Pada 15 November 2024, sejumlah ahli lingkungan dan ilmuwan pangan memperingatkan bahwa pemanasan global mengancam keberlanjutan banyak makanan khas dari berbagai belahan dunia. Proses perubahan iklim yang terjadi akibat aktivitas manusia, seperti emisi gas rumah kaca, berpotensi merusak ekosistem pertanian, mempengaruhi cuaca, serta mengurangi ketersediaan bahan baku penting dalam produksi makanan. Beberapa jenis makanan tradisional yang sudah berabad-abad menjadi bagian dari warisan kuliner dunia kini terancam punah.
Salah satu makanan yang terancam adalah beras basmati, yang menjadi bahan utama dalam masakan India dan Pakistan. Beras ini bergantung pada kondisi cuaca tertentu dan air irigasi dari sungai-sungai Himalaya. Namun, pemanasan global memicu perubahan pola curah hujan dan penurunan aliran sungai, yang dapat mengancam hasil pertanian beras basmati. Penurunan produksi beras ini dapat berdampak pada ekonomi lokal dan tradisi kuliner yang mengandalkan jenis beras tersebut.
Kopi Arabika, yang terkenal di Ethiopia dan negara-negara penghasil kopi lainnya, juga menghadapi ancaman serius. Penurunan suhu dan perubahan pola hujan membuat daerah-daerah penghasil kopi Arabika yang dulunya subur kini menjadi kurang cocok untuk pertanian kopi. Tanaman kopi membutuhkan suhu yang stabil dan kondisi lingkungan yang mendukung untuk tumbuh optimal. Jika perubahan iklim berlanjut, produksi kopi Arabika dapat menurun drastis, memengaruhi industri kopi global.
Vanili, salah satu bahan penting dalam industri makanan dan minuman global, terutama di Madagaskar, juga terancam punah akibat perubahan iklim. Vanili adalah tanaman yang sangat bergantung pada iklim tropis yang stabil. Namun, suhu yang meningkat dan cuaca ekstrem seperti kekeringan dapat mengganggu proses penyerbukan bunga vanili, yang memerlukan polinator spesifik. Hal ini dapat mengurangi hasil panen vanili dan memengaruhi pasokan global.
Jagung, makanan pokok bagi banyak negara di Amerika Tengah, juga menghadapi risiko punah akibat pemanasan global. Banyak petani di wilayah tersebut mengandalkan benih jagung asli yang telah ditanam selama berabad-abad. Namun, cuaca ekstrem, seperti kekeringan dan badai, serta meningkatnya suhu, mengancam ketahanan tanaman jagung ini. Pemanasan global dapat menyebabkan hilangnya varietas jagung tradisional yang penting bagi keamanan pangan lokal dan keanekaragaman genetika tanaman.
Ikan cod, yang menjadi bahan utama dalam hidangan khas seperti fish and chips di Inggris dan negara-negara Eropa Utara lainnya, juga terancam punah karena pemanasan global. Kenaikan suhu laut mengubah pola migrasi dan reproduksi ikan cod, yang mempengaruhi ketersediaannya untuk konsumsi manusia. Pemanasan global juga mengurangi keberagaman hayati di laut, yang berdampak pada rantai makanan dan ketahanan pangan yang bergantung pada hasil laut.
Makanan-makanan khas dunia yang terancam punah ini menjadi simbol dari ketergantungan manusia terhadap ekosistem alam dan iklim yang stabil. Pemanasan global bukan hanya mengancam keberlanjutan pangan, tetapi juga keberagaman budaya kuliner yang telah diwariskan turun-temurun. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran akan dampak perubahan iklim terhadap sumber daya alam dan mencari solusi untuk mengurangi dampaknya demi menjaga ketahanan pangan global.