yong sebagai ekstensi dari warisan budaya Mak Yong milik Malaysia, serta seni tradisional Jaranan yang diajukan bersama Suriname. Teater Mak Yong, yang telah diakui UNESCO sejak 2008 melalui Malaysia, kini diperluas pengakuannya untuk mencerminkan penyebarannya ke wilayah Indonesia, khususnya Kepulauan Riau. Fadli Zon menegaskan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam melindungi seni tradisional dan membangun apresiasi budaya bersama.
Proses pengajuan ke UNESCO dilakukan secara menyeluruh, melibatkan kajian akademik, dokumentasi, dan kerja sama lintas komunitas. Dokumen nominasi telah diserahkan ke Sekretariat UNESCO di Paris sebelum batas akhir 31 Maret 2025. Pemerintah Indonesia juga membuka peluang kerja sama budaya lainnya, termasuk potensi nominasi bersama aksara tradisional dengan negara-negara bersejarah seperti Suriname.
Lezatnya Sajian Khas Balikpapan yang Bikin Rindu Kampung Halaman
ChatGPT bilang:
Balikpapan, kota pesisir di Kalimantan Timur, tak hanya dikenal sebagai pusat industri dan pelabuhan, tetapi juga sebagai destinasi kuliner yang menawarkan cita rasa istimewa. Kota ini memiliki beragam hidangan khas yang menggoda dan patut dicicipi saat berkunjung. Salah satu yang paling populer adalah amplang, camilan renyah berbahan dasar ikan tenggiri yang digoreng hingga garing. Kudapan ini cocok dijadikan oleh-oleh karena tahan lama dan mudah dibawa. Selain itu, ada bubur gunting, sajian penutup berbahan dasar tepung beras yang lembut, disiram kuah gula merah manis, dan dihiasi potongan kue kering, menciptakan kombinasi rasa serta tekstur yang unik. Tak ketinggalan, pisang gapit yang dibuat dari pisang kepok atau tanduk, dimasak dengan cara dijepit, kemudian disajikan dengan saus manis gurih. Makanan ini populer di warung-warung hingga restoran ternama, dan menjadi favorit masyarakat lokal maupun wisatawan. Bagi pencinta daging, sate payau menjadi pengalaman kuliner yang tak biasa. Sate ini menggunakan daging rusa yang langka, dibakar dan disajikan dengan bumbu kacang serta taburan bawang merah dan cabai rawit, menciptakan rasa pedas gurih yang kuat. Aneka hidangan khas ini tidak hanya memperkaya pengalaman kuliner, tetapi juga merefleksikan kekayaan budaya lokal. Jika Anda berkesempatan singgah ke Balikpapan, sempatkanlah untuk mencicipi kelezatan kuliner khasnya yang dijamin meninggalkan kesan mendalam dan rasa ingin kembali.
Goyang Lidah di Sidoarjo: 6 Kuliner Khas yang Wajib Dicoba
Sidoarjo, sebuah kota di Jawa Timur, bukan hanya terkenal dengan destinasi wisata sejarah dan taman-tamannya yang menarik, tetapi juga menyimpan beragam kuliner khas yang mampu menggoda selera siapa saja. Kuliner-kuliner ini memiliki cita rasa unik yang sulit ditemukan di daerah lain, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi para pelancong. Salah satu hidangan ikonik Sidoarjo adalah lontong kupang, perpaduan antara lontong, kupang (kerang kecil), kuah petis, dan lentho yang terbuat dari kacang-kacangan. Tak kalah menggoda, ote-ote khas Porong menjadi versi berbeda dari bakwan sayur, dengan ciri khas berisi udang dan berukuran lebih tebal serta lebar. Kemudian ada bandeng asap, hasil olahan dari ikan bandeng tambak yang diasapi hingga menghasilkan rasa asin gurih dan aroma khas. Sidoarjo juga punya sate kerang, hidangan dari kerang hijau yang biasanya disandingkan dengan lontong balap atau lontong kupang. Lontong balap sendiri, meski berasal dari Surabaya, juga menjadi sajian umum di Sidoarjo, terdiri dari lontong, tahu goreng, lentho, kuah gurih, tauge, dan sambal petis. Terakhir, ada kue lumpur bakar yang berbeda dari versi umumnya karena tidak mengandung kentang dan dibakar menggunakan arang, memberikan rasa khas dan aroma yang menggoda. Beragam kuliner ini siap memanjakan lidah siapa saja yang berkunjung ke Sidoarjo dan menjadikannya pengalaman wisata kuliner yang tak terlupakan.
