https://shotbysaini.com

Hamzah Sulaiman, Sosok Budayawan Yogyakarta yang Meninggalkan Warisan Tak Terlupakan

Hamzah Sulaiman, atau yang dikenal dengan nama Raminten, seorang seniman sekaligus pengusaha asal Yogyakarta, meninggal dunia pada Rabu (23/4) di usia 75 tahun. Ia menghembuskan napas terakhirnya setelah dirawat di Rumah Sakit Sardjito sejak Senin (21/4). Parjirono Wijoyo, perwakilan keluarga dan Tim Pengembangan Hamzah Batik, mengungkapkan bahwa Hamzah meninggal dunia akibat faktor usia dan riwayat penyakit gula yang dideritanya.

Hamzah dikenal luas di dunia kuliner dan budaya Yogyakarta, terutama melalui restoran ikoniknya, The House of Raminten, yang telah berdiri sejak 26 Desember 2008 di kawasan Kotabaru. Restoran ini tidak hanya menawarkan kuliner khas Jawa, tetapi juga suasana budaya tradisional yang kental, mulai dari dekorasi dengan ornamen Jawa, aroma dupa yang menenangkan, hingga staf yang mengenakan pakaian adat Keraton.

Nama Raminten sendiri berasal dari karakter yang ia tampilkan dalam pentas ketoprak di salah satu stasiun TV lokal, di mana ia berperan sebagai perempuan Jawa lengkap dengan kebaya, jarik, dan konde. Karakter tersebut akhirnya menjadi ikon yang melekat erat dengan dirinya dan restoran yang didirikannya.

Restoran The House of Raminten awalnya menjual aneka jamu, yang kemudian diikuti dengan menu sego kucing seharga Rp 1.000. Menu sederhana ini justru menjadi awal mula popularitas restoran tersebut. Hingga kini, sego kucing seribu rupiah tetap menjadi daya tarik utama bagi pengunjung.

Selain sebagai pemilik restoran, Hamzah juga mendirikan Hamzah Batik, yang dahulu dikenal dengan nama Mirota Batik Malioboro. Sebagai bentuk penghargaan atas kecintaannya terhadap budaya Jawa, ia dianugerahi gelar Kanjeng Mas Tumenggung Hamijinindyo oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *