Kopi Kenangan Resmi Menyapa Australia, Langkah Berani di Luar Asia

Setelah sukses menancapkan eksistensinya di berbagai negara Asia, Kopi Kenangan kini resmi membuka gerai perdananya di luar kawasan tersebut, tepatnya di Sydney, Australia. Gerai terbaru ini mulai beroperasi pada 14 April 2025 di Westfield Mall, salah satu pusat perbelanjaan paling prestisius di kota tersebut. Kehadiran Kopi Kenangan di Australia menandai tonggak baru dalam perjalanan ekspansi global brand kopi lokal ini.

Edward Tirtanata selaku Group CEO dan Co-Founder Kopi Kenangan menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian ini. Dalam acara Halal Bihalal Kenangan Brands yang berlangsung di House Rooftop Setiabudi, ia menegaskan bahwa langkah ekspansi ini bukan hanya bisnis semata, melainkan bagian dari upaya mengenalkan kopi Indonesia ke panggung dunia. Pemilihan lokasi di jantung perbelanjaan Sydney pun dilakukan dengan pertimbangan matang demi eksposur maksimal.

Australia menjadi negara keenam yang disambangi oleh Kopi Kenangan, setelah sebelumnya hadir di Malaysia pada 2022, Singapura pada 2023, Filipina di 2024, dan India awal 2025. Edward juga mengungkapkan keyakinannya bahwa hingga akhir tahun ini, Kopi Kenangan akan hadir di tujuh negara dengan lebih dari 100 gerai di luar Indonesia.

Sementara itu, di dalam negeri, Kopi Kenangan juga terus berkembang. Gerai ke-1000 telah resmi dibuka di Solo, Jawa Tengah. Gerai ini disebut sebagai yang paling autentik, dirancang dengan nuansa budaya Indonesia yang kental dan penuh nilai artistik.

Tempe Menuju UNESCO: Jejak Budaya Nusantara yang Mendunia

Kementerian Kebudayaan resmi mengajukan tempe ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan, menandai langkah penting dalam pelestarian budaya kuliner Indonesia. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa pengajuan ini tidak semata mengejar pengakuan global, tetapi bertujuan melestarikan nilai-nilai tradisional yang telah diwariskan turun-temurun. Dalam sejarahnya, tempe telah muncul dalam Serat Centhini, naskah sastra Jawa abad ke-19 yang menggambarkan kehidupan abad ke-16, menandakan peran tempe sebagai bagian dari identitas budaya sejak lama. Tempe tak hanya menjadi makanan sehari-hari masyarakat, tapi juga mewakili pengetahuan dan teknologi pangan lokal yang terus berkembang.

Selain tempe, pemerintah juga mengusulkan Teater Mak Yong sebagai ekstensi dari warisan budaya Mak Yong milik Malaysia, serta seni tradisional Jaranan yang diajukan bersama Suriname. Teater Mak Yong, yang telah diakui UNESCO sejak 2008 melalui Malaysia, kini diperluas pengakuannya untuk mencerminkan penyebarannya ke wilayah Indonesia, khususnya Kepulauan Riau. Fadli Zon menegaskan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam melindungi seni tradisional dan membangun apresiasi budaya bersama.

Proses pengajuan ke UNESCO dilakukan secara menyeluruh, melibatkan kajian akademik, dokumentasi, dan kerja sama lintas komunitas. Dokumen nominasi telah diserahkan ke Sekretariat UNESCO di Paris sebelum batas akhir 31 Maret 2025. Pemerintah Indonesia juga membuka peluang kerja sama budaya lainnya, termasuk potensi nominasi bersama aksara tradisional dengan negara-negara bersejarah seperti Suriname.