Menjelajahi Kelezatan Kuliner Legendaris Solo yang Wajib Dicoba
Solo dikenal sebagai kota di Jawa Tengah yang kaya akan kuliner khas dengan cita rasa yang menggoda selera. Salah satu hidangan yang populer adalah selat Solo, hidangan yang terinspirasi dari steak Belanda dengan cita rasa yang lebih sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia. Salah satu tempat terbaik untuk mencicipinya adalah Warung Selat Mbak Lies, yang telah berdiri sejak 1987 dan menawarkan berbagai menu seperti selat lidah, selat bestik, serta selat galantin segar yang menggugah selera. Selain itu, Solo juga terkenal dengan Timlo Sastro, makanan berkuah yang terdiri dari sosis solo, ayam suwir, hati ampela, dan telur, yang semakin nikmat ketika disantap dengan nasi hangat dan tambahan sambal sesuai selera. Bagi pecinta olahan daging kambing, Sate Kambing dan Tengkleng Rica-Rica Pak Manto adalah pilihan yang tepat. Tengkleng rica-rica ini memiliki cita rasa pedas dengan bumbu rempah yang kuat, sementara sate kambing dan sate buntelnya juga menawarkan rasa gurih yang khas. Semua kuliner ini tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memberikan pengalaman kuliner yang autentik bagi para wisatawan. Harga yang ditawarkan pun bervariasi dan cukup terjangkau. Mengunjungi Solo rasanya belum lengkap tanpa mencicipi aneka kuliner legendarisnya yang telah menjadi bagian dari warisan budaya kuliner Indonesia. Setiap hidangan memiliki keunikan tersendiri, membuat perjalanan kuliner di Solo menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Menikmati Kelezatan Kuliner Khas Bima yang Wajib Dicoba
Berwisata kuliner selalu menjadi kegiatan seru saat liburan, terutama ketika mengunjungi tempat-tempat dengan makanan khas yang unik dan menggugah selera. Salah satu daerah yang menawarkan berbagai sajian lezat adalah Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Bima. Menurut buku Atlas Kuliner Nusantara: Makanan Spektakuler 33 Provinsi oleh Rizal Khadafi, keunikan makanan khas NTB memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Berikut beberapa makanan khas Bima yang wajib dicicipi.
Salah satu jajanan manis yang terkenal adalah Bingka Dolu, kue basah terbuat dari tepung terigu, santan, dan gula merah yang memiliki rasa legit. Biasanya, makanan ini disajikan dalam acara adat atau sebagai hidangan tamu. Untuk pencinta camilan, Kue Mata Pisang bisa jadi pilihan tepat. Terbuat dari pisang yang dibalut adonan tepung kanji dan parutan kelapa, makanan ini kemudian dikukus hingga matang. Tidak hanya itu, ada juga hidangan enak bernama Kagape. Terbuat dari kikil sapi yang dimasak dengan bumbu rempah khas Indonesia, Kagape ini dulu hanya disajikan di istana sultan, namun kini sudah bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Untuk menu yang lebih berat, ada Uta Sepi Tumis yang terdiri dari udang rebon yang ditumis dengan bumbu asam muda, tomat, daun kemangi, dan cabai. Rasanya yang pedas dan gurih semakin nikmat jika disantap dengan nasi hangat. Mengunjungi Bima dan menikmati kuliner khasnya akan menjadi pengalaman kuliner yang memuaskan, apalagi jika dinikmati bersama orang terdekat.
