Tom Yam Udang Khas Negara Thailand Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Pada tanggal 15 Desember 2024, Tom Yam Udang, hidangan khas Thailand yang terkenal dengan rasa pedas dan asam, resmi dimasukkan dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Keputusan ini menjadi pencapaian besar bagi Thailand, yang telah lama memperkenalkan Tom Yam sebagai simbol kekayaan kuliner negara mereka di dunia internasional. Pengakuan ini juga menunjukkan pentingnya budaya kuliner sebagai bagian dari identitas sebuah bangsa.

Tom Yam Udang dikenal dengan kuah yang kaya akan rasa, perpaduan antara asam, pedas, dan sedikit manis. Bahan utama dalam hidangan ini adalah udang segar, serai, daun jeruk nipis, cabai, dan bumbu khas Thailand lainnya. Hidangan ini tidak hanya populer di Thailand, tetapi juga telah mendunia, dengan banyak restoran di luar negeri yang menyajikan versi lokalnya. Keunikannya terletak pada kombinasi bumbu dan rempah yang memberikan rasa yang kuat dan berbeda dari sup lainnya.

Proses panjang telah dilalui Thailand untuk mendapatkan pengakuan dari UNESCO terhadap Tom Yam Udang sebagai warisan budaya takbenda. Pemerintah Thailand bekerja sama dengan berbagai ahli kuliner dan lembaga budaya untuk mendokumentasikan asal-usul, teknik pembuatan, dan peran Tom Yam Udang dalam kehidupan sosial dan budaya Thailand. Proses ini memakan waktu beberapa tahun sebelum akhirnya mendapatkan pengakuan internasional yang diinginkan.

Pengakuan Tom Yam Udang sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO tidak hanya meningkatkan prestise kuliner Thailand, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap industri pariwisata dan ekonomi lokal. UNESCO mencatat bahwa kuliner adalah bagian penting dari warisan budaya yang tak terlihat, yang mencerminkan sejarah, nilai-nilai, dan identitas suatu bangsa. Dengan demikian, pengakuan ini membantu memperkenalkan Tom Yam Udang lebih luas lagi ke dunia.

Dengan dimasukkannya Tom Yam Udang dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO, Thailand kini memiliki satu lagi kebanggaan budaya yang diakui dunia. Selain itu, ini juga membuka peluang bagi para pelaku industri kuliner di Thailand untuk mempromosikan hidangan tradisional ini secara global. Diharapkan, semakin banyak orang dari berbagai penjuru dunia akan menghargai dan mencicipi Tom Yam Udang, yang tidak hanya menggugah selera tetapi juga kaya akan sejarah dan tradisi.

Masuknya Tom Yam Udang dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO merupakan bukti bahwa kuliner bisa menjadi bagian penting dari identitas budaya suatu negara. Dengan pengakuan ini, Thailand semakin dikenal dunia sebagai negara dengan kekayaan kuliner yang luar biasa. Selain itu, langkah ini menjadi motivasi bagi negara-negara lain untuk melestarikan dan mempromosikan kuliner tradisional mereka.

Kuah Beulangong Kuliner Khas Aceh Besar yang Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya

Pada 6 Desember 2024, Kuah Beulangong, salah satu kuliner khas Aceh Besar, resmi ditetapkan sebagai warisan budaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Penetapan ini dilakukan dalam acara yang dihadiri oleh pemerintah daerah Aceh, para budayawan, dan sejumlah tokoh masyarakat. Kuah Beulangong dikenal sebagai hidangan tradisional yang kaya akan cita rasa rempah, yang telah menjadi bagian penting dari budaya kuliner Aceh sejak ratusan tahun lalu.

Kuah Beulangong merupakan hidangan berbahan dasar daging kambing yang dimasak dengan berbagai rempah khas Aceh, seperti jahe, kunyit, dan serai. Proses memasaknya yang lama membuat kuahnya menjadi kaya akan rasa dan sangat menggugah selera. Hidangan ini biasanya disajikan dalam acara-acara besar, seperti pernikahan, hari raya, dan pesta adat. Keistimewaan dari Kuah Beulangong terletak pada bumbu yang digunakan, yang tidak hanya memberikan rasa pedas dan gurih, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan.

Proses penetapan Kuah Beulangong sebagai warisan budaya ini tidak lepas dari upaya pemerintah Aceh untuk melestarikan kekayaan kuliner daerah. Pemerintah setempat berharap dengan adanya pengakuan ini, masyarakat akan lebih menghargai dan menjaga kelestarian tradisi kuliner yang telah turun-temurun. Penetapan ini juga menjadi peluang untuk memperkenalkan hidangan tradisional Aceh ke kancah internasional, serta memberikan dampak positif terhadap pariwisata dan ekonomi lokal.

Dengan penetapan Kuah Beulangong sebagai warisan budaya, diharapkan ada peningkatan minat terhadap kuliner Aceh, baik dari wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu, masyarakat lokal, terutama para pelaku usaha kuliner, juga akan mendapatkan manfaat ekonomi dari promosi kuliner tradisional ini. Pemerintah Aceh pun berencana untuk mengadakan berbagai festival kuliner dan lomba masak Kuah Beulangong untuk lebih mengenalkan hidangan ini kepada masyarakat luas.

Kuah Beulangong, kuliner khas Aceh Besar, kini resmi menjadi warisan budaya Indonesia, sebuah pengakuan yang tidak hanya memperkaya khazanah budaya kuliner nusantara tetapi juga membuka peluang bagi pelestarian dan promosi kuliner tradisional Aceh. Penetapan ini menjadi langkah penting dalam menjaga dan mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia.