Mengubah Kegemaran Menjadi Bisnis: Kisah Sukses Kedai Bakmi Keluarga

Sejak masih remaja, pria ini sudah terjun ke dunia kuliner dan kini berhasil mendirikan kedai bakmi modern. Menyajikan bakmi khas Bangka dengan tambahan topping brisket, kedai ini menawarkan cita rasa yang unik.

Memulai dan menjalankan bisnis kuliner bukanlah hal yang mudah. Diperlukan dedikasi, kerja keras, dan semangat wirausaha yang tinggi agar usaha tersebut dapat bertahan dan terus berkembang.

Salah satu contoh kisah sukses dalam dunia kuliner adalah Angga Nova Ariansyah, pria berusia 26 tahun yang telah lama berkecimpung dalam bisnis kuliner. Saat ini, ia mengelola sebuah kedai bakmi yang sudah dikenal luas.

Kedai bakmi yang dimaksud adalah Kedai Bakmi Keluarga, yang terletak di Grogol, Jakarta Barat, tepatnya di food court PHX, Jalan Dr. Susilo Raya No. 342.

Dalam wawancaranya dengan detikcom (24/04/25), Angga menjelaskan bahwa ide membuka kedai bakmi ini bermula dari kegemaran keluarganya yang sering menikmati bakmi bersama. Hal ini mendorong mereka untuk mencoba membuat bakmi sendiri, dan akhirnya terinspirasi untuk membuka usaha tersebut sebagai bisnis pertama mereka.

Angga yang sudah berpengalaman di dunia kuliner sebelumnya, tidak memerlukan waktu lama untuk merealisasikan impian membuka kedai bakmi. Setelah melakukan survei selama tiga bulan, Kedai Bakmi Keluarga pun mulai beroperasi pada November 2024.

Kedai ini mengusung konsep desain vintage-modern dengan dominasi warna biru yang segar. Resep bakmi yang ditawarkan merupakan resep khas Bangka yang dikembangkan secara otodidak oleh Angga setelah melewati serangkaian percobaan dan penelitian.

Salah satu menu andalan mereka adalah Bakmi Karet Daging Brisket, yang dibanderol seharga Rp 34.000. Bakmi ini memiliki tekstur kenyal dengan paduan brisket yang memiliki cita rasa smokey, serta dilengkapi dengan pangsit goreng dan bakso.

Yang membedakan kedai ini adalah resep bakminya yang khas. Teksturnya yang agak berminyak menambah sensasi pedas yang menggigit di lidah, memberikan pengalaman makan yang berbeda.

Bagi Angga, Kedai Bakmi Keluarga bukanlah bisnis pertamanya. Sejak usia muda, ia sudah menggeluti dunia bisnis kuliner selama sepuluh tahun. Sebelumnya, ia juga pernah bekerja sebagai barista di beberapa kafe modern di Jakarta dan menjabat sebagai manajer di sebuah restoran. Pengalaman inilah yang membentuk jiwa bisnisnya yang kuat.

Tentu saja, perjalanan bisnis Angga tidak selalu mulus. Ia pun membagikan pandangannya mengenai kunci sukses dalam berwirausaha. “Yang terpenting dalam usaha adalah pelayanan. Kami selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, dan siap menanggapi kritik dengan sikap positif,” ungkapnya.

Kedai Bakmi Keluarga buka setiap hari, kecuali hari Selasa, dan dapat dikunjungi mulai pukul 10.00 hingga 22.00. Untuk kenyamanan pelanggan, mereka juga menyediakan layanan pemesanan melalui ojek online.

Kopi Kenangan Resmi Menyapa Australia, Langkah Berani di Luar Asia

Setelah sukses menancapkan eksistensinya di berbagai negara Asia, Kopi Kenangan kini resmi membuka gerai perdananya di luar kawasan tersebut, tepatnya di Sydney, Australia. Gerai terbaru ini mulai beroperasi pada 14 April 2025 di Westfield Mall, salah satu pusat perbelanjaan paling prestisius di kota tersebut. Kehadiran Kopi Kenangan di Australia menandai tonggak baru dalam perjalanan ekspansi global brand kopi lokal ini.

Edward Tirtanata selaku Group CEO dan Co-Founder Kopi Kenangan menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian ini. Dalam acara Halal Bihalal Kenangan Brands yang berlangsung di House Rooftop Setiabudi, ia menegaskan bahwa langkah ekspansi ini bukan hanya bisnis semata, melainkan bagian dari upaya mengenalkan kopi Indonesia ke panggung dunia. Pemilihan lokasi di jantung perbelanjaan Sydney pun dilakukan dengan pertimbangan matang demi eksposur maksimal.

Australia menjadi negara keenam yang disambangi oleh Kopi Kenangan, setelah sebelumnya hadir di Malaysia pada 2022, Singapura pada 2023, Filipina di 2024, dan India awal 2025. Edward juga mengungkapkan keyakinannya bahwa hingga akhir tahun ini, Kopi Kenangan akan hadir di tujuh negara dengan lebih dari 100 gerai di luar Indonesia.

Sementara itu, di dalam negeri, Kopi Kenangan juga terus berkembang. Gerai ke-1000 telah resmi dibuka di Solo, Jawa Tengah. Gerai ini disebut sebagai yang paling autentik, dirancang dengan nuansa budaya Indonesia yang kental dan penuh nilai artistik.

Restoran Italia Cristiano Ronaldo di Madrid Resmi Tutup Setelah 3 Tahun Beroperasi

Kabar terbaru datang dari dunia kuliner, di mana restoran Italia milik Cristiano Ronaldo dan Rafael Nadal resmi tutup setelah beroperasi selama tiga tahun. Restoran yang berlokasi di Madrid ini sebelumnya menawarkan pengalaman kuliner Italia autentik dan menjadi favorit banyak pengunjung.

Tren bisnis kuliner kini semakin diminati oleh berbagai kalangan, tak terbatas pada mereka yang berlatar belakang di bidang F&B (Food and Beverages). Bahkan, para tokoh terkenal seperti atlet dan selebriti turut merambah industri ini dengan memanfaatkan popularitas mereka.

Namun, menjalankan bisnis kuliner tidak semudah yang dibayangkan. Selain popularitas, dibutuhkan juga keterampilan dan strategi yang matang agar bisnis dapat bertahan. Sayangnya, banyak usaha kuliner milik publik figur yang harus gulung tikar dalam kurun waktu 1 hingga 3 tahun.

Salah satu contohnya adalah restoran bernama Toto yang dibuka oleh Cristiano Ronaldo dan Rafael Nadal pada Maret 2022. Restoran ini sempat terkenal dengan hidangan khas Italia, salah satunya Vera Carbonara de Toto yang dipesan hingga 250 kali dalam seminggu.

Meski restoran ini telah tutup, Ronaldo dan Nadal masih memiliki beberapa usaha kuliner lainnya di bawah naungan Tatel Group, di mana Nadal adalah salah satu pendiri dan Ronaldo menjadi investor sejak 2018.

Bagi Cristiano Ronaldo, penutupan restoran ini bukanlah akhir dari perjalanan bisnisnya. Selain kesuksesannya di dunia sepak bola, ia juga telah merambah berbagai industri lain seperti fashion, kuliner, dan kebugaran.

Was-was! Pemilik Restoran Khawatir Ditarget Ulasan Negatif Palsu

Menjaga reputasi bisnis kuliner di era digital bukanlah hal yang mudah, terutama dengan hadirnya ulasan online yang bisa memengaruhi kepercayaan pelanggan. Pemilik restoran tentu berharap mendapat komentar positif yang dapat meningkatkan daya tarik usaha mereka. Namun, bagaimana jika yang terjadi justru sebaliknya?

Itulah yang dialami oleh Padharo, sebuah restoran India vegetarian yang berlokasi di Southampton City, Inggris. Restoran ini tiba-tiba dibanjiri ulasan bintang satu di Google, yang menurut pemiliknya, Ankit Vaghela, berasal dari akun-akun palsu yang tidak pernah mengunjungi restorannya.

Ulasan Buruk Misterius yang Mengancam Reputasi Restoran

Dalam laporan yang dikutip dari dailyecho.co.uk (10/01/2025), Vaghela dan timnya terkejut saat membaca serangkaian ulasan negatif yang muncul secara mendadak.

“Sebagian besar akun yang memberikan ulasan tampaknya sama sekali tidak terkait dengan pelanggan mana pun yang kami miliki,” ujar Vaghela.

Ia menyebutkan bahwa ulasan tersebut tidak hanya menjatuhkan reputasi restorannya, tetapi juga berdampak pada peringkat restoran di Google, yang dapat memengaruhi jumlah pelanggan baru yang datang.

Salah satu komentar menyebutkan bahwa pelayanan buruk, makanan tidak enak, dan suasana restoran tidak nyaman. Bahkan, ada yang terang-terangan menyarankan orang lain untuk tidak datang ke restoran itu.

Mencurigai Pelanggan yang Pernah Komplain

Vaghela memang tidak tahu pasti siapa dalang di balik ulasan negatif tersebut, tetapi ia memiliki kecurigaan terhadap seorang pelanggan yang pernah mengajukan komplain.

Menurut penuturannya, pelanggan tersebut sebelumnya memesan dosa melalui aplikasi Uber Eats. Tak lama setelah menerima pesanan, pelanggan itu menelepon restoran dan mengeluhkan bahwa makanannya memiliki aroma yang kurang sedap.

Mendengar hal itu, Vaghela langsung menawarkan solusi. Ia meminta pelanggan untuk membawa makanannya ke restoran agar bisa diperiksa langsung. Pasalnya, Vaghela sendiri yang memasak makanan tersebut pada hari itu, dan ia yakin kondisinya masih segar dan tidak bermasalah.

“Saya menjelaskan bahwa kemungkinan aroma itu berasal dari adonannya, dan pelanggan menerima tawaran saya untuk mengganti pesanannya dengan yang baru,” ujarnya.

Namun, yang mengejutkan, pelanggan itu justru meminta pengembalian uang penuh. Vaghela menegaskan bahwa hal tersebut tidak bisa diproses langsung oleh restoran, karena transaksi dilakukan melalui Uber Eats, sehingga pengembalian dana harus melalui aplikasi tersebut.

Tak lama setelah kejadian itu, muncul ulasan bintang satu yang mencurigakan. Vaghela pun menduga bahwa pelanggan yang komplain tersebut bisa saja menjadi salah satu pelaku yang sengaja menjatuhkan reputasi restorannya.

Dukungan Netizen Menyelamatkan Reputasi Restoran

Menyadari bahwa ulasan buruk ini bisa berdampak besar pada bisnisnya, Vaghela memutuskan untuk menceritakan kejadian ini di media sosial, baik di Facebook maupun Instagram.

Beruntung, banyak pelanggan dan netizen yang memberikan dukungan. Mereka tidak langsung percaya pada ulasan negatif yang beredar dan justru semakin menunjukkan kepercayaan mereka terhadap Padharo.

“Beberapa ulasan terasa seperti penghinaan, tetapi kami mencoba memanfaatkan situasi buruk ini sebaik-baiknya,” ungkap Vaghela.

Meski kecewa dengan ulasan palsu yang diterimanya, ia tetap merasa bersyukur karena banyak pelanggan setia yang tetap mendukung bisnisnya.

“Dukungan dari banyak orang sangat menyenangkan untuk dilihat,” pungkasnya.

Ulasan Palsu, Ancaman Bisnis Kuliner di Era Digital

Kejadian yang dialami oleh restoran Padharo ini menjadi contoh nyata bahwa ulasan palsu di internet bisa menjadi ancaman serius bagi bisnis kuliner.

Sayangnya, praktik semacam ini bukanlah hal baru. Beberapa oknum sering menyalahgunakan platform ulasan untuk menjatuhkan reputasi sebuah usaha, baik karena persaingan bisnis maupun karena motif pribadi.

Sebagai pemilik usaha, penting untuk menjaga kepercayaan pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik dan menanggapi setiap ulasan dengan profesional. Sementara itu, bagi konsumen, penting untuk lebih kritis dalam menilai ulasan online, agar tidak terjebak dalam informasi yang menyesatkan.

Bagaimana menurutmu? Pernahkah kamu mengalami atau melihat kasus serupa? 🔥