Menjelajahi Cita Rasa Kuliner Legendaris Khas Cirebon
Berwisata ke Cirebon tak akan lengkap tanpa mencicipi hidangan khasnya yang telah melegenda. Kota yang terkenal dengan julukan Kota Udang ini menawarkan beragam kuliner dengan cita rasa khas yang menggugah selera. Salah satu yang paling ikonik adalah tahu gejrot, yang terdiri dari tahu goreng dengan siraman kuah bercita rasa asam manis pedas, menciptakan sensasi yang unik di lidah. Selain itu, ada pula empal gentong, sajian khas berupa sup daging sapi yang dimasak dalam gentong tanah liat, memberikan aroma khas dan rasa gurih yang menggoda.
Bagi pecinta nasi, nasi jamblang menjadi pilihan yang menarik. Hidangan ini disajikan dengan daun jati sebagai alas, menawarkan berbagai lauk yang bisa dipilih sesuai selera, mulai dari tahu, tempe, hingga aneka olahan daging. Tak kalah menarik, nasi lengko hadir dengan kombinasi nasi putih, tauge, tempe, tahu, serta saus kacang yang kaya rasa. Sate sebagai pelengkap pun menjadikan hidangan ini semakin menggugah selera.
Bagi yang mencari sajian berkuah, docang bisa menjadi pilihan tepat. Kuliner ini terdiri dari lontong yang dicampur dengan daun singkong, parutan kelapa, tauge, dan kerupuk, lalu disiram dengan kuah berbumbu rempah yang hangat dan nikmat. Semua hidangan khas Cirebon ini dapat dengan mudah ditemukan di berbagai sudut kota, baik di warung makan maupun penjaja kaki lima. Menikmati kuliner legendaris ini bukan hanya soal mengisi perut, tetapi juga merasakan warisan budaya kuliner yang telah bertahan dari generasi ke generasi.
Greyhound Cafe Hadir di AEON BSD, Sajikan Sensasi Thai Food dengan Sentuhan Western
Greyhound Cafe kembali memperluas jangkauan kulinernya dengan membuka cabang kelima di AEON Mall BSD City, Tangerang Selatan. Mengusung konsep Thai Food with a Twist, restoran ini menawarkan hidangan khas Thailand yang dikreasikan dengan sentuhan kuliner Barat. Brand Manager Greyhound Cafe, Anggie Bhayakie, optimis bahwa kehadiran outlet terbaru ini akan mendapat sambutan hangat dari masyarakat berkat variasi menu, pelayanan, serta pengalaman bersantap yang menyenangkan.
Menu yang ditawarkan cukup beragam, mulai dari hidangan pembuka seperti Salmon Carpaccio in Spicy Hot Sauce dan Greyhound Famous Fried Chicken Wings yang menjadi favorit banyak pelanggan. Untuk hidangan utama, beberapa menu andalan yang bisa dicoba adalah Southern Thai Yellow Curry Salmon, hidangan salmon dengan kuah kari kuning khas Thailand, serta Waterfall Sirloin on Hotplate, sirloin panggang dengan saus pedas khas timur laut Thailand. Selain itu, tersedia juga Surprise Pineapple Fried Rice, yaitu nasi goreng yang disajikan dalam buah nanas utuh, serta Tom Yam Hot Pot, sup seafood yang diperkaya dengan susu segar untuk cita rasa lebih gurih.
Sebagai hidangan penutup, Greyhound Cafe menghadirkan pilihan seperti Fresh Coconut Crepe Cake dan Burnt Cheese Cake yang menggugah selera. Dengan konsep all-day dining, restoran ini menjadi tempat yang cocok untuk berbagai aktivitas, mulai dari makan siang, afternoon tea, hingga bekerja dari kafe. Selama masa pembukaan, pelanggan bisa menikmati promo diskon hingga 25 persen bagi pemegang kartu BRI, kartu kredit Panin, dan kartu kredit Permata.
Mengenal Perbedaan Krecek dan Kikil dalam Kuliner Nusantara
Krecek dan kikil sering menjadi bahan utama dalam berbagai hidangan khas Indonesia, terutama yang bercita rasa gurih dan berbumbu kuat. Meskipun sama-sama berasal dari sapi, keduanya memiliki perbedaan yang cukup mencolok dari segi bahan dasar, tekstur, hingga cara pengolahan. Krecek merupakan hasil olahan kulit sapi yang telah dikeringkan, berbentuk lembaran tipis dengan tekstur renyah sebelum dimasak. Dalam kuliner tradisional, krecek sering digunakan dalam sambal goreng krecek yang menjadi pelengkap gudeg khas Yogyakarta. Sebaliknya, kikil berasal dari bagian kaki sapi yang kaya akan jaringan ikat dan kolagen, memberikan tekstur kenyal yang khas. Kikil umumnya diolah dalam berbagai hidangan berkuah seperti sop kaki sapi, tongseng, dan gulai.
Saat dimasak, perbedaan tekstur antara krecek dan kikil semakin terlihat. Krecek yang awalnya kering akan menyerap kuah dan menjadi lebih lembut setelah dimasak dalam bumbu santan atau pedas. Sementara itu, kikil tetap mempertahankan kekenyalannya meskipun sudah direbus dalam waktu lama, menciptakan sensasi menggigit yang unik. Dalam pengolahannya, krecek perlu direndam atau direbus agar tidak terlalu berminyak, sedangkan kikil memerlukan proses perebusan lama untuk menghasilkan tekstur yang empuk. Dari segi nutrisi, kikil lebih kaya akan protein dan kolagen yang bermanfaat bagi kesehatan kulit dan sendi, sedangkan krecek memiliki kandungan lemak lebih tinggi.
Perbedaan karakteristik ini menjadikan krecek dan kikil memiliki tempat tersendiri dalam kuliner Indonesia. Krecek dikenal dengan kerenyahannya sebelum dimasak dan sering digunakan dalam masakan Jawa, sementara kikil yang kenyal lebih cocok untuk hidangan berkuah. Meski berbeda, keduanya tetap menawarkan cita rasa lezat dan menjadi favorit dalam berbagai sajian tradisional.
Café Gedong Ijen: Menyatu dengan Sejarah dalam Nuansa Hangat dan Modern
Malang kini memiliki destinasi kuliner baru yang unik, yaitu Café Gedong Ijen, yang menggabungkan sentuhan sejarah kolonial Belanda dengan atmosfer yang nyaman dan homey. Berlokasi di Jalan Terusan Ijen 2B, Bareng, kafe ini menawarkan pengalaman berbeda dengan konsep yang tidak biasa. Keunikan utama Café Gedong Ijen terletak pada lokasinya yang berada di dalam bunker peninggalan zaman kolonial. Bunker yang dahulu tampak menyeramkan kini telah disulap menjadi ruang yang aesthetic dengan desain interior modern tanpa menghilangkan elemen sejarahnya, menciptakan suasana yang hangat dan menawan.
Kafe ini menyajikan berbagai pilihan menu yang menggabungkan cita rasa lokal dan internasional dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp17.000. Beberapa hidangan favorit pengunjung antara lain Nasi Goreng Gedong Ijen dengan bumbu khas, Chicken Piccata yang disajikan dengan saus lemon dan caper, serta Steak Diane dengan saus krim yang menggugah selera. Untuk pencinta pasta, tersedia Seafood Aglio Olio dengan paduan seafood segar, sedangkan Nasi Tongkol Pedas cocok bagi yang menginginkan sensasi rasa yang lebih kuat. Sebagai pelengkap, Mocca Nougat Cake hadir dengan tekstur lembut dan taburan nougat yang renyah sebagai pilihan pencuci mulut.
Selain hidangan yang menggoda, Café Gedong Ijen juga menyediakan fasilitas pendukung seperti Wi-Fi berkecepatan tinggi serta banyak colokan listrik di setiap meja, menjadikannya tempat ideal untuk bekerja atau mengerjakan tugas. Dengan kombinasi sejarah, desain yang menarik, makanan lezat, serta fasilitas yang menunjang kenyamanan, kafe ini layak menjadi destinasi kuliner favorit di Malang. Jangan lewatkan kesempatan untuk berkunjung dan merasakan pengalaman unik yang ditawarkannya.